ATM Samsat Jatim di Pameran Pelayanan Publik di Korsel

Menpan dan RB Asman Abnur, Kepala Dipenda Provinsi Jatim Bobby Soemiarsono SH MSi, Kepala Biro Organisasi Setdaprov Jatim Setiadjit SH, MM serta delegasi Indonesia berfoto bersama Mini ATM Samsat Jatim di sela pameran.

Menpan dan RB Asman Abnur, Kepala Dipenda Provinsi Jatim Bobby Soemiarsono SH MSi, Kepala Biro Organisasi Setdaprov Jatim Setiadjit SH, MM serta delegasi Indonesia berfoto bersama Mini ATM Samsat Jatim di sela pameran.

Meski Bentuk Aneh, Diapresiasi karena Ubah Layanan Tradisional Jadi Modern
Kota Surabaya, Bhirawa
Bentuknya aneh. Kotak, memiliki ukuran 50 X 50 cm dan ada layar monitornya. Terdapat pula logo instansi ikonik milik Pemprov Jatim, Polri dan Jasa Raharja. Mini ATM Samsat Jatim. Itulah nama alat yang mengundang penasaran pengunjung Pameran Inovasi Pelayanan Publik Internasional atau yang disebut Gov3.0 Global Forum 2016 Together With The World di Busan Korea Selatan.
Dipilihnya Anjungan Tunai Mesin (ATM) Samsat Jatim bukanlah suatu kebetulan. Tapi pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB) menilai ATM Samsat Jatim merupakan inovasi pelayanan publik terbaik di Indonesia. Sebab berkat alat ini, pelayanan yang sebelumnya orang bertemu orang berubah menjadi orang bertemu mesin.
Hal ini pula yang mendapat apresiasi dari pengunjung dan negara-negara lain peserta pameran Gov3.0 Global Forum 2016 Together With The World. Sebab hanya dengan alat sederhana tapi mampu mengubah pola pelayanan tradisional menjadi modern dan sangat mudah.
“Alhamdulillah selama pameran pengunjung sangat antusias melihat ATM Samsat Jatim ini. Kesan pertama mereka saat melihat ATM Samsat Jatim ini adalah alat yang aneh, penggunaannya sangat spesifik. Alat apa ini sebetulnya ?. Mayoritas mereka heran dengan alat kita ini,” kata Kepala Dinas Pendapatan (Dipenda) Provinsi Jatim Bobby Soemiarsono SH, MSi, Minggu (20/11).
Saat mendapat pertanyaan dari pengunjung, kata Bobby, pihaknya menjelaskan dengan detail fungsi dari ATM Samsat Jatim. Yakni sebagai alat membayar pajak kendaraan bermotor. Dengan alat ini, wajib pajak tidak perlu datang ke Kantor Samsat Bersama, tapi cukup di ATM Samsat Jatim saja. “Agar pengunjung paham, kita lakukan peragaan juga. Mulai ngeprint hingga pengesahan,” katanya.
Menurut dia, negara-negara lain sangat mengapresiasi inovasi pelayanan publik ini. Alasannya, dari sebelumnya pelayanan secara manual, orang bertemu orang menjadi orang bertemu mesin. “Mengubah pola pelayanan inilah yang menurut negara lain itu susah. Kalau alatnya mungkin mereka lebih canggih. Tapi perubahan sistem ini yang menurut negara lain sangat luar biasa,” tuturnya.
Dalam pameran yang diselenggarakan selama dua hari mulai 9-10 November 2016 lalu ini, Bobby mengatakan, ATM Samsat Jatim mendapat stan yang letaknya sangat strategis. Yakni di tengah-tengah pameran menuju panggung utama. Sehingga ketika orang ingin datang ke panggung utama, pasti melewati stan ATM Samsat Jatim.
“Kalau yang datang berapa, jumlahnya sangat banyak. Ratusan goodie bag yang kita bawa habis. Setiap orang lewat pasti mampir ke stan kita. Mungkin mereka melihat alat yang bentuknya aneh. Kita memang tidak membawa alat ATM Samsat Jatim yang besar, tapi hanya embosernya. Kita menyebutnya mini ATM Samsat. Kalau membawa ATM Samsat yang betulan, terlalu besar. Beratnya saja bisa 200 kilogram. Jadi kita bawa embosernya saja,” ungkapnya.
Ke depan, kata Bobby, ATM Samsat Jatim ini akan dipasang di Kantor Pos daerah-daerah pinggiran yang jauh dengan Samsat Induk. Sehingga masyarakat yang ingin membayar pajak kendaraan bermotor tidak perlu jauh-jauh datang ke Samsat Induk, tapi cukup hanya di Kantor Pos.
Apakah ada yang ingin membuat seperti ATM Samsat Jatim ?. “Banyak yang ingin membuat, tapi mereka kesulitan pada sistemnya. Kalau mesin ATM Samsatnya mudah membuatnya. Alatnya bisa dibeli dan software yang mudah dicari. Tapi sistemnya yang sulit. Sebab ada tiga instasi yakni pemprov, polisi dan jasa raharja yang saling bersinergi. Di daerah lain masih belum bisa,” jelas Bobby.
Setiap minggu, lanjutnya, pasti ada tamu yang datang ke Dipenda Jatm untuk melihat dan mengetahui lebih detail soal ATM Samsat Jatim. “Mareka kesulitan sistemnya. Sistem di polisi yang mendukung kita, kita mendukung tugas mereka, Jasa Raharja juga begitu. Itu yang sulit. Mereka akhirnya pakai ATM bank, tapi wajib pajak tetap datang ke Samsat. Masih belum seperti kita,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Organisasi Setdaprov Jatim Setiadjit SH, MM yang turut hadir dalam pameran tersebut menambahkan, Pemprov Jatim sangat bangga mewakili Indonesia dalam ajang pameran inovasi pelayanan publik bergengsi di Korea Selatan. Sebab kesempatan ini tidak mudah didapat jika tidak memiliki inovasi pelayanan publik yang sangat inovatif.
“Dari pameran itu bisa saya tarik kesimpulan, semua negara sekarang sudah menggunakan IT untuk memberikan inovasi pelayanan publik. Sudah tidak zamannya lagi memberikan pelayanan secara manual. Di negara lain yakni di Uzbekistan, negara kecil yang berkembang membuat KTP itu sudah online dari android. Jadi sangat mudah. Ini tentu menjadi cambuk bagi kita untuk terus berinovasi memberikan kemudahan dalam hal pelayanan,” pungkasnya. [Zainal Ibad]

Tags: