Atasi Kekurangan Daging, KPw BI Malang Dukung Pembiakan Sapi Potong

Kepala BI Malang Azka Subhan Aminurridho, saat berada di pengembangan sapi

Kota Malang, Bhirawa
Untuk memenuhi kebutuhan akan daging sapi, dibutuhkan upaya peningkatan produktifitas ternak. Melalui program pelatihan Inseminasi Buatan dan manajemen pemberian pakan yang baik sehingga berhasil pembibitan sapi potong.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Azka Subhan Aminurridho, menyampaikan BI mendorong penguatan potensi ternak sapi potong Serta kawasan pembibitan sapi potong atau penyedia bibit sapi bakalan. Inseminasi Buatan mencapai > 80 persen. Klaster pembibitan sapi potong diharapkan sebagai percontohan kawasan dalam kebutuhan peternak dari hulu ke hilir di Kabupaten Malang.

“Sosialisasi Pendampingan Klaster Pembiakan Sapi Potong upaya pemenuhan daging sapi yang dilaksanakan di Balai Dusun Kecopokan Desa Senggreng Kabupaten Malang,”tuturnya.

Azka Subhan Aminurrido, hadir di lokasi kegiatan, bersama Kepala Dinas Pertanian – Kabupaten Malang Nurcahyo, SH, M. Hum, Camat Sumberpucung Joanico Da Costa S.Sos, M.M, Tim Pendamping Klaster Pembiakan Sapi Potong – Prof Dr. Ir. Trinil Susilowati.
Komoditas sapi merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi, terdapat kesenjangan antara ketersediaan daging sapi dengan kebutuhan daging Nasional.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan kebutuhan daging sapi dan kerbau secara nasional untuk tahun 2021 mencapai 696.956 ton, sementara ketersediaan daging sapi atau kerbau lokal hanya 473.814 ton sehingga dibutuhkan impor sebesar 47 persen.

“Dalam rangka mempercepat pencapaian peningkatan produksi daging di dalam negeri guna memenuhi permintaan konsumsi masyarakat Indonesia, mengurangi ketergantungan impor terhadap daging dan ternak bakalan,” tegasnya.

Kementerian Pertanian, lanjutnya meluncurkan program Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (UPSUS SIWAB). Upaya ini dilakukan sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mengejar swasembada daging sapi pada tahun 2026.

Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah penghasil sapi potong terbesar di Jawa Timur.
Apalagi Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Timur Tahun 2019 pupulasi sapi potong di Kabupaten Malang mengalami peningkatan tiap tahunnya, dan tersebar di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Wajak, Sumberpucung, Kalipare, Gedangan dan Singosari.

Dalam mendukung pencapaian swasembada daging sapi, pada tahun 2020 KPw BI Malang melakukan inisiasi pengembangan Klaster Pembiakan Sapi Potong di Desa Senggreng Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang. Inisiasi awal klaster dimulai dengan program Inseminasi Buatan (IB) bekerja sama dengan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.

Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang berpotensi untuk pengembangan klaster sapi potong karena banyaknya populasi sapi potong yang tersebar di beberapa dusun, yaitu Ngrancah (329 ekor), dusun Kecopokan (276 ekor), dusun Krajan (75 ekor), dengan sebaran terbanyak adalah sapi betina/indukan.

Populasi sapi potong, 90% usaha dilakukan oleh peternakan rakyat yang skala usahanya kecil dan belum berorientasi pada produksi bisnis, pemberian pakan sangat tergantung pada ketersediaan sumber daya alam yang ada sehingga kualitas dan kuantitas pakannya masih rendah. Program pendampingan Klaster Pembiakan Sapi Potong yang dilakukan KPw BI Malang bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan Inseminasi Buatan, penguatan kelompok ternak sapi potong, perbaikan manajemen pembiakan sapi potong mulai dari pemilihan indukan, pemeliharaan kandang dan sistem pemasaran, penyediaan pakan ternak secara mandiri dengan pembuatan konsentrat dan complet feed berbasis pakan lokal serta pengolahan limbah menjadi usaha cacing untuk pakan ternak dan ikan serta pengolahan pupuk organik untuk kebutuhan pertanian dan sayuran.

Program Inseminasi Buatan pada tahap awal yang dilakukan KPw BI Malang pada tahun 2020 dilakukan pada 53 ekor sapi di kelompok ternak Wijikamulyan di Desa Senggreng. Program pembibitan sapi potong ini dilakukan melalui adopsi teknologi peternakan yaitu persilangan ternak lokal dengan ternak yang bersumber dari bibit unggul melalui Inseminasi Buatan. Pelaksanaan IB menggunakan teknologi Double Dosis dengan model waktu 2 dan 8 jam untuk mengoptimalkan tingkat keberhasilan kebuntingan sapi.

Pelatihan yang telah dilakukan untuk meningkatkan kapasitas SDM kelompok ternak Wijikamulyan yaitu pelatihan kepada inseminator, pelatihan Inseminasi Buatan, pelatihan manajemen administrasi dan keuangan, serta pelatihan pembuatan pakan ternak.(mut)

Tags: