Atasi Bencana, BPBD Jatim Gandeng Divisi Infanteri 2/Kostrad

Kalaksa BPBD Provinsi Jatim, Suban Wahyudiono beserta jajaran disambut oleh Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 2/Kostrad, Mayjen TNI Tri Yuniarto saat bertandang di markas Divisi Infanteri 2/Kostrad pada Rabu (11/3).

Surabaya, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim terus bergerak dalam upaya penanggulangan bencana. Selain membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana), BPBD Provinsi Jatim juga berkolaborasi dengan segala instansi dan lini dalam upaya penanggulangan bencana.
Kini BPBD Provinsi Jatim berkolaborasi dengan Divisi Infanteri 2/Kostrad di Singosari, Malang. Kolaborasi ini dibuktikan BPBD dengan bertandang di markas Divisi Infanteri 2/Kostrad pada Rabu (11/3).
Kedatangan Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Jatim, Suban Wahyudiono beserta jajaran disambut oleh Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 2/Kostrad, Mayjen TNI Tri Yuniarto.
“Bencana itu tanggung jawab kita bersama. Semua unsur, Pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha harus ikut bersama-sama gotong royong dalam penanggulangan bencana. Seperti halnya kolaborasi kami dengan Divisi Infanteri 2/Kostrad,” kata Suban Wahyudiono kepada Bhirawa, Kamis (12/3).
Suban menjelaskan, kolaborasi itu dirasa efektif lantaran Divisi Infanteri 2/Kostard mempunyai 22 batalyon yang tersebar di Jawa Timur. Bahkan Pangdivif mempunyai peralatan untuk kebencanaan yang sangat memadai.
“Peralatan kebencanaan sangat memadai. Seperti contoh, Divisi Infanteri 2/Kostrad mempunyai jembatan beli, peralatan dapur umum, dan peralatan kesehatan yang lengkap. Sehingga Pemprov Jatim perlu berkolaborasi menyatukan pandangan di dalam kolaborasi penanggulangan bencana,” jelasnya.
Selain peralatan, sambung Suban, SDM (Sumber Daya Manusia) juga sangat mencukupi. Seperti 22 batalyon yang tersebar di Jawa Timur. Sehingg untuk kecepatan penangganan kebencanaan bisa melibatkan 22 batalyon ini.
Hal itu dikui Suban sebagai satu tolak ukur untuk penanganan kebencanaan yang efektif. Bahkan pihaknya menyingkronkan dari 38 Kota/Kabupaten di Jatim, bila sewaktu-waktu terjadi bencana di suatu wilayah, maka batalyon daerah mana dulu yang bisa diperbantukan dalam penangganan kebencanaan.
“Misalnya di daerah yang terjadi bencana itu ada personel Kodim. Tapi nantinya kalau tenaganya kurang, bisa berkolaborasi dengan anggota Divisi Infanteri 2/Kostrad. Sebab, bencana itu tanggung jawab kita bersama. Dan penyelesaiannya harus pentahelik,” pungkasnya. [bed]

Tags: