Awasi Kegiatan Outdoor

Dunia pendidikan berduka mendalam akibat musibah berkait kegiatan ekstrakulum sekolah. Rombongan siswa SMP Negeri 1 Turi, Sleman (DIY) ke-pramuka-an terseret arus sungai, dengan korban jiwa 10 anak didik. Ke-lalai-an pembina, menyelenggarakan kegiatan petualangan susur sungai Sempor. Tetapi tanpa disertai perlengakapan keselamatan. Saat ini sebenarnya seluruh sungai dalam keadaan waspada, berkait musim hujan.
Kewaspadaan juga sangat disarankan pada kawasan pegunungan. Sebagian telah tertutup untuk kegiatan pendakian. Begitu juga di pantai, dan di jalan tol. Seluruh kegiatan outdoor (luar ruang), termasuk berlalulintas di jalan raya menuntut kewaspadaan ekstra cermat. Angin kencang, dan badai bisa datang tiba-tiba di darat maupun di perairan. Air bah juga bisa tiba-tiba meluber deras pada aliran sungai. Sampai menggerus plengseng sungai, dan menjebol kaki jembatan.
Rombongan camping siswa SMP Negeri Turi, kabupaten Sleman, diikuti 249 anak didik, menjadi bagian kegiatan ekstrakurikuler ke-pramuka-an. Ironisnya, kegiatan utama camping Pramuka, dilakukan susur sungai. Biasanya, air di sungai Sempor hanya setinggi matakaki. Airnya bening. Tetapi pada musim hujan alirannya cukup deras. Warga sekitar telah mengingatkan kemungkinan air sungai biasa meluap pada musim hujan.
Saat itu air sungai Sempor hampir setinggi lutut. Sebagian siswa sudah tidak kuat berjalan. Kawasan wisata lembah Sempor sudah ditutup. Karena BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) me-warning akan turun hujan di lereng gunung Merapi. Ternyata benar, mendadak datang arus bagai air bah terguyur deras dari arah ketinggian. Ironisnya, pembina Pramuka (sekaligus guru di SMP Negeri 1 Turi) tidak berada di tempat. Meninggalkan lokasi tanpa pamit.
Menjelang ufuk sore, jerit tangis tak terperikan, puluhan siswa berjatuhan di sungai terseret arus air. Sebagian tertolong rekan kakak kelas, serta warga desa Donokerto yang siaga di sekitar sungai. Namun sepuluh siswa tak tertolong jiwanya, serta puluhan lainnya luka-luka karena terbentur-bentu batu sungai. Sukses pertolongan berlangsung dramatik, disertai peluk dan tangis haru sesama siswa. Polisi menetapkan pembina Pramuka sebagai tersangka.
Tersangka dijerat dengan pasal 359 KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia. Juga ancaman berlapis pasal 360 KUHP. Tetapi hukuman, niscaya tidak mengurangi duka nestapa keluarga korban. Menjadi trauma kesedihan panjang bertahun-tahun. Santunan berupa uang duka tidak berarti samasekali, sekadar meringankan biaya jamuan tamu yang datang ber-belasungkawa.
Sri Sultan Hamengkubuwono X sampai turut berduka mendalam. Sebagai gubernur Kepala Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dinyatakan, sekolah juga wajib bertanggungjawab secara moral. Wajib aktif menglipur trauma masyarakat. Sultan HB X telah mengerahkan tim pencarian korban. Melibatkan 180 personel BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), dan relawan BPBD Sleman, dan BPBD Propinsi DIY (Yogya).
Musibah tidak pernah datang tiba-tiba tanpa sebab. Pada puncak musim hujan (bulan Pebruari), bencana banjir dan longsor bisa datang lebih cepat. Sudah rutin terjadi di seluruh daerah di Indonesia. Lebih lagi kalangan terdidik, seperti pembina Pramuka, pasti telah mengerti risiko puncak musim hujan. Sungai Sempor di Kawasan lereng gunung Merapi, dikenal sebagai desa wisata. Biasa menjadi arena outbond.
Outbond diwajibkan dilakukan oleh orang dewasa berpengalaman, disertai perlengakapan memadai, dan didampingi pelatih ahli (profesional). Serta bukan pada puncak musim hujan. Begitu pula area wisata Sempor, sedang tutup, karena musim hujan. Petualangan alam perlu ekstra waspada, terutama penjelajahan kawasan alam (hutan lindung), pantai dan pegunungan. Bahaya bisa datang setiap saat.
——— 000 ———

Rate this article!
Awasi Kegiatan Outdoor,5 / 5 ( 1votes )
Tags: