Bahan Makanan Picu Deflasi Jember 0,06 Persen

4-inflasiJember, Bhirawa
Turunnya harga sejumlah komoditas pada kelompok bahan makanan memicu terjadinya deflasi pada bulan Agustus 2014 di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sebesar 0,06 persen.
“Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,65 persen, kemudian kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,33 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Wahyudi, Selasa (2/9).
Menurut dia, komoditas yang memberikan sumbangan besar terjadinya deflasi antara lain komoditas bawang merah, bayam, tahu mentah, tempe, beras, tomat sayur, daging sapi, labu siam, dan jagung muda dan angkutan dalam kota.
“Deflasi di Jember juga disebabkan oleh turunnya harga kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan dengan deflasi terjadi pada sub kelompok transportasi sebesar 0,46 persen yang memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,07 persen, sedangkan sub kelompok yang lain tidak mengalami perubahan,” tuturnya.
Secara rinci, komoditas yang menyumbang angka deflasi tinggi di Jember antara lain angkutan dalam kota sebesar 5,24 persen, bawang merah sebesar 7,76 persen, bayam 19,08 persen, tahu mentah 7,09 persen, dan tempe sebesar 4,71 persen.
Sedangkan komoditas yang menyumbang inflasi tinggi di kabupaten setempat antara lain tarif listrik sebesar 3,75 persen, cabai rawit sebesar 31,98 persen, pasta gigi sebesar 9,76 persen, dan daging ayam ras 1,58 persen.
Wahyudi menjelaskan, dari delapan kabupaten/kota yang memiliki indeks harga konsumen (IHK) nasional di Jatim, hanya dua kabupaten yang mengalami deflasi pada bulan Agustus 2014 yakni Jember sebesar 0,06 persen dan Banyuwangi 0,12 persen, sedangkan daerah lain mengalami inflasi.
Sedangkan Jatim mengalami inflasi sebesar 0,37 persen, kemudian Kota Surabaya sebesar 0,50 persen, Malang sebesar 0,47 persen, Madiun 0,35 persen, Sumenep 0,31 persen, Probolinggo 0,07 persen, Kediri 0,06 persen. “Secara umum, terjadinya inflasi seluruh kabupaten/kota di Jatim pada bulan Agustus sangat dipengaruhi oleh komoditas-komoditas pada kelompok bahan makanan,” katanya.
Dilihat dari inflasi years-on-years (Agustus 2014 terhadap Agustus 2013), Jatim mengalami inflasi sebesar 3,53 persen. Dari semua kota, inflasi y-o-y tertinggi terjadi di Kota Surabaya (3,94 persen) diikuti Kota Malang (3,87 persen), Kota Madiun (3,04 persen), Kota Probolinggo (2,95 persen), Kota Kediri (2,89 persen), Kabupaten Sumenep (2,66 persen), Kabupaten Jember (2,32 persen), Kabupaten Banyuwangi (1,51 persen), dan sedangkan angka nasional (3,99 persen). [efi,ant]

Komoditas Penyumbang Deflasi
1.  Angkutan dalam kota sebesar     5,24 persen
2.  Bawang merah         7,76 persen
3.  Bayam           19,08 persen
4.  Tahu mentah           7,09 Persen
5.  Tempe sebesar         4,71 persen.
Komiditas Penyumbang Inflasi
1.  Tarif listrik           3,75 persen
2.  Cabai rawit           31,98 persen
3.  Pasta gigi           9,76 persen
4.  Daging ayam ras         1,58 persen.

Tags: