Audensi HPP-TPR Pasar Besar Memanas, DPRD Kota Batu Agendakan Audensi Lanjutan

Suasana audensi antara HPP dengan TPR Pasar Besar yang digelar DPRD Kota Batu di ruang paripurna , Senin (7/12).

Kota Batu, Bhirawa
Suasana memanas terjadi dalam audensi antara HPP dengan Tim Percepatan Renovasi (TPR) Pasar Besar Kota Batu yang digelar DPRD Kota Batu di ruang paripurna gedung DPRD, Senin (7/12). HPP menyatakan tidak menyetujui DED yang ditawarkan TPR bersama konsultan. Akibat kebuntuan ini Dewan kembali mengagendakan audensi lanjutan yang dijadwalkan pada hari ini, Selasa (8/12).

Dalam audensi terkait percepatan renovasi pasar kemarin dipimpin langsung Ketua DPRD Batu Asmadi, Wakil Ketua I Nurrochman, dan Wakil Ketua II Helly Suyanto. Pimpinan dewan ini memimpin audensi antara Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Kota Batu dengan Tim Percepatan Renovasi (TPR) Pasar Besar, dalam hal ini terdiri dari Diskoperindag bersama konsultan renovasi pasar.

“Kami, HPP Kota Batu tidak menyetujui Detail Engineering Desain (DED) Pembangunan Pasar Besar Kota Batu yang telah ditawarkan. Karena itu hari ini (kemarin) kami menyampaikan konsep renovasi Pasar Besar kepada DPRD,” ujar Juru bicara HPP Kota Batu, Heri Setiawan, Senin (7/12).

Ia menjelaskan bahwa DED renovasi pasar yang telah disampaikan pemkot belum menampung keinginan dari pedagang. Karena dalam penentuan denah lokasi bedak di pasar yang baru, HPP mengaku tidak dlibatkan.

“Tentu saja kita kawatir, jika saat ini seorang pedagang memiliki bedak ukuran 3 x 5 meter, namun ketika renovasi sudah selesai bedaknya jadi berukuran 2 x 3 meter,” ungkap Heri. Karena itu pula para pedagang ingin melihat denah pasar yang baru sebelum renovasi dimulai.

Diharapkan TPR pasar besar menpresentasikan jumlah pedagang yang akan menempati pasar pasca renovasi. Karena HPP menilai pasar besar harus dibangun menjadi lebih baik berawal dari lokasi yang baik pula. Selain itu keberadaan pasar besar nantinya juga mampu mengakomodir keberadaan PKL pagi. Jangan sampai ketika pasar yang baru sudah jadi ternyata masih ada PKL yang masih tercecer.

Menyikapi hal ini, konsultan pembangunan renovasi pasar menilai konsep yang mereka tawarkan sudah mengakomodir keberadaan PKL. “Namun jika yang ditanyakan adalah lokasi/ denah bedak dari setiap pedagang, silahkan langsung berkordinasi dengan pemkot,” ujar Juru bicara tim konsultan, Rizky.

Tampaknya jawaban dari konsultan tidak membuat HPP menjadi puas, justru membuat mereka semakin kawatir dan panik. Akibatnya, komunikasi dalam audensi menjadi memanas dan terjadi saling potong argumen.

Menanggapi hal ini, Kepala Diskoperindag Kota Batu, Eko Suhartono mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan terhadap para pedagang pemilik bedak.

Jika ada perbedaan dalam hal jumlah maka akan dilakukan verifikasi. Karena saat melakukan pendataan Diskoperindag telah melibatkan para pedagang yang ada. “Karena yang tahu tentang siapa yang di kanan dan kiri pedagang juga para pedagang sendiri. Dan hasil pendataan tentang pedagang ini akan kami sampaikan dalam audensi besok (hari ini),” ujar Eko.

Sementara, Ketua DPRD Batu Asmadi mengatakan bahwa kata kunci dari audensi ini semua pihak sepakat Pasar Besar Batu dibangun/ direnovasi. “Namun semua pihak harus diajak omong, agar konsep pasar dari pemkot dan dari pedagang bisa berkolaborasi,” ujar Asmadi.[nas]

Tags: