Atasi Stunting Tinggi di Jember, Gus Fawait Gaungkan “Revolusi Putih” Usulan Prabowo Subianto

Jember, Bhirawa
Fraksi Gerindra DPRD Jatim menggaungkan ‘Revolusi Putih’ demi membangun karakter bangsa yang sehat dan kuat. Salah satu caranya menjadikan susu sebagai konsumsi rakyat Indonesia setiap hari. Kata ‘putih’ dalam Revolusi Putih identik dengan warna susu.

Revolusi Putih sendiri diusulkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang akan diteruskan di seluruh kadernya yang berada di kursi dewan, salah satunya Fraksi Gerindra DPRD Jatim.

Hal itu disampaikan Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim, Muhammad Fawait dalam menyikapi kasus stunting yang masih tinggi di Jawa Timur, khususnya di wilayah Jember, Situbondo dan Bondowoso.

Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang dirilis Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa Kabupaten Jember menempati urutan pertama di Jawa Timur dalam prevalensi balita stunting, yakni mencapai 34,9 persen atau sekitar 35.000 balita.

“Revolusi Putih ini bisa menjadi sumbangsih Gerindra untuk turut serta memikirkan bagaimana angka stunting di Provinsi Jatim itu bisa menurun,” kata Gus Fawait, sapaan akrab Muhammad Fawait.

Pria yang juga sebagai Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) ini menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya mendorong pemerintah provinsi, tapi juga memberikan ide agar angka stunting bisa turun berkat Revolusi Putih yang di gagas Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

“Selain sosialisasi yang sudah dilakukan Pemprov Jatim, kami juga tawarkan Revolusi Putih oleh Pak Prabowo ketua umum kami. Seperti memberikan susu kepada balita di daerah-daerah. Ini sebuah ide menarik yang bisa membantu Pemkab maupun Pemprov Jatim,” ujarnya.

Tingginya angka stunting ini, kata Gus Fawait, tidak lepas dari angka kemiskinan yang juga relatif banyak di daerah-daerah. Kemudian, angka stunting yang tinggi ini berbahaya dibanding hal yang lain.

“Kenapa berbahaya, karena stunting ini kan dimana anak-anak usia balita yang mengalami perlambatan pertumbuhan lebih parah dibandingkan gizi buruk. Sedangkan generasi masa depan dalam jangka panjang ini tergantung dari generasi muda atau generasi yang sekarang masih balita ini,” bebernya.

“Bayangkan semakin banyak balita kita yang kategori stunting, maka kualitas dari generasi penerus masa depan di Provinsi Jatim ataupun di Kabupaten itu juga pasti terganggu,” tambahnya.

Maka, lanjut Gus Fawait, dalam kesempatan ini Fraksi Gerindra DPRD Jatim akan menyuarakan, terutama di P-APBD 2023 agar pemerintah provinsi membantu pemerintah kabupaten yang dianggap tidak mampu mengatasi stunting. “Contohnya di Kabupaten Jember ini untuk memberikan perhatian lebih dalam penanganan angka stunting,” jelasnya.

Untuk diketahui, Kabupaten Jember adalah Kabupaten dengan jumlah penduduk yang besar di daerah Tapal Kuda. Secara ekonomi pun juga akan berdampak signifikan terhadap Provinsi Jawa Timur.

“Kita lihat angka stunting di Jember ini tertinggi dan di Jember ada kampus yang banyak, namun angka stuntingnya besar artinya pemerintah daerah tidak mampu,” terangnya.

Pihaknya pun berharap pemprov Jatim bisa membantu dan turun tangan dalam mengurangi angka stunting yang ada di Jember dan kabupaten yang lain.

“Kami sudah keliling bertemu dengan konstituen di Jember. Nah kebetulan yang saya temui banyak emak-emak dan salah satu yang emak-emak sampaikan di beberapa tempat hampir sama yaitu adalah angka stunting yang tinggi,” pungkasnya. [geh,efi.hel]

Tags: