Bagai Cabai Rawit, Pemkot Mojokerto Pedas dan Sehat Sektor Ekonomi

Mojokerto. Bhirawa.
Pemerintah Kota Mojokerto yang mempunyai luas wilayah hanya 20,21 Km2 dengan Tiga Kecamatan dan 18 Kelurahan, mempunyai penduduk cukup padat yakni 139.606 jiwa. Ternyata kian tua usianya, kian mantap langkahnya. Seperti saat ini dengan dipimpin orang wanita sebagai pucuk Pemerintahannya, yakni. Hj. Ika Puspitasari.SE.

Kota Mojokerto berkembang menjadi Kota Pariwisata, Kota Pendidikan dan Kota perdagangan.termasuk menjadi sentra pelayanan kesehatan bagi warga kota sendiri maupun warga luar daerah sekitarnya. Hal ini cukup beralasan, karena Pemkot Mojokerto memiliki.

6 Rumah sakit. 11 Klinik. 6 Puskesmas. 11 Hotel. 36 Rumah kost. Kafe 18. Rumah karaoke 6. Resto 146. 6 pusat perbenlanjaan modern dan besar. Ratusan Warkop. Semuanya masih eksis di tengah pandemi Covid-19. Membuktikan jika sektor pekonomian masih berjalan di Pemkot Mojokerto.

Hal ini inilah memantik Walikota Mojokerto melakukan kerjasama dengan unsur perbankan dalam pemberian modal bagi para pelaku Ekonomi di Kota Mojokerto. Di tengah pandemi Covid-19. Bahkan Kota Mojokerto telah dipilih menjadi tuan rumah Rakor Perbamida (Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Milik Daerah se-Indonesia) Jatim-Bali dan Kompartemen Asbisindo (Asosiasi Bank Syariah Indonesia) DPW Jatim.

Acara yang berlangsung selama dua hari tersebut awali dengan gala dinner yang dibuka oleh Wali kota Mojokerto, Ika Puspitasari di Rumah Rakyat, Jl. Hayam Wuruk 50, Kota Mojokerto pada Selasa (4/8) malam. Berakhir kamis 6/8/20.

Turut hadir dalam acara ini adalah Wakil wali kota Mojokerto, Achmad Rizal Zakaria, Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur Bambang Mukti Riyadi, Ketua Perbamida Tri Hardianto, serta Ketua Kompartemen Asbisindo Ahmad Saefoel Ghozi.

Dalam keterangannya Walikota, Ning Ita menyampaikan, pemerintah akan mendukung BPRS Kota Mojokerto “Pemerintah Daerah akan selalu berada di belakang BPR/BPRS bersama-sama dengan masyarakat, para pengusaha, dan tentunya OJK untuk mengentaskan masyarakat dari dampak ekonomi pandemi Covid-19″kata Ning Ita.

Lebih lanjut Ning Ita menjelaskan Kota Mojokerto yang hanya seluas 20, 21 km² dengan penduduk sebanyak 139.606 jiwa dan sebagian besar mata pencaharian adalah perdagangan dan jasa terdampak sekitar 61,45%. “Tapi kami Memiliki 6 RS, 11 Klinik, 6 Puskesmas, 11 hotel, rumah kost 36, kafe 18, resto 146, tempat karaoke 6, 6 pusat perbelanjaan besar, serta ratusan warung kopi yang saat ini semua masih eksis, hal ini menunjukkan Kota Mojokerto menjadi pusat pelayanan kesehatan, hiburan, kuliner, belanja dan pendidikan warga dari daerah sekitarnya.

Dalam kesempatan ini Ning Ita menyampaikan bahwa, Pusyar masih menjadi andalan dalam permodalan di Kota Mojokerto. “Pusyar merupakan salah satu produk unggulan BPRS Kota Mojokerto untuk memfasilitasi pelaku usaha mikro di wilayah Kota Mojokerto, tanpa biaya bunga, asuransi dan administrasi, karena sudah ditanggung oleh Baznas Kota Mojokerto. Untuk itu ke depan di Kota Mojokerto akan memperbanyak transaksi secara cashless. jelas Ning Ita.

Sementara itu Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur Bambang Mukti Riyadi menyampaikan, bahwa pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak di Indonesia saja tetapi terhadap perekonomian di seluruh dunia. Senada dengan Ning Ita, Bambang menyampaikan bahwa perekonomian di tengah pandemi harus terus bergerak secara dinamis karena tidak mungkin orang hanya berdiam diri di rumah selamanya. “Saat ini di dunia perbankan tengah mengalami mengalami tekanan, tetapi yang harus diperhatikan adalah respon untuk bulan-bulan yang akan datang.”kata Bambang. Ia menambahkan bahwa kunci untuk menghadapi krisis akibat pandemi covid-19 adalah sinergitas seperti halnya ketika terjadi krisis moneter pada tahun 1997 yang lalu. Jelasnya. [min]

Tags: