Awalnya Hanya Rp278 Ribu, Kini Rp20 Juta Lebih

Warga Kota Batu bisa memanfaatkan uang yang diperoleh dari pengumpulan sampah siap daur ulang untuk merayakan Lebaran.

Warga Kota Batu bisa memanfaatkan uang yang diperoleh dari pengumpulan sampah siap daur ulang untuk merayakan Lebaran.

Kota Batu, Bhirawa
Kelompok Bank Sampah yang berada di bawah binaan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu tetap menunjukkan eksistensinya selama Ramadan. Untuk dua kelompok saja, menjelang pekan terakhir Ramadan mereka telah mampu mengumpulkan uang Rp 20 juta dari penjualan sampah siap daur ulang.
Di awal pembentukannya pada pertengahan Maret kemarin, bank sampah di KLH hanya mengumpulkan uang Rp278ribu dari pengumpulan sampah. Kemudian terbentuk lagi kelompok-kelompok bank sampah baru sehingga uang yang terkumpul juga semakin banyak. Bahkan banyak kelompok bank sampah tersebut yang kini telah mandiri.
“Mereka mengelola sendiri sampah yang sudah terkumpul untuk kemudian dijual langsung ke pengepul. Mereka tidak menjual sampahnya ke KLH, namun KLH tetap bertugas sebagai Pembina,”ujar kepala KLH Kota Batu, Hari Santoso, Kamis (9/7).
Di antara Kelompok Bank Sampah yang sudah mandiri adalah Bank Sampah Gunungsari, dan Bank Sampah Pesanggrahan. Hingga bulan Ramadhan ini, kata Hari, dua kelompok ini terus aktif mengumpulkan sampah siap daur ulang. Bahkan uang yang telah mereka kumpulkan kini sudah mencapai Rp 20 juta.
“Bank Sampah Pesanggrahan telah mengumpulkan uang Rp 15 juta, sedangkan Bank Sampah Gunungsari Rp 5 juta,” tambah Hari. Iapun yakin pasca Lebaran nanti uang yang bisa terkumpul akan lebih banyak lagi. Karena saat ini banyak anggota bank sampah yang berpuasa sehingga kuantitas sampah daur ulang yang terkumpul menurun.
Semangat warga untuk mengais rupiah dari sampah masih tinggi. Seperti semangat tinggi yang ditunjukkan bank sampah PKK di RW XI, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu. Meskipun awal pembentukan bank sampah inisempat diragukan, namun mereka berhasil mendirikan Bank Sampah yang diberi nama Saras Asri. Mereka siap melayani hasil pengumpulan sampah dari rumah watrga sekitar.
Awalnya ada keraguan apakah warga bisa melaksanakan pemilahan sampah dan membentuk bank sampah. Namun karena kebersamaan yang ada, akhirnya warga akhirnya berhasil membuat bank sampah. Hal ini diperkuat dari tekad warga yang ingin membuat bersih kampung mereka.
Awalnya bank sampah ini melakukan aktifitas pemilahan sampah di pos kamling yang digunakan sebagai kantor sekretariat. Dukungan pembentukan bank sampah ini berlanjut. Akhirnya, mereka mendapatkan hibah sebidang tanah tidak jauh dari pos kamling untuk dipergunakan sebagai gudang penyimpanan sampah.
“Kita juga mendapatkan bantuan modal dari tokoh masyarakat, TP PKK Kota Batu, dan DPRD Kota Batu. bantuan modal itu kita gunakan untuk membeli timbangan, membangun gudang serta untuk melengkapi sarana prasarana,” ujar pengurus Bank Sampah Saras Asri, Ny.Sumantri. [nas]

Tags: