Awal Panen, Harga Tembakau Tembus 28 Ribu

Tembakau petani mulai masuk gudang pabrik Rokok di Paiton, Probolinggo.

Tembakau petani mulai masuk gudang pabrik Rokok di Paiton, Probolinggo.

Probolinggo, Bhirawa
Memasuki masa panen tembakau 2014, ditingkat petani harganya masih relativ normal, dengan kata lain masih dibawah harga pada tahun 2013 lalu.Meski tingkat areal tanam  tahun ini melebihi rencana tanam disbanding tahun lalu. Di Kabupaten Probolinggo, dari harga tingkat petani untuk sementara ini berkisar  Rp 20.00 hingga Rp28.000 per kg. Hal ini diungkapkan Mudzakir ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo Senin 1/9.
Menuurutnya, harga yang saat ini berjalan masih bersifat sementara, kedepan harganya diprediksi akan lebih meningkat dari awal musim panen ini. Sebab, masa panen sekarang ini masih belum menyeluruh,”masa panen sekarang masih dilakukan beberapa Desa saja dan beberapa Kecamatan saja,” ujarnya.
Mudzakir mangaku, harga tingkat petani dengan kisaran Rp 20.000 ke atas itu sudah wajar, sebab, kalau dilihat dari kwalitas tembakau tahun ini kurang begitu bagus karena adanya cuaca dan hama penyakit sangat mempengaruhi terhadap tanaman tembakau. Kalau cuacanya tahun ini cukup bersahabat, hanya  saja penyebabnya penyakit hama mulai menyerang. Bahkan, dari total realiasi tanam, sekitar 25 persennya, tanaman tembakau.
Sebagai mana data dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Probolinggo menyebutkan, kondisi kerusakan tahun ini mencapai 25 persen. Diperkirakan realisasi tanam tembakau yang bisa produktivitas mencapai hanya sekitar 8.331 hektar. Sedangkan kebutuhan tembakau di seluruh gudang di Kabupaten Probolinggo, sekitar 12.929 Ton tembakau. Sehingga, diharapkan rendahnya realisasi tanam tembakau yang bisa produktivitas, dapat mengangkat harga tembakau.
Tentunya dengan harga yang sekarang ini terbilang rendah, masalahnya setelah di kalkulasi dengan biaya dari awal masa tanam, untung-untungan biaya itu akan kembali,” ujar Rois petani tembakau asal Watu Gajah, Pakuniran.
Mudzakir menambahkan, dirinya mempresdiksi harga tembakau akan naik, setelah memasuki pertengahan masa panen, yang utama adalah yang termasuk Daerah produktiv areal tanam tembakau di tujuh Kecamatan di Kabupaten Probolinggo.
Kepala Disbunhut Kabupaten Probolinggo Raharjo melalui Kepala Bidang Perkebunan Yulis Setyaningsih, Senin 1/9 mengungkapkan,  dengan harga yang ada tersebut disebabkan tembakau Paiton dan sekitarnya sudah mendapatnya pengakuan melalui pembentukan MPIG Kabupaten Probolinggo merupakan tindak lanjut dari upaya Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur yang bermaksud untuk mensertifikasi masing-masing kawasan tembakau di Jawa Timur. Sehingga nantinya tiap-tiap kawasan tembakau tidak diklaim daerah lain di luar kawasan tembakau yang sudah disertifikasi.
MPIG itu adalah salah satu kekayaan intelektual yang diberikan kepada komunitas dan dilindungi keberadaannya karena merupakan sesuatu yang terpilih karena kekhasannya, misalnya Tembakau Madura (Pamekasan dan Sumenep), Tembakau Paiton VO (Kabupaten Probolinggo), Tembakau Kasturi (Bondowoso dan Jember) dan Na Ogst (Jember),” ungkap Yulis.
Kami berharap dengan MPIG tersebut tembakau tembakau yang ada punya ciri khas tersebdiri dan sudah barang tentu akan menentukan harga tembakau. Lebih-lebih petani tidak lagi risau akan adanya tembakau luar daerah akan masuk dengan mudahnya ke masing-masing daerah seperti yang terjadi sebelumnya, akibatnya harga tembakau anjlok, tambahnya.  [wap]

Tags: