Atasi Kelangkaan Elpiji 3Kg, Dewan Jombang Desak Aparat Turun Tangan

Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jombang menemukan puluhan tabung elpiji tiga kilogram yang kosong di salah satu toko pengecer di Desa Kepuh Kembeng, Peterongan, Jombang, Kamis (30/08).[Arif Yulianto/ Bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang meminta agar aparat keamanan segera bergerak menangani persoalan kelangkaan elpiji tiga kilogram yang terjadi akhir-akhir ini di Kabupaten Jombang.
Hal itu setelah Komisi B DPRD Kabupaten Jombang mengetahui secara langsung rentetan permasalahan kelangkaan elpiji ‘melon’ ini pasca Inspeksi Mèndadak (Sidak) terkait permasalah ini di berbagai level, mulai dari toko pegecer hingga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE), Kamis (30/08).
“Kita minta aparat keamanan juga melakukan pengawasan, ini kan sudah jelas dari Pertamina tidak ada pengurangan, sedangkan sampai di lapangan ada pengurangan,” ujar Rohmad Abidin.
Dari hasil sidak, Ketua Komisi B DPRD Jombang, Rohmad Abidin menemukan, pengurangan elpiji dari pangkalan ke pengecer, dan dari agen ke pangkalan. Sementara dari tingkatan Pertamina ke SPBE tidak mengalami pengurangan.
“Persoalan ini adalah persoalan distribusi, apakah memang yang dari agen ke penyalur itu yang kemudian ada pengurangan, sedangkan jatah dari Pertamina, tidak ada pengurangan, di satu SPBE ini, tapi kan ada lima SPBE, kita kan belum tahu yang empat lagi,” paparnya kepada sejumlah wartawan di salah satu SPBE di Desa Glagahan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.
“Dari SPBE sini ke agen juga tidak ada pengurangan, dari agen ke penyalur, itu yang ada pengurangan,” tandasnya.
Sebelumnya, saat di sebuah pangkalan elpiji di Desa Kepuh Kembeng, Peterongan, Jombang, pemilik pangkalan bernama Ahmad Subakri mengaku, dari dua agen yang mensuplai elpiji tiga kilogram ke pangkalannya, salah satunya memang melakukan pembatasan.
“Dari Indo Makmur ‘nggak’ pernah kurang, kalau dari Gas Ijo kurang. Dulunya 100 (tabung), sekarang 60. Nggak tahu (alasannya), katanya pengurangan, katanya ‘gitu’,” jelas Ahmad Subakri.
Ahmad Subakri menambahkan, harga jual elpiji tiga kilogram di pangkalannya kepada toko pengecer di patok dengan harga tertinggi 16.500 rupiah per tabung.
Di salah satu toko pengecer di lokasi berbeda namun masih di wilayah Desa Kepuh Kembeng, Peterongan, Jombang milik Juwariyah (63), Komisi B DPRD Jombang juga menemukan kelangkaan elpiji. Hal itu dapat terlihat dari sekitar 15 tabung elpiji tiga kilogram yang ada di toko tersebut kondisinya kosong saat Sidak.
Juwariyah mengatakan, kelangkaan elpiji di tokonya telah terjadi pada dua minggu terakhir. Kata Juwariyah, informasi yang didapatnya, elpiji tersebut memang dibagi-bagi, sehingga pasokan pun dikurangi. Sebelum ada pembatasan, Juwariyah menambahkan, biasanya ia mendapatkan jatah 50 tabung. Namun setelah pembatasan, hanya mendapatkan jatah 20 tabung.
Untuk harga jual kepada konsumen, Juwariyah menjual tabung elpiji tiga kilogram pada harga 18.000 ribu rupiah per tabung dari harga kulakan 16.100 rupiah,dan tidak mengalami perubahan sejak elpiji langka. Juwariyah berharap, permasalahan kelangkaan elpiji ini segera dapat diatasi oleh pemerintah maupun DPRD Jombang.
“Jangan dikurangilah, mintanya supaya lancar gitu ajalah. Kasihan sama rakyat kecil, yang jualan nasi goreng, pangsit, warung-warung itu kan kasihan kalau dikurangi,” tutur Juwariyah.(rif)

Tags: