Bagi Ansor Gresik, NKRI Harga Mati

Bagi Ansor Gresik, NKRI Harga MatiGresik, Bhirawa
Munculnya gerakan ISIS (Islamic State of Iraq and Syira)  belakangan ini membuat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Gresik mengambil sikap tegas. Agar tak terjabak dalam gerakan terorisme dan radikalisme, GP Ansor Gresik mempertegas sikapnya. Bagi organisasi keder NU (Nahdalatul Ulama) ini, keutuhan NKRI (Negera Kesatuan Republik Indonesia) merupakan harga mati yang tak bisa ditawar lagi.
Kesimpulan itu diambil dalam diskusi internal Pengurus Cabang (PC) dengan 16 pengurus anak cabang (PAC) GP Ansor se-Kab Gresik, kemarin. Kegiatan yang dikemas dalam Halalbihalal di Depot Hidayah GKB itu berlangsung cukup dimanis. Diwarnai banyak debat, namun tetap mengedepankan musyawarah mufakat.
Diskusi yang dipimpin HM Sholahuddin itu didahului paparan anak cabang terkait dinamisasi akan pengaruh ideologi radikalisasi Islam terhadap masyarakat bawah di masing-masing kecamatan. Ternyata, sudah banyak berkembang ideologi yang mengarah pembentukan negara Islam.
”Banyak model organ yang muncul yang pada intinya mengarah ke ideologi negara Islam. Model-model ISIS mulai berkembang di Panceng dan Kec Sidayu,” ungkap Azmil, Pengurus PAC GP Ansor Panceng.
Ketua PAC Ansor Cerme Lutfi Syarifuddin memperkuatnya dengan adanya ajakan salah satu kelompok radikal di Gresik Selatan untuk menutup rumah-rumah ibadah agama lain. Namun, pihaknya menolak dengan alasan keutuhan NKRI lebih penting, mengingat bagi Ansor NKRI harga mati.
”Kami juga direpotkan dengan banyaknya pendirian rumah-rumah ibadah baru yang tak berizin. Namun, kami tak ingin terjebak dalam konflik antar agama. Karena itu sangat membahayakan NKRI,” ujarnya.
Yunus dari Ansor Kedamean juga mengungkap, bila di wilayahnya berkembang pesat kelompok radikal. Bahkan, kelompok yang disebutnya sehaluan dengan ISIS itu sudah masuk ke masjid-masjid. Karena itu, pihaknya mengusulkan perlunya memperkuat ideologi Ahlussunah Waljamaah dan NKRI.
”Kami khawatir, bila terjebak dalam isu-isu global, maka akan melupakan internal. Diantaranya pemahaman NKRI dan Pancasila sebagai harga mati,” katanya memperkuat.
Atas dasar itulah, Ketua PAC Ansor Kec Gresik, Mahbub Djunaidy meminta kepada Ansor Gresik, tak perlu terjebak dalam isu ISIS. Mengingat, kini isu ISIS menyeruak ke masyarakat begitu dasyatnya tanpa diketahui secara detail di balik isu ISIS, dengan target utama menghancurkan Islam yang dia sebut sebagai agama Rohmatan Lilalamin.
”Kami menyarakan perlunya Ansor Cabang membuat kegiatan rutinan sosialisasi pemahaman Aswaja dan NKRI sebagai harga mati. Masyarakat bawah harus dipahamkan yang lebih penting,” usul dia.
Selain muncul penyikapan isu global, Khoirul Huda dari PAC Kec Manyar juga mendesak Ansor mengawal program pembangunan yang pro rakyat. Termasuk mengàwal APBD yang alokasi anggarannya terbanyak direakisasikan ke kesehatan dan pendidikan.
Menyikapi hal itu, Sekretatis PC GP Ansor Gresik, Agus Junaidy menjelaskan, bila memang Ansor Gresik tidak ingin terseret isu global ISIS. Namun, lebih menguatkan sosialisasi Aswaja dan NKRI ke bawah. Juga meminta kepada kader Ansor dan Banser supaya tidak terjebak pilihan di Pilpres. ”Kami akan memperkuat internal dengan lebih sering turba mensosialisasikan Aswaja dan NKRI, daripada teejebak isu ISIS,” pungkasnya. [eri]

Rate this article!
Tags: