Assabil Torehkan Segudang Prestasi Olah Raga Panahan

Achmad Firdaus Assabil memeragakan cara memanah di ruang Kepala Sekolah SD Al Hikmah, Kamis (23/11) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi]

Bentuk Cinta Kepada Nabi Muhammad SAW

Surabaya, Bhirawa
‘Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya’. Peribahasa itulah yang menggambarkan Achmad Firdaus Assabil. Buah hati dari pasangan atlet Karate Achmad Basjori dan Retno Mardiningsih ini rupanya menjadi buah bibir di sekolahnya. Sebab, siswa yang masih duduk di bangku kelas 6 SD Al Hikmah Surabaya ini berhasil menorehkan segudang prestasi.
Salah satunya prestasi yang membuat Sabil bangga adalah olahraga panahan. Pada 20-22 Januari 2017 lalu, ia berhasil meraih juara II di Bogor Open 2017 memanah bersama Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Dalam ajang ‘Bogor Open Archery Competition’, medali perak telah diraihnya. Orang nomor satu di Indonesia ini pun mengaku bangga atas bidikan anak panah milik Sabil.
“Loh sudah main ta? Ya sudah yang sregep (rajin, red) ya biar masuk tingkat Nasional nanti,” kata Sabil menirukan pesan Presiden RI Jokowi yang ditujukan kepadanya di ruang Kepala Sekolah SD Al Hikmah Surabaya, Kamis (23/11) kemarin.
Kepada Bhirawa, laki-laki kelahiran Surabaya 5 Oktober 2005 ini pun memamerkan puluhan piala, medali dan sertifikat yang diraihnya. Baik prestasi akademik maupun non akademik. Mulai piala cerdas cermat tentang agama, Dai Cilik, Tahfidz, lomba pidato tingkat Kota Surabaya, dan juara harapan 5 Olimpiade Science tahun 2017. Tak luput ajang bergengsi juara 2 Show and Tell yang diselenggarakan oleh Lembaga Indonesia Amerika (LIA).
Sedangkan, prestasi di bidang olahraga panahan turut membuntutinya. Dalam waktu setahun, Sabil juara 1 Surabaya excebition program di tahun 2016, juara 2 di Surabaya Internasional Junior Championship tahun 2017. Disusul Juara 1 piala Wali Kota Kediri dan terakhir mendapatkan dua medali perak dan satu perunggu pada pekan olahraga SD/MI se-Jatim yang diselenggarakan di Lumajang.
Sabil yang bercita-cita ingin membuat pesawat terbang ini mengungkapkan bahwa jam bermainnya dihabiskan untuk berlatih panahan dan belajar. Tak ada waktu main-main baginya. Ia membeberkan bahwa panahan itu bukan beradu fisik, melainkan mental. “Panahan itu mengalahkan diri sendiri. Tidak boleh berambisi tapi yakin bidikan sesuai sasaran. Karena ini bermain strategi, strateginya itu mental lawan yang kita serang,” terang Sabil.
Tertariknya olahraga panahan ini ketika Sabil masih berusia lima tahun. Saat itu menonton ‘Film The Message’. Dimana, film tersebut menceritakan perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW. Nah, lambat laun Sabil menggeluti olahraga panahan pada 2016 lantaran sunah. “Panahan itu sunah Rasul. Jadi, ya saya berusaha sebisa mungkin untuk menjadi atlet panahan,” katanya yang gemar membaca buku tentang sejarah islam ini. Atas segudang prestasi itulah, Sabil mendapatkan dukungan penuh yang diberikan sekolah. Hal itu diungkapkan Kepala Sekolah SD Al Hikmah, Bambang. Menurutnya, peran orangtua memang sangat penting untuk menunjang prestasi demi prestasi yang diraih. “Pihak sekolah akan terus mensupport siswa-siswi yang berprestasi seperti Sabil. Meski sekolah tidak memiliki ekstrakurikuler panahan, kami tetap mendukungnya jika ada pertandingan,” kata Bambang.
Bambang pun mengaku telah mengetahui sendiri atas bakat-bakat yang dimiliki Sabil. Hal itu terlihat atas langganannya meraih Ramadan Awards di SD Al Hikmah setiap tahun. Ia sendiri telah menekankan untuk mendidik anak didiknya menjadi berakhlak. “Prestasi itu otomatis mengikuti kalau perilakunya baik. Dan Sabil kalau disekolah itu selalu menjadi penggerak pada semua teman-temannya untuk mengajak salat jamaah,” terangnya.

Getol Bacakan Alquran Saat Mengandung
Bagi Retno Mardiningsih, mendidik anak menjadi baik itu sebuah kewajiban. Bahkan, Ibunda dari Achmad Firdaus Assabil ini telah mendidik buah hatinya ketika masih dalam kandungan. Lantunan ayat suci Al-Quran selalu diperdengarkan kepada Sabil saat berada di rahimnya.
“Peran besar pendidikan anak saya tekankan saat masih dalam kandungan. Saya berusaha mengkatamkan Al-Quran sampai tiga kali sebelum Sabil lahir. Dan itu terwujud karena yang paling didengar sang janin itu suara ibunya,” cerita Retno kepada Bhirawa saat mendampingi anaknya. Bahkan, niat Retno untuk menjadikan anak saleh dan berbakti telah direncanakannya sebelum pada akhirnya terlahir di dunia. Contoh demi contoh yang baik terus digelontorkan pada Sabil. Yaitu kembali kepada Al-Quran. “Nah, hal inilah yang menjadikan anak takut sama Allah,” tuturnya.
Atas prestasi yang diraih Sabil, perempuan berkerudung ini bakal terus mendukung setiap bakat-bakat yang muncul pada anaknya. Bahkan, Sabil, lanjut Retno, akhir-akhir ini suka menggambar awak pesawat terbang dengan mencari referensi dari buku dan internet.
“Apapun kegiatan Sabil, saya pasti dukung. Tentunya tidak meninggalkan kewajibannya yaitu sekolah,” jelasnya. [geh]

Tags: