Awal Musim Kemarau, Air Bersih Tembus Rp2 RIbu Perjirigen

Anggota TNI membantu warga mendorong jerigen berisikan air bersih menggunakan cikar menuju rumah warga di Desa Jeladri, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, Selasa (9/7). Bantuan air bersih dari Kodim 0819 Pasuruan merupakan bentuk manunggal TNI dengan rakyat.

(Sumber Mata Air di Lereng Bromo Menyusut, Air Bersih Tembus Rp 2.000 Per Jerigen)

Pasuruan, Bhirawa
Meski berada di kawasan sumber mata air yang melimpah, namun warga Dusun Wiringin, Desa Jeladri, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan masih mengalami kekeringan.
Akibatnya, sejak sepekan terakhir ini sejumlah warga terpaksa membeli air yang di jual dari truk tangki oleh pedagang air perorangan, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Salah satu warga Desa Jeladri, Tinariyah menyatakan sudah sepekan terakhir ini, warga kesulitan air bersih. Dikarenakan, sumber mata air dari lereng Gunung Bromo menyusut. Dampaknya, suplay air sering kali mampet. Sehingga, alternatifnya membeli air bersih dari truk tangki dari pedagang air.
“Sumber mata air dari pegunungan sering mampet saat masuk musim kemarau saat ini. Bahkan, sekitar sebulan ini tak keluar. Mau tak mau, saya membeli air dalam bentuk jirigen dari pedagang air,” urai Tinariyah kepada sejumlah wartawan di lokasi, Selasa (9/7).
Dalam sehari, ia harus membeli air dalam bentuk jirigen hingga mencapai 8-12 buah. Belasan air jirigen untuk kebutuhan sehari-hari. Yakni untuk keperluan air minum, memasak, mandi hingga lainnya.
“Memang ada bantuan dari pemerintah, tapi bantuan itu hanya sedikit. Sehingga saya harus membeli air. Harganya Rp 2.000 per jerigen. Di dalam satu rumah kami berisikan 7 orang menghabiskan 8-12 jirigen. Itu pun kalau mandi secukupnya. Pokoknya saat musim kemaru harus hemat air,” kata Tinariyah.
Hal senada juga diungkapkan Asian. Menurutnya, selama musim kemarau ia tidak bisa mengandalkan kiriman air dari pemerintah. Selain sedikit, juga kebutuhan untuk sehari-hari tak mencukupi.
“Saat musim kemarau, di desa kami ini sulit mendapatkan air. Droping air bersih dari Pemkab Pasuruan juga minim. Makanya, membeli air sudah menjadi kewajiban di desa ini. Dalam sehari, butuh 20-25 jirigen. Itu buat keperluan sehari-hari, berkebun dan merawat ternak sapi,” tandas Asian.
Ia juga sempat mempertanyakan keberadaan sumber air umbulan yang berada di Kecamatan Winongan. Karena lokasinya berada di satu kecamatan yang sama.
“Di bawah desa ini sedikit, sumber mata airnya sangat melimpah. Ada sumber alam Banyubiru dan sumber air Umbulan yang rencana akan disalurkan ke lima daerah. Tapi kenapa kami disini ini selalu kekurangan air bersih setiap tahunnya,” jelas Asian.
Ia bersama warga lainnya kembali mempertanyakan upaya pemerintah dalam hal pembangunan jaringan air bersih ke kawasan desanya.
“Dahulu katanya akan ada semacam jaringan air bersih dari bawah ditarik ke atas (dari kawasan Winongan di tarik ke arah Lumbang). Tapi hingga saat ini belum ada realisasinya. Karena itu yang kami inginkan supaya jaringan itu teralisasi. Agar kami disini tidak kesulitan air bersih setiap tahunnya,” tambah Sahar warga lainnya.
Kepala Desa (Kades) Jeladri, Muhammad Nurtinggal membenarkan kondisi tersebut. Diakui, Desa Jeladri tak memiliki sumber air, sehingga air bersih disuplai melalui pipa dari desa tetangga yakni Desa Pusung Malang.
Namun, kondisi pipanya terbilang sudah rusak, hingga menyebabkan tidak lancarnya air yang seharusnya mengaliri Desa Jeladri.
“Totalnya sekitar 2.000 KK di Desa Jedari mengalami kekeringan. Di desa ini harus ngirit air saat musim kemarau seperti saat ini,” kata Muhammad Nurtinggal.
Sementara itu, dampak kekeringan yang melanda kawasan Kabupaten Pasuruan, tak hanya menjadi keprihatinan Pemkab Pasuruan, namun juga Kodim 0819 Pasuruan. Mereka turun tangan ikut berkontribusi membagikan air bersih kepada warga terdampak.
“Bantuan ini adalah bentuk manunggal TNI dengan rakyat,” ungkap Dandim 0819 Pasuruan, Letkol Arh Burhan FA di lokasi Desa Jeladri, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan.
Ia mengajak semua pihak agar turut meringankan beban warga yang terdampak kekeringan di wilayah Pasuruan, termasuk para pengusaha.
“Harapan kami supaya perusahaan di Pasuruan juga ikut peduli terhadap warga yang membutuhkan air bersih yang jadi kebutuhan pokok. CSR mereka bisa diarahkan ke sana,” kata Letkol Arh Burhan FA.
Kabupaten Pasuruan merupakan daerah rawan banjir saat musim penghujan. Namun saat musim kemarau, sejumlah desa juga mengalami kekeringan.
“Sesuai data, ada 23 desa di 7 kecamatan di Kabupaten Pasuruan yang terdampak kekeringan. Dengan adanya dampak itu, diperlukan kepedulian semua pihak,” imbuhnya.
Tentu saja, datangnya pendistribusian air bersih disambut gembira oleh warga Jeladri. Pasalnya warga yang biasanya membeli air, disisihkan untuk keperluan lainnya.
“Alhamdulillah, bantuan seperti ini sangat membantu saya. Hitung-hitung menghemat kebutuhan hidup untuk beberapa hari ini. Harapan kami agar bantuan air bersih dari TNI ini, bisa berlangsung terus menerus hingga musim hujan tiba,” kata Supriyatin.
Menurutnya, bantuan jatah air sebanyak 6-10 air jerigen digunakan untuk keperluan sehari-hari.
“Bantuan air bersih seperti ini sangat saya butuhkan. Karena air termasuk layaknya sudah termasuk kebutuhan pokok. Terima kasih kepada Bapak TNI,” cetus Supriyatin. [hil]

Tags: