Babinsa Koramil Brondong Lakukan Upsus Dampingi Petani

Petani Jagung di Desa Sumber Agung , Kecamatan Brondong didampingi Kapten Amrozi saat panen.(Alimun Hakim/Bhirawa).

Lamongan, Bhirawa
Babinsa Koramil Brondong Serda Abdi melakukan Upsus (Upaya Khusus) pendampingan kepada para petani di Desa Sumber Agung , Kecamatan Brondong saat panen jagung sejenis hibrida di ladang sawah seluas 1,5 hektare lebih ,Selasa(25/6)
Pendampingan Upsus ini merupakan salah satu upaya Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk membantu menciptakan ketahanan pangan.
“Selain itu dengan maksud untuk menciptakan hubungan kerja sama para petani dengan TNI,” kata Danramil 0812/18 Brondong Kapten Amrozi tersebut
Kapten Amrozi menjelaskan, Tugas pendampingan ini juga merupakan salah satu kerja sama antara TNI- AD dengan kementrian pertanian.
“Kita sebagai aparat kewilayahan di samping tugas pokoknya juga dituntut untuk ikut bertanggung jawab mensukseskan program swasembada pangan,” Jelas kapten Amrozi
Sementara itu Pak Sardan salah satu petani jagung di Desa Sumber Agung tersebut menuturkan jika dalam memanen jagung , para petani kemudian langsung melanjutkan dengan penanaman kembali.
“Di musim yang tidak menentu seperti ini , masyarakat petani di Desa Sumber Agung setelah memanen jagungnya langsung melanjutkan dengan penanaman”Tuturnya.
Seperti diketahui , Kabupaten Lamongan menjadi salah satu daerah penyumbang komoditas jagung tertinggi di Indonesia.
Bahkan,Produksi komoditas jagung di Lamongan, Jawa Timur, terus mengalami peningkatan, hingga mencapai surplus.
Melihat Kabupaten Lamongan dalam dua atau tiga tahun mendatang, produksi jagungnya hingga 1 juta ton. Sebab setiap tahun terjadi lonjakan. Dari produksi sebesar 323.549 ton di tahun 2015, naik menjadi 372.162 ton pada 2016, kemudian melonjak menjadi 571.080 ton pada 2017.
Dari catatan Dewan Nasional Jagung, produksi jagung di Lamongan pada 2017 juga yang tertinggi. Bahkan, bisa menjadi rekor baru, baik dari sisi produksi maupun produktivitasnya.
Bupati Fadeli menyampaikan perubahan itu tidak lepas dari petani Lamongan yang mau diajak berubah. Dari yang sebelumnya konvensional, hanya meneruskan kebiasaan lama, kini mau menanam dengan pola yang benar.
“Biasanya petani itu sangat susah berubah untuk menggunakan metode atau pola tanam yang baru. Saya kira ini karena hasil nyata di lahan percontohan 100 hektare di Desa Banyubang. Hasil sukses menginspirasi petani lain untuk menerapkan pertanian modern,” kata Fadeli.
Dia menyebut kini petani sudah mau menggunakan benih unggul, penggunaan pupuk kandangnya sudah sesuai anjuran, penanaman juga secara spesifik diatur jaraknya.
Menurut Fadeli, peningkatan produksi dan produktivitas ini secara langsung berimplikasi pada kesejahteraan petani. Salah satu indikator kesejahteraan petani, yakni Nilai Tukar Petani (NTP), saat ini di Lamongan naik dari 102 menjadi 104,66.
Soal pemasaran, dia menjamin tidak akan ada kesulitan yang dialami petani. Sudah ada produsen pupuk yang memiliki pabrik di Kecamatan Brondong, PT Esa Sampuran, yang sanggup membeli berapapun jagung petani dengan harga Rp3.200 per kilogram, dengan kadar air 17%.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Panji Laras Desa Dadapan Kecamatan Solokuro mengungkapkan produktivitas jagung di desanya melonjak luar biasa usai menerapkan pola pertanian modern. Sebelumnya, hanya berkisar antara 6 hingga 7 ton per hektare. Sementara dalam panen raya kali ini rata-ratanya sudah mencapai 11,3 ton per hektare.
Bahkan ada 2 lahan jagung petani Dadapan yang produktivitasnya di atas 12 ton pe rhektare. Milik Karning yang mencapai 12,336 ton per hektare, dan milik Husnan mencatat produktivitas 12,145 ton per hektare. mg9
Secara keseluruhan, produksi jagung Lamongan pada periode Januari hingga Desember 2017 sebesar 571.080 ton. Itu dicapai dari luas panen 68.043 hektare dengan rata-rata produktivitasnya 83,93 kuintal per hektare. [mb9]

Tags: