Atap Ambruk, Guru dan Siswa Meninggal Dunia

Petugas dari BPBD Kota Pasuruan mengecek langsung reruntuhan ruang Kelas SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan yang ambruk. Ambruknya empat kelas tersebut saat proses belajar mengajar. [Hilmi Husain]

Kontruksi Tak Layak Diduga Jadi Penyebab Utama
Pasuruan, Bhirawa
Empat atap bangunan kelas SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan ambruk. Ambruknya empat kelas tersebut saat proses belajar mengajar. Akibat kejadian itu, seorang guru dan murid meninggal dunia, sedangkan 11 siswa lainnya mengalami luka-luka dan dilarikan ke RSUD dr R Soedarsono, Kota Pasuruan.
Dua korban yang meninggal itu adalah Sevina Arsy Wijaya (19), warga Kelurahan Mandaranrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Sevina merupakan petugas perpustakaan yang sedang menjadi guru pengganti dan meninggal saat mengajar kelas VA. Satu korban lainnya siswa kelas IIb, Irza Almira, (8), Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.
Empat bangunan kelas yang ambruk itu yakni ruangan 2a, 2b dan 5a dan 5b. Peristiwa naas itu terjadi pada pukul 08.15 saat proses belajar mengajar. Saat itu, atap gedung dari galvalum ambruk secara tiba-tiba. “Ambruknya itu layaknya suara tsunami. Berjalan dari selatan ke utara dan sangat cepat sekali,” ujar guru kelas 2b, Anti di lokasi kejadian, Selasa (5/11).
Anti adalah salah satu guru yang mengajar di kelas 2b, salah satu kelas yang atapnya ambruk. Beruntung ia bisa menyelamatkan diri. Namun, ia sangat syok, saat mendapat kabar siswanya menjadi korban tewas dalam kejadian tersebut.
Salah satu siswa kelas 2b yang selamat, M Taufik Nur Hidayatullah menyatakan ambruknya atap kelas itu secara mendadak. “Atap genting langsung jatuh, semua kaget. Saya bersama teman lainnya langsung berlindung secara spontan di bawah bangku kelas,” ujar M Taufik Nur Hidayatullah.
Selang beberapa menit kemudian ada petugas yang berusaha menyelamatkan siswa-siwi dari reruntuhan itu. Banyak yang berhamburan ke luar ruangan kelas. “Waktu itu, teman-teman banyak yang menangis. Dan banyak juga yang ke luar ruangan kelas. Kondisi ruangan kelas saat itu berdebu dan menghitam. Saya dievakuasi oleh salah satu guru. Hanya lecet di bagian kaki dan tangan,” kata Taufik Nur Hidayatullah.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Pasuruan Samsul Hadi membenarkan bahwa ambruknya empat bangunan kelas SDN Gentong saat proses belajar mengajar. “Saat kejadian, kelas IIa dan IIb sedang ada proses belajar-mengajar. Sedangkan kelas Va dan Vb sedang ada jam olahraga. Tapi, masih ada beberapa orang di ruang kelas Va dan Vb,” ujar Samsul Hadi.
Sekda Kota Pasuruan, Bahrul Ulum meminta agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendik) Kota Pasuruan untuk melakukan pengecekan terhadap semua sekolah yang berada di Kota Pasuruan. “Pemkot Pasuruan sangat prihatin dengan kejadian ini. Kami mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga korban yang meninggal dan diberi kekuatan atas musibah ini. Kami minta agar pihak Dispendik untuk mengecek bangunan sekolah-sekolah yang lain. Di musim hujan saat ini, jangan sampai ada insiden seperti ini lagi,” tandas Bahrul Ulum.
Sedangkan untuk rusaknya atap ruangan kelas SDN Gentong, pihaknya meminta agar bangunan yang terdiri 4 ruangan kelas itu dibongkar.
“Pastinya ini harus dirobohkan semuanya dan dibangun baru. Yang jelas karena ini sekolahan, harus secepatnya dibangun. Untuk proses penganggarannya, kami akan anggarkan di tahun 2020,” jelas Bahrul Ulum.
Bahrul menjelaskan rehab sekolah itu terakhir dilakukan di tahun 2012. Penanganan pasca musibah, proses belajar mengajar tetap dilaksanakan. “Proses belajar mengajar untuk sementara dapat dilakukan pada sekolahan terdekat, apabila ada. Jika tidak, dapat dilakukan secara double shift dikelas yang aman. Alternatif lain, mendirikan tenda darurat untuk kegiatan belajar-mengajar,” urai Bahrul Ulum.
Semua korban luka yang dirawat di RSUD dr R Soedarsono, Lanjut Bahrul, ditanggung sepenuhnya oleh Pemkot Pasuruan. Pemkot Pasuruan juga mendukung langkah-langkah penanganan yang dilakukan oleh aparat yang berwenang.
“Semua biaya rumah sakit ditanggung Pemerintah Kota Pasuruan. Kami juga memberikan santunan kepada korban yang meninggal dunia. Kami minta kejadian ini tidak dimaknai secara politis, karena memang kejadian ini murni musibah. Yang terpenting adalah penanganan pasca bencana dapat dilakukan dengan baik,” tegas Bahrul Ulum.
Sementara itu, Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Agus Sudaryatno menyatakan kontruksi yang tak layak, diduga sebagai penyebab ambruknya atap. Pasalnya, saat kejadian, tidak ada angin ataupun hujan. “Penyebabnya masih kami lakukan penyelidikan lebih lanjut. Kami sudah melihat bangunan kontruksi dan tidak sesuai dengan spesifikasi,” kata AKBP Agus Sudaryatno.
Iapun juga menyayangkan, karena atap galvalum tersebut baru direnovasi 2017. Pihaknya menunggu hasil olah TKP tim Labfor Polda Jatim. “Tim Lapfor dari Polda Jatim akan datang besok (hari ini, red). Sementara keterangan dari saksi-saksi. Yakni penjaga sekolah dan guru-guru. Mungkin ke depan kami akan tindak lanjuti siapa penunjuk bangunan ini. Karena pekerjaaan ini selesai dilakukan 2017. Nantinya akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut, nanti akan kami lakukan penyelidikan RAB-nya,” jelas Agus Sudaryatno. [hil]

Data Korban Meninggal Dunia
Nama                                     Usia             Alamat
1. Sevina Arsy Wijaya        19 Tahun     Tahun Mandaranrejo
2. Irza Almira                       8 Tahun       Gentong

Korban luka yang dirawat intensif di RSUD dr R Soedarsono
Nama                                    Usia             Alamat
1. Zidan,                               8 tahun        Gentong
2. Wildalmul                       11 tahun       Gentong
3. Abdul Muktim                11 tahun       Gentong
4. Hilda Salsa                    11 tahun       Gentong
5. Alisah                              7 tahun         Gentong
6. Kina                                 8 tahun         Wirogunan
7. Akbar                              8 tahun         Gentong
8. Siti Rohmania               8 tahun         Gentong
9. Aisyah                             8 tahun         Karya Bakti
10. Ahmad Gerhana         8 tahun         Gentong
11. Zahra Salsabilla          9 tahun        Gentong

Tags: