
Petugas Dinkes Tulungagung melakukan fogging di Desa Sobontoro Kecamatan Boyolangu, Rabu (19/1).
Warga Kabupaten Tulungagung kini harus lebih waspada. Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung terjadi peningkatan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Marmer.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Didik Eka, Rabu (19/1), mengungkapkan dalam bulan Januari sampai kemarin tercatat jumlah kasus DBD di Tulungagung sebanyak 27 kasus. Bahkan satu orang di antaranya meninggal dunia.
“Sampai hari ini, Rabu (19/1), tercatat 27 kasus DBD di Tulungagung dengan satu orang meninggal dunia,” ujarnya.
Didik Eka prihatin dengan mulainya serangan DBD di tengah masih berlangsungnya pandemi Covid-19 tersebut. Apalagi sudah dapat dipastikan terjadi peningkatan kasus dibanding tahun lalu.
“Berdasar data tahun lalu, pada bulan Januari 2021 terjadi 22 kasus tanpa kematian. Sekarang di tanggal 19 Januari 2022 saja sudah 27 kasus dengan satu orang meninggal dunia. Itu artinya sudah terjadi peningkatan kasus dibanding tahun lalu,” paparnya.
Saat ini, menurut dia, kasus DBD banyak terjadi di daerah perkotaan yang padat penduduk. Dan yang menyedihkan penyakit yang diakibatkan nyamuk Aedes Aegypti tersebut kebanyakan menyerang anak-anak.
“Yang meninggal dunia itu anak usia tujuh tahun. Karena itu, kami minta masyarakat untuk iut aktif dalam pencegahan DBD. Seperti dengan melaksanakan 3 M. Menguras, menutup, dan mengubur, jangan sampai terjadi genangan air,” tuturnya.
Didik Eka menyebut Dinkes Tulungagung saat ini pun terus melakukan segala upaya untuk memberantas penyakit DBD. Salah satunya dengan kegiatan fogging (pengasapan) untuk membunuh nyamuk.
“Kami terus melakukan fogging di daerah yang ditemukan kasus DBD. Termasuk di Desa Sobontoro Kecamatan Boyolangu pada hari ini, Rabu (19/1),” terangnya.
Sebelumnya, Kasi Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Tulungagung, Muhroji, mengatakan hal yang sama. Menurut dia, Dinkes Tulungagung setidaknya sudah melakukan fogging di lima titik.
“Kami sudah melakukan fogging di lima lokasi. Termasuk di lokasi temuan warga yang meninggal dunia,” ucapnya.
Sementara itu, Supatman, yang rumahnya di Desa Sobontoro dilakukan fooging merasa senang. Ia mengaku baru kali ini rumahnya dilakukan fogging oleh Dinkes Tulungagung.
“Mudah-mudahan dengan fogging ini nyamuk-nyamuk mati. Tidak sampai membuat kami semua terjangkit DBD,” pungkasnya. (wed.bb)