Asuransi Sawah di Bojonegoro Masih Minim

23-sawah-terendam-banjirBojonegoro, Bhirawa
Minat petani Bojonegoro untuk mengasuransikan sawahnya hingga saat ini masih minim. Data dari Dinas Pertanian Bojonegoro mencatat baru 1.419 petani dengan luas 865,76 Ha tanaman padi yang sudah mengansurasikan tanamannya. Sementara total luas lahan di Bojonegoro adalah 78.762 Ha.
Artinya, masih banyak masyarakat yang belum mengikuti asuransi tanaman. Padahal sosialisasi terus digencarkan melaui petugas di masing-masing Kecamatan.  “Kami selalu menggerakkan petugas lapangan pertanian di tiap Kecamatan untuk mensosialisasikan kepada petani agar ikut asuransi,” kata Kabid Produksi Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro Zaenal Fanani, kepada Bhirawa, Selasa (22/3).
Menurutnya, dengan adaya asuransi tanaman ini, masyarakat bisa memanfaatkan saat akan musim tanam, agar saat gagal panen bisa menggantikan biaya tanam. “Apalagi tanaman padi yang dekat dengan Bengawan Solo, sering terdampak banjir. Sehingga nantinya mampu mengganti biaya gagal panen,” ujarnya.
Dengan asuransi tanaman padi tersebut, saat misalnya nanti terjadi gagal panen, para petani bisa mendapatkan klaim Rp 6 juta per Ha, dengan biaya hanya Rp 36 ribu per Ha.  “Apabila petani mengalami gagal panen mencapai 75 persen dari luas lahan yang didaftarkan asuransi itu, maka petani mendapatkan klaim Rp6 juta per satu hektare lahan,” jelasnya.
Namun, apabila gagal panen hanya 75 persen ke bawah, tidak  dapat diklaim Namun, apabila gagal panen hanya 75 persen ke bawah, tidak  dapat diklaimkan.
Dia berharap agar petani yang sawahnya di daerah rawan banjir luapan Bengawan Solo bisa seluruhnya mengasuransikan tanaman padinya, sehingga kalau sewaktu-waktu terendam air banjir maka tidak merugi. “ Biaya asuransi juga tidak mahal cuma Rp 36 ribu per bulan. Padahal, kalau terjadi musibah banjir petani bisa memperoleh ganti rugi sekitar Rp 3 juta,” pungkasnya. [bas]

Tags: