AWAS Kecam Begal Politik Pilkada Surabaya

begal-politik.-[Gegeh-Bagus/bhirawa].

begal-politik.-[Gegeh-Bagus/bhirawa].

Surabaya, Bhirawa
Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Warga Surabaya (Awas) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Rabu (9/9) kemarin. Mereka menolak begal-begal politik dan menolak Pilkada ditunda 2017.
Ketua Aliansi Warga Surabaya, Sjukur Amaludin mengatakan, pihaknya mengingatkan beberapa partai politik di Surabaya agar tidak menyuguhi dagelan politik. dirinya menduga kegagalan kedua kalinya pada saat pendaftaran pasangan bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang di KPU menunjukkan bukti adanya dagelan tersebut.
“Kami merasakan dagelan politik dengan mendaftarkan calonnya dan selalu gagal. Nah, kami tidak mengetahui kegagalan sampai dua kali ini disebabkan oleh apa. Kami tidak akan memberikan toleransi apapun, warga Surabaya merasa dirugikan,” katanya di sela orasinya.
Ia mengatakan, Aliansi Warga Surabaya tak akan memberikan toleransi kepada siapapun yang berniat menggagalkan Pilwali Surabaya 2015 diundur hingga tahun 2017. Pihaknya akan melakukan berbagai upaya agar Pilwali tidak ditunda. “Kami akan lakukan demo besar-besaran, yang penting Pilwali Surabaya jangan ditunda hingga 2017,” katanya.
Mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya ini menerangkan, apabila Pilwali Surabaya ditunda, warga surabaya akan merasa dirugikan. Pasalnya, Pemkot Surabaya akan dipimpin pejabat sementara walikota selama dua tahun. Dampaknya, pembangunan kota menjadi tidak sinambung lagi. “Jika dipimpin pejabat wali kota, program pembangunan menjadi tidak sinambung,” terangnya.
Pejabat walikota menurutnya, tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan kebiajakan strategis, seperti membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP). “Anggaran menjadi tidak terarah, kemana APBD digunakan. Padahal nilainya tidak main-main Rp 7,3 T,” katanya.
Namun demikian, Ketua Paguyuban Pedagang Buah Peneleh ini menyampaikan rasa terima kasih kepada Partai Demokrat dan PAN yang telah mendaftaran pasangan calonnya, Rasiyo-Lucy Kurniasari. Ia berharap dua partai politik ini tidak melakukan sandiwara politik. “Kami harap tidak ada lagi sandiwara seperti sebelumnya,” tuturnya.
Aliansi Warga Surabaya menyatakan, keseriusan Partai Demokrat dan PAN hanya bisa dibuktikan saat pasangan yang dicalonkan mendapatan nomor undian, meskipun saat pendaftaran kemarin, pasangan calon yang memakai tagline `Serasi` (Selalu Rasiyo dan Lucy) ini didampingi sejumlah pengurus DPP partai Demokrat dan PAN. “Sebelum ada nomor undian, kami merasa bisa dibegal lagi,” jelasnya.
Syukur Amaludin menegaskan, apabila pelaksanaan Pilwali Surabaya yang dijadwalkan 9 Desember 2015 dibegal, sehingga ditunda 2017, pihaknya mendesak presiden mengeluarkan Peraturan Pengganti undang-Undang (Perppu). (geh)

Tags: