
Man in medical face mask protection. Line icon. Preventive protection against coronavirus covid-19.
Zulhan Nurhathif
Ayahku seorang petani, pagi hari
Ayah berangkat ke ladang, merawat
lahan yang luas, menanam sayur
dan keringatnya yang mengucur deras.
Pagi hari di ladang luas dan lengang
Ayah mulai mencangkul, menjatuhkan
mimpi keluarganya yang ia pikul
ke tanah gembur dan subur, supaya
mimpi yang jatuh bisa segera tumbuh dan
menyebar seperti akar yang menjalar.
Ayahku seorang petani yang
memupuk tanaman dengan keringat
yang ia tabung setiap hari.
Di lahan itulah Ayah menanam
tanaman dan harapan yang diaminkan
oleh barisan pepohonan. Sedangkan
doa Ibu masih setia, menjaga
ladang kami dari serangan hama.
Aku anak seorang petani yang
menyiram tanaman dari mata air,
air matanya sendiri.
Al Ikhsan, Januari 2022
Cermin
Setelah mandi ia berdiri di depan cermin
menerka perca-perca peristiwa yang
masih tergambar di bola matanya, kemudian
pandanganya menurun, menyusuri
peta yang berlika-liku di lekuk tubuhnya.
Ia dapati kulit wajah yang kendor
dan jerawat yang hampir saja bocor,
tubuh yang kurus dan perkasa
harus ia serahkan pada usia.
“Tubuh yang setiap hari kita rawat,
hanyalah anak-anak panah yang
dilepaskan oleh hikayat,”
katanya, kepada yang ada di dalam cermin.
Sebenarnya ia takut bila suatu hari
wajah yang tergambar di cermin
tiba-tiba saja lari dan meninggalkanya
seorang diri. Ia belum siap tubuhnya kembali
mengapung-apung seperti dulu
:seperti waktu masih di rahim Ibu.
Al Ikhsan, Januari 2022
Cita-Cita Kata
Kata hanya ingin berpindah dari
halaman buku menuju halaman kepalamu.
Kata hanya ingin duduk bersama kopi,
kemudian kau mendongeng dan kata
khusyuk menyimaknya sampai pagi.
Apalagi yang diinginkan oleh kata?
Ia hanya ingin kau membaca yang banyak
supaya kata-kata cepat tumbuh dan beranak.
Al Ikhsan, Januari 2022
Liburan
Ia ingin liburan
menghapus bilur bekas kesibukan
di tubuhnya yang karatan dan
sering sakit-sakitan.
Ia ingin ke laut barangkali
desir ombak bisa
membuat segala yang meriak di tubuhnya
menjadi sedikit lega.
Atau menjelajahi gunung-gunung
menyaksikan pepohonan gugur daun
dan sakitnya bisa hancur terbantun.
Al Ikhsan, Januari 2022
Suara Hujan
Seoarang lelaki duduk sendirian
mendengarkan suara hujan
: suara hatinya yang kesepian.
Kali ini ia tak mau bertengkar
dengan tanah, tentang siapa
di antara mereka yang paling basah.
Al Ikhsan, Januari 2021
Perempuan dan Kamar Mandi
Perempuan itu merayakan kesedihannya di kamar mandi
mengiringi tangisnya dengan bunyi kran
sambil digosok-gosok tubuh yang penuh luka
dengan sabun yang kecampur air mata.
Perempuan itu sangat terkejut bila tiba-tiba
ada yang mengetuk dan mengganggu tangis khusyuknya.
“Di dalam siapa? Jangan lama-lama.”
Perempuan itu langsung bergegas,
gebyar – gebyur dan menyanyi dengan keras
supaya air matanya terkuras
agar kesedihanya segera tuntas.
Keluar dari kamar mandi,
ia sudah cantik dan ceria seperti bayi,
sebab semua kesedihanya ia tanggalkan dan
ia simpan rapi di kamar mandi
yang akan ia ziarahi lain kali.
Al Ikhsan, 2021
Biodata Penulis
Zulhan Nurhathif lahir di Pemalang, 3 April 2002. Dia adalah santri Pondok Pesantren Al Iksan Beji. Laki-laki pecinta kretek ini aktif di Komunitas Kepenulisan Al Ikhsan (KOPIAH).