Atasi Kekeringan, Petani Lumajang Beralih Tanam Palawija

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Lumajang, Bhirawa
Musim kemarau dengan potensi kekeringan di wilayah Kabupaten Lumajang, membuat para petani mengalihkan pola tanam dari padi ke komoditi palawija. Hal ini untuk mengatasi agar musim kering dengan potensi kekurangan air tidak menganggu produktivitas lahan pertanian yang dikelolanya.
‘’Pengalihan pola tanam ini dilakukan petani karena berkurangnya pasokan air untuk lahan pertanian yang dikelolanya,’’kata Ir Paiman Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lumajang, Rabu (5/8).
Pengalihan pola tanam selama kemarau yang dipilih petani, kebanyakan adalah untuk komoditi kedelai.  Kondisi ini ternyata juga sangat menguntungkan. ‘’Kabupaten Lumajang optimis target untuk penanaman komoditi kedelai tahun 2015 seluas 1.449 hektar akan terpenuhi,’’jelasnya bangga.
Bahkan target ini telah melebihi, karena saat ini dari pendataan melalui UPT (Unit Pelaksana Tehnis) Dinas Pertanian di berbagai wilayah Kecamatan, penanaman kedelai sudah mencapai 1.700 hektar.
Lebih lanjut Paiman mengungkapkan hal ini dipicu kemauan petani yang tahun sebelumnya tidak melirik untuk menanam komoditi kedelai, memasuki musim kemarau tahun ini mengalihkan pola tanam ke komoditi tersebut. ‘’Artinya, saat ini petani tidak lagi memaksakan diri untuk menerapkan pola tanam padi-padi-padi, menjadi padi-padi-palawija dalam setahun masa tanam,’’papar Paiman.
Saat ini,  lanjut Paiman petani juga tidak memaksanakan diri untuk terus menanam padi sepnajang musim tanam setahun, dengan membuat sumur bor di lahannya. ‘’Tetapi, mereka mengalihkan pola tanam ke palawija, terutama kedelai di saat memasuki musim kemarau,’’ terangnya.
Untuk musim kemarau yang rawan terjadi kekeringan, Distan Kabupaten Lumajang menilai relatif berpengaruh terhadap suplai kebutuhan air untuk lahan pertaian, khususnya sawah dengan komoditi tanam padi. ‘’Namun secara keseluruhan, kekeringan ini dinilai tidak terlalu berdampak terhadap produktivitas lahan pertanian yang ada,’’tegasnya.
Menurut Paiman, harga kedelai di pasaran saat ini dinilai sudah lumayan. Yakni mencapai Rp. 6 ribu perkilogramnya. Sehingga petani dipastikan akan mendapatkan keuntungan jika mengalihkan pola tanam ke komoditi tersebut. ‘’Meski harga kedelai di pasaran masih belum maksimal, karena patokan Distan bisa dioptimalkan mencapai Rp. 7.500 perkilogramnya,’’tandasnya.
Apalagi, produktivitas tanaman kedelai di Kabupaten Lumajang perhektarnya bisa dipacu antara 1,5 sampai 1,7 ton perhektarnya. ‘’Dan produktivitas ini masih bisa dioptimalkan lagi menjadi 1,9 ton perhektar melalui penerapan tehnologi pertanian yang tepat,’’paparnya. Dengan produktivitas sebanyak itu, tentu petani akan terpacu menanam kedelai. [yat]

Tags: