Bahan Industri Picu Kenaikan Impor Jatim 3,20 Persen

Pekerja menurunkan barang impor yang masuk Jatim.

Pekerja menurunkan barang impor yang masuk Jatim.

Pemprov, Bhirawa
Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat impor Jatim pada Maret 2016 mencapai USD1,507 miliar atau naik 3,20 persen dibanding impor Februari 2016 mencapai USD1,460 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, mengatakan impor Jatim naik karena 78,17 persen didominasi bahan baku penolong untuk keperluan industri.
Impor nonmigas Jatim didominasi oleh mesin-mesin/peralatan mekanik dengan nilai USD137,18 juta, diikuti besi dan baja USD101,27 juta, gandum USD98,04 juta, plastik dan barang dari plastik USD86,27 juta, serta bungkil industri makanan USD85 juta.
Komoditi utama dari kelompok barang mesin-mesin/peralatan mekanik (HS 84) adalah berupa turbo-jet, turbo-propeller dan turbin gas lainnya senilai USD19,53 juta atau naik 19,2 persen dibanding bulan sebelumnya.
“Impor bahan baku penolong terbesar ini didatangkan dari Tiongkok, Amerika Serikat, Thailand, yang kontribusi ketiganya mencapai 39 persen dari total impor,” kata Teguh, Kamis (21/4)
Secara kumulatif, nilai impor Jatim mulai Januari sampai Maret 2016 sebesar USD4,398 miliar atau turun 13,84 persen dibanding periode yang sama 2015 mencapai USD5,104 miliar.
Sementara impor migas Jatim pada Maret 2016 mencapai USD233,33 juta atau naik 58,11 persen dibanding impor migas Februari 2016 yang hanya USD147,58 juta. Secara kumulatif, yakni mulai Januari-Maret 2016 impor migas sebesar USD534,31 juta atau mengalami penurunan 42,34 persen dibanding impor migas periode yang sama 2015 mencapai USD926,68 juta.
Sedangkan impor nonmigas Jatim Maret 2016 sebesar USD1,273 miliar atau turun 2,97 persen dibanding impor nonmigas Februari 2016 yang mencapai USD1,312 miliar. Sedangkan selama Januari-Maret 2016 impor nonmigas Jatim USD3,863 miliar atau mengalami penurunan 7,52 persen dibanding periode yang sama 2015 mencapai USD4,178 miliar. [rac]

Tags: