Awas Kebakaran saat Mudik Lebaran Terjadi di Kabupaten Sidoarjo

Ir Dwijo Prawiro. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Warga di Kab Sidoarjo jauh hari sebelum mudik lebaran 2019 ini, sudah diingatkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Sidoarjo agar hati-hati sebelum meninggalkan rumahnya. Diantaranya selalu waspada untuk mencegah akan terjadi kebakaran rumah dan sebagainya.
Kepala BPBD Kab Sidoarjo, Ir Dwijo Prawiro MT, mengatakan bahwa kondisi tingkat terjadinya kebakaran di Kab Sidoarjo dianggap masih tinggi.
Dari data yang ada, mulai Januari sampai Rabu 22 Mei 2019 kemarin, kasus kebakaran yang terjadi sudah sebanyak 59 kasus. Dengan rincian, 15 pabrik, 4 perkantoran, 15 usaha dagang dan jasa, 1 mobil, 15 rumah dan lain-lain 9.
“Bahkan pada saat lebaran tahun 2018 lalu juga sempat terjadi kebakaran, tapi saya lupa apa korbannya,” jelas Dwijo, Rabu (22/5) kemarin.
Jauh hari sebelum mudik lebaran dan libur lebaran 2019 ini, pihak BPBD Sidoarjo kata Dwijo, akan segera menyebarluaskan surat pemberitahuan kepada semua lapisan masyarakat Sidoarjo agar hati-hati, supaya rumah dan semua benda miliknya tidak sampai mengalami kebakaran.
Menurut Dwijo, maka itu jangan remehkan kebakaran. Karena terjadinya kebakaran yang tidak cepat mendapat penanganan, akan bisa meludeskan semua harta benda milik para korban.
“Surat edaran himbauan kebakaran saat ditinggal mudik dan libur lebaran itu, dalam Minggu ini, akan kami kirimkan kepada semua OPD di Sidoarjo, Kecamatan yang nanti supaya meneruskan ke desa dan pihak Apindo yang nanti supaya diteruskan ke perusahaan,” kata Dwijo.
BPBD Sidoarjo perlu sekali untuk mengingatkan kepada masyarakat Sidoarjo, karena terjadinya bencana kebakaran bisa saja dimungkinkan.
Karena datangnya bencana bisa setiap saat dan tidak bisa ditebak. Tetapi meski demikian, warga diminta harus tetap untuk meminimalisirnya.
Untuk siaga terjadinya kebakaran di Sidoarjo, pihak BPBD Sidoarjo menyiagakan personil PMK selama 24 jam yang dibagi dalam 3 shif. Mereka berada di PMK unit Buduran, Krian, Waru, Porong dan Candi.
Dari data yang diperoleh dari pihak Kepolisian yang melakukan olah TKP di lokasi kebakaran, kata Dwijo, kebakaran di Sidoarjo diantaranya ditimbulkan oleh konsleting arus pendek listrik, kompor, lilin dan pemicu lainnya.
Dwijo mengatakan apabila sampai terjadi kasus kebakaran, maka harus dilakukan upaya pemadaman awal untuk mencegah kebakaran meluas. Jangan hanya mengandalkan PMK datang ke lokasi saja.
“Pencegahan awal agar kebakaran tidak meluas, itu sangat penting untuk dilakukan, masyarakat harus siaga sendiri, jangan hanya cuma menunggu datangnya mobil PMK saja, nanti seandainya PMK gak datang-datang karena terjebak macet lalu lintas, bisa-bisa tempat kebakaran keburu ludes,” kata Dwijo.
Maka dari itu di sejumlah titik tempat pemukiman di wilayah Sidoarjo, menurut Dwijo, alangkah bagusnya ada sarana sumur-sumur bor, yang salah satu fungsinya bisa dipakai untuk membasahi kebakaran, supaya kebakaran tidak semakin besar dan meluas.
Sumur bor yang ada, lanjut Dwijo, tentunya harus dilengkapi dengan pompa air yang ada, untuk menyedot dan menyemprotkan air. Kemudian, alangkah bagusnya kalau ada masyarakatnya yang pernah juga mendapat pelatihan dalam pencegahan kebakaran.
“Bila terjadi kebakaran, warga bisa memanfaatkan sarana itu dulu, sebelum mobil PMK nya datang, pembasahan kebakaran perlu dilakukan agar kebakaran tidak meluas, kalau kebakaran itu terjadi pada wilayah padat bangunan dan penduduk, maka akan beresiko merembet pada tetangganya, maka masyarakat harus siaga sendiri,” papar Dwijo.
Pihak BPBD Sidoarjo kata Dwijo, akan siap 100% dalam memfasilitasi sarana yang dibutuhkan tersebut. Asal masalah ini menjadi usulan dalam Musrenbangdes. Karena tujuannya adalah untuk meminimalisir bahkan mencegah terjadi kebakaran di semua wilayah Sidoarjo.
“Kita juga siap melatih warga dalam pelatihan pencegahan kebakaran,” tambahnya. (kus)

Tags: