Awas, Gunung Raung Berstatus Siaga

Aktivitas Gunung Raung mengalami peningkatan dan  statusnya naik menjadi Siaga (Level III) , Senin (29/6).

Aktivitas Gunung Raung mengalami peningkatan dan statusnya naik menjadi Siaga (Level III) , Senin (29/6).

Tiga Daerah Diminta Waspada
Pemprov, Bhirawa
Meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Raung di perbatasan Bondowoso, Banyuwangi dan Jember telah menyebabkan statusnya ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III). Untuk itu masyarakat di tiga daerah itu diminta meningkatkan kewaspadaannya.
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf meminta masyarakat yang berada dekat dengan Gunung Raung untuk mengikuti prosedur keselamatan bencana. Sebab jika gunung sudah berstatus Siaga, sewaktu-waktu statusnya bisa langsung meningkat menjadi Awas.
“Saya harapkan masyarakat di Bondowo, Banyuwangi dan Jember untuk meningkatkan kewaspadaannya, apalagi saat ini sedang bulan puasa. Kewaspadaan itu sangat diperlukan,” kata Gus Ipul, sapaan lekat Saifullah Yusuf,  Senin (29/6).
Menurut dia, soal bencana khususnya bencana gunung meletus Pemprov Jatim sudah memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur) yang jelas. Seperti pemberian bantuan untuk masyarakat seperti bantuan makanan dan minuman serta bantuan kebutuhan pokok lainnya.
“Saat Gunung Kelud meletus, Pemprov Jatim sangat siap menghadapinya. Hampir tidak ada kebingungan di lapangan, sebab semuanya sudah ber-SOP. Begitu juga dengan masyarakatnya juga patuh terhadap SOP tersebut, sehingga tidak ada korban jiwa,” ungkapnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat di sekitar Gunung Raung dan pengunjung/wisatawan/pendaki terkait statusnya naik menjadi Siaga (Level III) Senin kemarin.
“Masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Raung dalam radius 3 km dari pusat kawah aktif,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim Sudarmawan.
Selain itu, pihaknya mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Raung tetap tenang, tidak mendengarkan isu-isu tentang letusan Gunung Raung. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selalu berkoordinasi dengan Pemprov Jatim (BPBD) dan Pemkab Banyuwangi, Bondowoso dan Jember (BPBD kabupaten) tentang aktivitas Gunung Raung.
“Pemda senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Raung di Kp Manggaran, Ds Sumber Arum, Kecamatan Songon, Kabupaten Banyuwangi atau dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi di Bandung,” imbaunya.
Pihaknya bersama BPBD Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso dan Jember telah menyusun Rencana Kontijensi (Rekon) sejak 2012 terkait Gunung Raung tersebut. “Tapi untuk tahun ini, kami akan update lagi Rekon-nya,” tuturnya.
Pihaknya akan mengundang lagi tiga pemangku kepentingan di tiga BPBD kabupaten itu dalam minggu ini. Wilayah yang terdampak terkait ancaman letusan Gunung Raung ada di Banyuwangi yakni enam kecamatan (18 desa), Bondowoso dua kecamatan (4 desa) dan Jember satu kecamatan (3 desa).
“Kami sudah kirim 120 ribu masker untuk tiga kabupaten/kota itu, dan masih ada stok 200 ribu masker,” katanya.
Makanan siap saji juga siap dikirim dalam waktu dekat untuk buffer stock. “Kami juga sudah terjunkan empat orang BPBD Jatim dari Bidang Kedaruratan dan Logistik, Pencegahan dan Kesiapsiagaan dan Pusdalops pada hari ini (kemarin, red). Ini untuk melakukan koordinasi,” pungkasnya.
Sementara itu, PVMBG Badan Geologi telah menetapkan status Siaga Gunung Raung, berlaku sejak Senin (29/6) pukul 09.00. Kenaikan status ini didasarkan pada pengamatan visual yaitu adanya strombolian semakin intensif, adanya suara gemuruh, kepulan abu vulkanik setinggi 300 meter, dan suara dentuman keras yang terdengar kira-kira sampai 20 kilometer.
Gunung Raung juga mengeluarkan semburan api yang terlihat dengan jelas dari pusat pengamatan Gunung Api Senggon di Kabupaten Banyuwangi. Seismisitas gunung juga mengalami peningkatan dengan tremor makin tinggi amplitudonya dengan rata-rata 21 milimeter dari sebelumnya hanya 10 milimeter.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kepala PVMBG M Hendrasato telah melaporkan peningkatan status Siaga tersebut kepada Kepala BNPB Syamsul Maarif dan mengambil langkah-langkah antisipasinya.
“Begitu pula Kepala BNPB Syamsul Maarif telah meminta jajaran BNPB melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi Jatim dan BPBD Kabupaten di sekitar Gunung Raung yaitu Bondowoso, Banyuwangi dan Jember,” kata Sutopo sesuai press release yang diterima Bhirawa kemarin.
Rencana kontinjensi menghadapi erupsi Gunung Raung agar dikaji ulang dan disiapkan jika sewaktu-waktu ada peningkatan aktivitas gunung lebih lanjut. BPBD agar menjaga agar tidak ada aktivitas masyarakat di radius 3 km dari puncak kawah. Pendakian dilarang di dalam radius 3 km.
Dalam sejarah letusan Gunung Raung pernah meletus pada 1939, 1941, 1943, 1945, 1953, 1956, 1961, 1973, 1989, dan 2012. Hujan abu menyebar hingga Bali dan Surabaya. [iib]

Rate this article!
Tags: