Awal Ramadan, Harga Daging Ayam Broiler Naik

Penjual daging ayam di Pasar Besar di Kota Pasuruan. Awal Ramadan, harga daging ayam terpantau naik. [Hilmi Husain]

Pemprov, Bhirawa
Memasuki bulan suci Ramadan harga daging ayam broiler di sejumlah daerah di Jatim terkoreksi mengalami kenaikan. Bahkan kenaikan harga ini terpantau sejak sebelum Ramadan.
Menurut data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim per 1 April harganya pada kisaran Rp 33.447 per kilogram. Harga rata-rata daging ayam broiler kembali naik, menjadi Rp 35.640 per kilogramnya pada 6 April.
Kemudian Rabu (14/4), harga rata-ratanya tembus Rp 39.480 per kilogram. Harga rata-rata tertinggi di Sumenep Rp 46.000 per kilogram, terendah di Tulungagung dan Lumajang Rp 36.666. Sementara untuk harga di sejumlah pasar di Surabaya tertinggi pada Pasar Keputran yakni Rp 40.000 per kilogram. Untuk Pasar Genteng dan Pasar Pucanganom Rp 39.000 per kilogram. Sedangkan pada Pasar Tambahrejo dan Pasar Wonokromo harganya Rp 38.000 per kilogram.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim Drajat Irawan mengatakan memang ada lonjakan harga daging ayam broiler. Menurutnya harganya saat ini melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang seharusnya Rp 34.000. “Saat ini tengah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Jatim. Kami ingin mengetahui apakah kenaikan harga tersebut akibat pasokan yang bermasalah,” ujarnya, Rabu (14/4).
Drajat menduga kenaikan harga ayam broiler ini terjadi akibat kekurangan pasokan. Hal ini disinyalir akibat peternak ayam broiler kesulitan bibit. Ditambah lagi dengan musim penghujan yang membuat ayam broiler lebih mudah terserang penyakit. “Kami akan berkoordinasi dengan pengusaha-pengusaha agar mereka segera mendistribusikan ayamnya,” terangnya.
Sementara dari sisi demand, Drajat memprediksi kenaikan harga ayam ini karena permintaan yang cukup tinggi. Khususnya untuk kegiatan Megengan. “Bisa juga karena permintaan selama ramadan ini yang mengalami kenaikan. Kita masih akan cek,” jelasnya.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Peternakan Jatim Mohammad Gunawan Saleh mengatakan stok daging ayam masih aman. Berdasarkan dari data Disnak Jatim, untuk daging ayam stok awal dan pengadaan pada bulan April ada 43.406 ton. Sementara kebutuhan untuk di Jatim maupun luar Jatim sebanyak 30,256 ton. “Sehingga masih surplus 13,149 ton,” katanya.
Lebih lanjut Gunawan meminta masyarakat tidak perlu risau terkait ketersediaan daging ayam di Jatim, karena stoknya surplus. Menurutnya meskipun ada kemungkinan terjadi kenaikah tetapi masih terjangkau. “Kami berharap ketersediaan yang cukup ini tidak menimbulkan gejolak harga yang mencolok,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga daging ayam diluar kewajaran, menurutnya Disnak Jatim bekerjasama dengan Disperindag Jatim juga aktif menggelar operasi pasar yang sudah terjadwal dengan baik. Selain itu juga mengirim surat ke dinas peternakan kabupaten dan kota untuk melakukan pengawasan. “Kami memiliki pengawas yang tersebar di seluruh Jatim. Tugasnya melakukan pemantauan, pemeriksaan hingga pengawasan produk ternak yang beredar di pasaran,” pungkasnya.
Sementara itu harga daging ayam dan telur di pasar tradisional di Kota Pasuruan mengalami kenaikan. Kenaikan dikarenakan permintaan masyarakat meningkat saat Ramadan.
Kabid Perdagangan pada Disperindag Kota Pasuruan, Edy Trisulo Yudo menyatakan kenaikan dua komoditas itu mencapai Rp 5.000-10.000 per kilogram. Harga daging ayam saat ini menyentuh Rp 40.000 – Rp 45.000 per kilogram, sebelumnya di angka Rp 35.000 per kilogram. Sedangkan harga telur Rp 19.000 per kilogram naik menjadi Rp 24.000 per kilogram. “Awal Ramadan, dua komoditi pangan itu mulai naik harganya. Yakni, daging ayam dan telur,” ujar Edy Trisulo Yudo, Rabu (14/4).
Pihaknya memastikan ketersediaan bahan-bahan pokok di Kota Pasuruan dipastikan masih aman. Berdasarkan data yang dihimpun Disperindag di seluruh pasar tradisional di Kota Pasuruan, stok cabai rawit di pasar sebanyak 1 ton, daging ayam sebanyak 2 ton, telur ayam sebanyak 680 kilogram, daging sapi sebanyak 2,4 ton, beras 79,4 ton dan gula sebanyak 8 ton. [tam.hil]

Tags: