
Kabid Air Baku Irigasi, Dinas PU SDA Bojonegoro, Bungku Susilowati. (achmad basir)
Upaya meminimalisir dampak kekeringan di berbagai wilayah Bojonegoro, Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) telah melakukan menormalisasi embung dan membangun embung baru yang dirasa rawan kekeringan saat musim kemarau.
Kepala Bidang Air Baku Irigasi, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Bojonegoro, Bungku Susilowati menjelaskan, bahwa selama musim kemarau ini pihaknya sedang melakukan normalisasi embung dan bangun embung baru yang ada di Kabupaten Bojonegoro, yang kebanyakan mengalami pendangkalan.
Nantinya, setelah dilaksanakan normalisasi embung diharapkan pada waktu musim hujan bisa menampung air sebanyak-banyaknya.
” Tahun ini ada 5 lokasi embung, empat embung baru dengan volume 29.904 m3 dan 1 embung dinormalisasi dengan volume 7.518 m3,” ungkapnya, kepada Bhirawa kemarin (5/9).
Dari 5 lokasi tersebut, Bungku menyebutkan empat pembangunan embung baru itu ada di Desa Bareng dan Bobol keduanya berada di Kec Sekar, Desa Kabalan, Kec Kanor, dan Desa Kedungadem Kec Kedungadem. Sedangkan untuk normalisasi embung berada di Desa Dayu Kidul Kec Kedungadem.
” Normasliasi dan Empat embung baru pekerjaan sudah selesai 100 persen,” jelasnya.
Adpun pembangunan embung baru disesuaikan kebutuhan warga, pasalnya embung itu juga sebagai upaya untuk mengatasi kekurangan air warga saat musim kemarau melanda.
Untuk diketahui, sebagai upaya menjaga ketersediaan suplai air baku untuk kebutuhan irigasi atau pertanian di Kabupaten Bojonegoro, yang sekaligus untuk menjaga ketahanan pangan, Pemkab Bojonegoro, melalui Dinas PU SDA telah membangun embung sebanyak 533 embung yang tersebar di 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro.
Dari jumlah embung tersebut, yakni menggunakan tanah milik solo valley, tanah kas desa (TKD), tanah Negara (TN), tanah asset milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, dan menggunakan tanah milik Perhutani. [Bas.gat]