Bayi Komodo KBS Surabaya Dipasang Mikrochip

KomodoSurabaya, Bhirawa
Komodo, satu di antara koleksi satwa Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang tergolong langka terus mendapat perhatian khusus. Sebanyak 12 ekor komodo anakan yang usianya di bawah 2 tahun dipasangi mikrochip, Rabu (27/5).
Mikrochip berupa potongan kecil silikon wafer yang berisi ribuan komponen rangkaian elektronik berukuran mikro ditanam dalam tubuh komodo anakan. Caranya dengan menyuntikkan pada punggung sebelah kiri satwa melata itu. Pemasangan ini ditangani delapan tim medis yang dikepalai drh Rahmat Suharta selaku Kepala Departemen Kesehtan PDTS KBS.
“Kami ukur panjang kepala, badan dan ekornya. Dimasukkan dalam karung tepung terigu untuk ditimbang, baru dilakukan pemasangan mikrochip tanpa batrai. Ini dipilih karena tidak ada masa kadaluarsanya,” kata Rahmat.
Nantinya, mikrochip yang ada dalam tubuh komodo mampu memberitahu banyak informasi. Sebagai tanda pengenal yang bisa menunjukkan nomor seri ID dan nama komodo (inisial). Mengetahui rekam medis, memudahkan identifikasi, menghindari kawin sedarah, serta memenuhi stándar konservasi dari Kementerian Kehutanan RI.
“Syarat pemasangan mikrochip harus pada usia sekitar 2 tahun saat metabolismenya sudah kuat. Tadi prosesnya cepat, tidak sampai satu jam sudah selesai. Anggarannya dibawah pembiayaan kesehatan satwa KBS,” ungkap Ryan Adi Djauhari sfaff komunikasi PDTS KBS saat ditemui di depan nursery KBS.
Belasan komodo mini itu lahir pada April 2015 dan berasal dari 2 kandang yang berbeda (nursery). Ketika usianya belum 2 tahun, mereka disendirikan. Setelah pemasangan mikrochip barulah satwa itu dicampur kembali ke kandang besar (ex situ) bersama komodo lain seumurannya. Penggolongan satwa mulai dari F-0 sebagai generasi parenting, sampai f-3 generasi paling muda/ baby komodo.
Pengecekan kesehatan seluruh komodo yang ada dilakukan setiap 2 bulan sekali. Saat itulah mikrochip berfungsi merekam jejak medis per satwa saat discan. Hasil perekaman akan dicocokkan dengan database yang ada di laptop tim kesehatan satwa PDTS KBS.
Sejauh ini, satwa yang diberikan identitas masih belum semua. Hanya hewan apendik 1 (dilindungi UU karena langka) seperti komodo, harimau serta orang utan di KBS saja yang memakai mikrochip.
“Diutamakan yang itu dulu. Sejauh ini sudah ada 900an satwa yang ditanami mikrochip, targetnya tahun ini mencapai 1.000 satwa. Sehingga ada tambahan 100 hewan lagi yang akan dipasangi,” tambah Ryan.
Selain itu hewan lainnya ada yang dipasangi tanda pengenal berupa ring. Ada ring yang dipasang pada kaki satwa seperti burung jalak bali, ada juga yang dipasang di telinga pada hewan mamalia seperti rusa.
“Kedepannya semua satwa akan dikasi mikrochip agar memudahkan indentifikasi dan mendata identitas tiap hewan yang ada. Dari sekitar 2000an jenis satwa yang ada, masih separuhnya saja yang memiliki ID,” kata Aschta Boestani Tajudin Direktur Utama KBS. (geh)

Tags: