Awali Kuliah dengan Kesulitan Biaya

Mawaddah Anindya Estiningtyas

Mawaddah Anindya Estiningtyas
Kuliah dengan kemampuan biaya terbatas menjadi tantangan tersendiri bagi Mawaddah Anindya Estiningtyas (20). Susah payah menjadi mahasiswa di Universitas Airlangga (Unair) dan lulus sebagai yang terbaik di fakultas vokasi tahun ini.
Bungsu dua bersaudara ini mengungkapkan pengalamannya saat akan masuk kuliah yang merupakan motivasi utama dalam menuntaskan pendidikan meskipun dana terbatas.
“Awalnya, saat melihat pengumuman diterima saya sangat bangga, tapi berubah seketika saat melihat biaya yang telah disiapkan oleh orang tua tidak mencukupi untuk membayar keperluan pendaftaran,” ungkap putri dari Abdul Rokhim dan Uswatun Hasanah ini.
Saat itu, awalnya ia dan orang tua hampir saja memutuskan untuk tidak mengambil kesempatan ini. Karena hingga mendekati hari pembayaran, keluarganya belum menemukan tambahan biaya. Setelah berusaha, akhirnya pada hari terakhir pembayaran, salah satu teman ayahnya memberikan bantuan untuk membiayai pendaftaran tersebut.
“Dan untung saja pihak rektorat memberikan saya dan orang tua keringanan waktu untuk membayar biayanya,” ungkap perempuan kelahiran Gresik, 30 November 1997 ini.
Peraih IPK 3,87 itu mengaku sempat putus asa dan tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Sehingga saat ia berhasil kuliah, ia bertekad untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Dan iapun menyelesaikan masa studi hanya dalam waktu 2,5 tahun.
“Untuk mewujudkan mimpi itu, saya benar-benar memantapkan hati dan menata niat. Dalam masa perkuliahan, saya selalu berusaha untuk tidak membolos dan selalu masuk tepat waktu sebelum dosen datang. Karena selalu ingat perjuangan orang tua membiayai sekolah saya,” terangnya. Meski lulus dengan masa studi yang sangat singkat, wisudawan yang pernah menjadi Finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIM) Vokasi 2016 itu juga sempat menjajaki kompetisi menjadi peserta pemilihan Mahasiswa Berprestasi Fakultas Vokasi 2016 serta Lolos menjadi 20 Besar Duta Vokasi 2016. Selain itu, ia juga aktif dalam berbagai organisasi seperti staf Divisi Infokom HIMA Teknisi Perpustakaan tahun 2016 sampai 2017, Anggota Kumpul Dongeng Surabaya mulai 2017 hingga sekarang, dan Staf BKM (BSO Kemakmuran Masjid) UKMKI 2016 sampai 2017.
“Selain memperjuangkan nilai akademis mahasiswa juga perlu mengikuti organisasi. Lalu, selalu percaya diri saat mengikuti kegiatan, percaya diri bukan berarti sombong. Terakhir, tidak perlu takut untuk melangkah,” pungkasnya. [tam]

Rate this article!
Tags: