Azrul Ananda Tidak Akan Maju Jadi Cawawali

Azrul Ananda

Surabaya, Bhirawa
Azrul Ananda menepis anggapan bahwa dia akan maju sebagai calon wakil wali kota Surabaya. Dalam blog pribadinya, www.happywednesday.id, Azrul menyampaikan dukungan pribadinya kepada Machfud Arifin. Namun, menegaskan tidak akan maju untuk jabatan politik apa pun.
”Saya berkali-kali menegaskan, bahwa saya sama sekali tidak punya ambisi menjadi gubernur, wali kota, atau jabatan politik apa pun,” tulis Azrul dalam blog pribadinya. ”Tapi, sebagai pribadi, sebagai warga Surabaya yang begitu mencintai kota ini, saya sangat khawatir terhadap masa depannya. Mau dibawa ke mana? Mau jadi apa?,” katanya.
Azrul menambahkan, Surabaya selama dipimpin wali kota Tri Rismahirini mengalami perkembangan yang pesat. Karena itu, dibutuhkan wali kota yang bisa menjaga pembangunan Surabaya tetap melaju kencang.
”Untuk jadi wali kota berikutnya, harus bisa menjawab tiga pertanyaan. Anda siapa? Anda pernah berbuat apa? Dan Anda akan membawa ke mana Surabaya nanti?” tanya Azrul.
Jawaban untuk tiga pertanyaan itu ditemukan Azrul pada sosok Machfud. Sahabat lama ayahnya, Dahlan Iskan. Sejak dulu ketika Machfud masih aktif sebagai polisi. Ketika Machfud selalu meninggalkan ”warisan” pembangunan infrastruktur di Polda-Polda yang dia pimpin.
Azrul terketuk dengan kerelaan Machfud untuk turun kelas menjadi calon wali kota. Sebab, ketika bertugas ia merupakan seorang inspektur jenderal polisi, dan memimpin institusi di level provinsi.
Dalam catatannya itu, Azrul menyatakan berkali-kali bahwa dukungan yang dia berikan kepada Machfud adalah dukungan pribadi. Sebagai warga kota Surabaya. Tidak membawa-bawa institusi yang dia pimpin. Memang, saat datang ke deklarasi Machfud kemarin (26/1), dia mengenakan pakaian biru. Bukannya hijau, warna kebesaran Persebaya dimana ia menjadi presiden klub.
Menurut Azrul, tantangan Surabaya di masa yang akan datang cukup banyak. Bukan hanya bersaing dengan kota-kota di Indonesia, namun juga kota-kota di dunia. Karena itu, dibutuhkan orang yang total mengabdi, bukan yang masih mencari posisi.
”Sepuluh tahun lalu, saya jatuh hati pada Bu Risma. Dan saya bersyukur Bu Risma mampu membawa Surabaya menjadi seperti sekarang. Sekarang, saya menemukan sosok yang seperti ayah saya sendiri. Pak Machfud Arifin,” tutup Azrul. [geh]

Tags: