Atasi Kenaikan Minyak Goreng, Pemkot Surabaya Bakal Gelar Operasi Pasar

Wawali Surabaya Armuji saat mengunjungi salah satu distributor di Kawasan Industri SIER.

Surabaya, Bhirawa
Jelang akhir tahun, harga minyak goreng mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi. Tidak hanya minyak goreng dalam kemasan, minyak goreng curah juga mengalami hal serupa. Untuk itu, Pemkot Surabaya kini sedang berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk mengatasi kenaikan itu.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengunjungi salah satu distributor di Kawasan Industri SIER pada Rabu (1/12), guna memastikan stok minyak goreng dan harga sesuai HET didampingi Disperindag serta Direktur Pemasaran SIER. “Untuk menjamin distribusi lancar kita siapkan skema operasi pasar di 31 kecamatan dan pengawasan terhadap distributor minyak goreng melalui Disperindag,” kata Cak Ji, sapaan akrab Armuji.

Dirinya menyebutkan kenaikan harga Minyak goreng itu menyebabkan kenaikan sejumlah komoditi lainnya seperti makanan . Selain itu ia juga mendapatkan banyak masukan dari ibu – ibu terkait kenaikan minyak goreng.

Masih kata Cak Ji, menegaskan Pemkot Surabaya akan mengambil langkah tegas apabila ada pihak-pihak yang mengambil untung dalam kenaikan harga minyak goreng ini. “Ibu-ibu paling pusing kalau harga minyak goreng naik, memang kondisi global harga bahan baku naik tapi kita harus mengambil langkah,” tandasnya.

Dalam kunjungan ke PT Indomarco Adi Prima itu, Cak Ji didampingi Kepala Bidang Distribusi Dinas Perdagangan Surabaya, Trio Wahyu Bowo, dan Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT SIER, Silvester Budi Agung.

Kedatangannya di gudang Indomarco disambut oleh Office Manager PT Indomarco Adi Prima Obed Bryan, Sales Manager PT Indomarco Adi Prima Imam Mawardi, dan Purchasing & General Affairs Manager PT Indomarco Adi Prima Erens Robert.

Obed menjelaskan bahwa penentuan harga jual minyak goreng mengikuti acuan harga dari pabrik, karena pabrik juga menentukan harga berdasarkan harga bahan baku. Bila harga dari pabrik sudah mahal, sehingga harga jual pun mau tidak mau akan ikut mahal. “Memang stoknya kosong untuk minyak goreng. Makanya tempat atau rak yang seharusnya diisi kardus minyak goreng, sementara digantikan dengan produk lain”, kata Obed.

Direktur Pemasaran dan Pengembangan SIER, Silvester Budi Agung menjelaskan bahwa naiknya harga minyak goreng ini disebabkan oleh meningkatnya harga bahan baku minyak goreng, yaitu Crude Palm Oil (CPO). Tentunya diikuti juga dengan kelangkaan minyak goreng yang menyebabkan harga di pasaran mengalami peningkatan yang signifikan.

“Sesuai siklus pada saat musim dingin, negara-negara empat musim memerlukan lebih banyak energi termasuk pemanfaatan energi dari CPO. Termasuk konsumsi CPO untuk bauran energi di dalam negeri. Sehingga CPO pun menjadi langka, semoga segera ada pengendalian stok dengan kombinasi operasi pasar atau sejenisnya sehingga stok dan harga kembali stabil,” jelas Silvester.[iib]

Tags: