Babinsa Koramil 0814/03 Tembelang Laksanakan Gropyok Tikus Bersama Petani

Serka M. Mufid bersama petani Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang melakukan gropyokan tikus, Jumat (20/11). ( arif yulianto/bhirawa)

Jombang, Bhirawa
Bintara Pembina Desa (Babinsa) Ngogri Koramil 0814/03 Tembelang, Kodim 0814 Jombang bersama dengan petani yang tergabung dalam kelompok tani mengadakan penanggulangan hama tikus dengan sistem gropoyokan, di Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jumat (20/11).

Babinsa Ngogri, Serka M. Mufid mengatakan, adanya gejala serangan hama tikus yang menyerang di lahan persawahan warga harus secepatnya diambil tindakan, hal ini dilakukan agar serangan hama tikus tidak berdampak lebih luas lagi penyebarannya.

“Sistem gropoyokan yang digunakan oleh para petani dalam memberantas hama tikus adalah cara tradisional dengan melibatkan para petani secara sukarela, masing-masing orang hanya menggunakan alat seadanya berupa tongkat dari kayu atau bambu berfungsi melumpuhkan atau membunuh hewan tersebut,” papar Serka M. Mufid.

Dia menambahkan, dengan metode seperti ini, setidaknya bisa mengurangi dampak kerusakan yang diakibatkan dari serangan hewan tersebut.

“Sehingga hasil panen yang diharapkan bisa terwujud,” tandasnya.

Kepala Desa Ngogri, Agus Lishartatik juga mengajak warganya untuk bersama-sama memberantas hama tikus.

“Dalam hal ini diperlukan kepedulian bersama bukan hanya petani saja, namun juga pihak terkait lainnya yang harus berperan serta, mengingat serangan hama tikus merupakan salah satu penyebab kerusakan tanaman padi di desa kami,” ucapnya.

Selain itu, ia juga mengimbau kepada para petani maupun warga yang lain untuk tidak membunuh atau memburu Burung Hantu karena hewan tersebut merupakan predator yang sangat membantu dalam membasmi hama tikus,

“mudah-mudahan serangan hama tikus kali ini dapat diredam, sehingga para petani mempunyai harapan untuk bisa memanen pada musim tanam awal tahun ini,” kata dia.

Sementara itu, Komandan Koramil 0814/03 Tembelang, Kapten Chb Sugeng menyampaikan, meningkatnya serangan hama tikus juga bisa disebabkan oleh karena tidak adanya antisipasi berupa gerakan massal dan intensif.

“Di antaranya seperti pembersihan lahan dan pengemposan lubang-lubang tikus sebelum tanam,” ujar Kapten Sugeng.

Dengan kondisi di atas, lanjut Danramil, bisa menjadi dasar Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Babinsa, serta kelompok untuk menekan populasi hama tikus.

“Dan tentunya berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut serta dilaksanakan dengan sepenuh hati, agar musim panen mendatang hasil yang diperoleh meningkat dan lebih baik lagi,” pungkasnya.(rif)

Tags: