Astrai Next Gen, Sistem Controling Distribusi Vaksin Aman Berbasis IoT

Mahasiswa FV Unair sukses meraih juara III berkat inovasi Astrai Next Gen, sebuah sistem controling distribusi vaksin aman.

Surabaya, Bhirawa
Terobosan inovasi dilakukan mahasiswa Program Studi Otomasi Sistem Instrumentasi (OSI) Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (FV Unair), yakni melalui Astrai Next Gen, sebuah sistem safety monitoring dan tracking untuk transportasi distribusi vaksin berbasis Internet of Think (IoT). Inovasi ini juga berhasil meraih juara III dalam ajang Olimpiade Vokasi Indonesia (Olivia) 2021 kategori lomba industri bidang piranti cerdas.
Ketua Tim, Halid Misfal memaparkan, vaksin Covid 19 menjadi sebuah kebutuhan yang krusial untuk mengatasi pandemi. Di lain sisi, masa tahan vaksin harus sesuai perhitungan agar bisa digunakan. Karenanya, melalui inovasi ini ia ingin memastikan proses distribusinya aman melalui perangkat IoT yang dibuatnya bersama tim.
“Kami menciptakan sebuah perangkat IoT untuk monitoring suhu dan kelembapan saat pendistribusian vaksin,” terangnya, Kamis (25/11).
Tim Mahasiswa Unair ini menawarkan sensor temperatur suhu pada cold chain Thermo king sehingga bisa terbaca kualitas vaksin selama perjalanan. Pasalnya, sambung Halid, sifat vaksin Covid-19 sendiri sangat sensitif terhadap suhu udara. Sebagai contoh vaksin Covid 19 dari Pzifer yang harus disimpan dalam suhu -25 sampai -15?C. Sementara untuk memantau keberadaan vaksin agar tujuannya terarah hingga ke tempat pelaksanaan vaksinasi, juga ditawarkan fitur lain.
“Kami juga menambahkan fitur Tracking GPS untuk pelacakan cold chain (rantai dingin) secara realtime, dan semua bisa dipantau melalui aplikasi android yang telah kami development,” imbuhnya.
Selanjutnya, mengenai terbentuknya tim, Halid menyebutkan, mereka sebelumnya memang tergabung dalam satu komunitas bernama Astrai Robotic Team. ”Saya ditemani Riyan Ramadhan dan Nadheta Maulidia, teman satu komunitas. Jadi, kita sama-sama memiliki ketertarikan di bidang itu,” ucap Halid.
Meskipun satu ketertarikan, tak menutup kemungkinan mereka mendapati hambatan. Kendala saat koordinasi pembuatan perangkat dan aplikasi IoT pada android sempat terjadi.
“Jadi ketika lomba sudah dekat, kita (tim, Red) ada perbedaan maksud dalam proses menyusun fitur dan pemrograman. Yah, untungnya itu teratasi berkat support lingkungan termasuk dosen,” ungkapnya.
Mengakhiri percakapan saat dihubungi Tim Unair News, Halid menyampaikan harapan atas inovasinya itu.
“Kedepannya kami bakal melakukan upgrade sensor yang benar – benar untuk industrial dan juga membuat simulasi perangkat IoT, yang kemudian bisa dipasangkan ke truck cold chain jadi visualisasi-nya bisa terlihat jelas,” tutup mahasiswa vokasi itu.
Sebagai informasi, Unair sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia yang mendukung mahasiswanya untuk berprestasi di skala nasional dan internasional. [ina]

Tags: