Atlet Silat PSHT Dominasi Kejuaraan Dandim Cup

Turnamen pencak silat Dandim CUP I menjadi ajang seluruh perguruan pencak silat di Kabupaten Nganjuk untuk mengasah atlet muda berbakat.(ristika/bhirawa)

Kab.Nganjuk, Bhirawa
Bertempat di Gedung Juang 45 Nganjuk, kejuaraan pencak silat Dandim Cup I digelar dan diikuti 211 atlet pencak silat dari sejumlah perguruan di Kabupaten Nganjuk. Dalam turnamen yang melombakan kelas A, B, C dan D atlet dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) mendominasi disusul atlet perguruan As’ad dan Pagar Nusa.
Dari jumlah total 211 atlet silat yang berlaga, sekitar 150 orang merupakan atlet dari PSHT, sedangkan sisanya merupakan atlet dari perguruan As’ad dan Pagar Nusa. “Saya mengapresiasi perguruan pencak silat yang saat ini berusaha keras dan terus mencetak atlet-atlet pecak silat muda berbakat. Untuk itu turnamen Dandim Cup ini menjadi ajang untuk mencari atlet silat terbaik,” kata Letkol Arh. Sri Rusyono Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Nganjuk.
Sri Rusyono juga memberi motivasi langung kepada atlet muda pencak silat, agar bertanding dengan sportif dan mengerahkan seluruh kemampuannya. Menurutnya, perguruan pencak silat di Kabupaten Nganjuk dianggap telah berhasil melestarikan olahraga beladiri tradisional. Sehingga peran IPSI telah mampu melestarikan seni budaya.
Selain itu, Sri Rusyono juga menilai, saat ini pencak silat kembali menjadi olahraga yang disenangi dan dipelajari generasi muda Kabupaten Nganjuk. Buktinya, seni beladiri cukup menggeliat di tengah masyarakat. Generasi muda berkeinginan mendalami olahraga pencak silat.
Bahkan, dikatakan Sri Rusyono, warga negara asing saat ini banyak yang mempelajari dan mengembangkan pencak silat. IPSI Kabupaten Nganjuk, tentu sangat mendukung program dari seluruh perguruan pencak silat di Nganjuk dan terus mensuport kegiatan-kegiatan yang bersifat positif . Selain memunculkan atlet handal, kerukunan antar perguruan silat juga tidak kalah pentingnya. “Pencak Silat dipersatukan oleh keaneka ragaman. Pencak silat merupakan beladiri tradisional warisan nenek moyang bangsa Indonesia sudah mendunia, sayang kalau potensi atlet silat Kabupaten Nganjuk tidak dapat berkembang secara maksimal,” tegas Sri Rusyono.
Lebih lanjut Dandim 0810/Nganjuk berpesan kepada para atlit agar tetap legowo dan menjunjung tinggi sportifitas. “Dalam pertandingan ada kalah dan menang. Bagi yang kalah bisa legowo atas kekalahanya dan mau belajar atas kekalahan tersebut. Dan bagi yang menang bisa sportif dan tidak boleh sombong. Siapapun yang menang adalah yang mewakili IPSI Nganjuk,” pungkas Sri Rusyono.(ris)

Tags: