Bahan Makanan Jadi Pemicu Terbesar Inflasi di Sumenep

Karikatur inflasiSumenep, Bhirawa
Pada bulan Nopember 2016, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,53 persen. Hal itu lebih tinggi dibanding pada inflasi yang terjadi di Jawa Timur sebesar 0,33 persen dan Nasional yang juga mengalami inflasi sebesar 0,47 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Suparno mengatakan, dari 8 kota indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur, pada bulan Nopember ini, Sumenep merupakan kabupaten tertinggi mengalami inflasi sebesar 0,53 persen, sama dengan kabupaten Kediri. Disusul Madiun sebesar 0,51 persen dan Probolinggo sebesar 0,47 Persen serta Malang sebesar 0,45 persen.
“Dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi dan dua kelompok mengalami deflasi. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 1,40 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,76 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,55 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,13 persen, kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Suparno, Senin (05/12).
Ia menyampaikan, dua kelompok yang mengalami deflasi diantaranya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,08 persen, kelompok sandang sebesar 0,16 persen. Sedangkan komuditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah bawang merah, sewa rumah, cabai merah, cabai rawit, beras, ketimun, cumi-cumi, bawang putih, pembasmi nyamuk bakar, dan layang/ benggol.
“Komuditas yang memberikan andil terbesar atas terjadinya deflasi diantaranya tongkol/ ambu-ambu, telur ayam ras, emas perhiasan, pepaya, udang basah, kentang, gula pasir, tengiri, mujair dan daging ayam kampung,” urainya.
Ia menambahkan, tingkat inflasi tahun kalender atau bulan Januari-November 2016, Sumenep sebesar 1,65 persen, Jawa Timur sebesar 2,16 persen dan Nasional sebesar 2,59 persen. “Dari tingkat inflasi tahun ke tahun atau bulan Nopember 2016 terhadap Nopember 2015, Sumenep sebesar 2,44 persen, Jawa Timur sebesar 3,02 persen dan Nasional sebesar 3,58 persen,” pungkasnya. [sul]

Tags: