Bahasa Indonesia yang Dianaktirikan

Oleh:
Resti Nurcholifah
Mahasiswa pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Suatu hari yang tidak terduga, saya bertemu dengan seorang perempuan paruh baya yang berpenampilan tampak usia dua puluhan. Perempuan paruh baya tersebut bertanya pada saya “sudah kelas berapa sekarang?” dengan entengnya saya menjawab “sudah kuliah”. Pertanyaan yang dilontarkan ternyata tidak hanya sampai disitu saja, perempuan paruh baya tersebut menanyakan jurusan yang saya ambil. Ketika saya menjawab jurusan yang saya ambil adalah keguruan, saya merasa sangat bangga karena guru merupakan seorang pahlawan, ya meskipun jika melihat nilai gaji seorang guru memang sangatlah luar biasa jaraknya dengan biaya yang digunakan dalam pendidikan untuk menjadi seorang guru. Lalu perempuan paruh baya tersebut menanyakan pada saya nantinya akan mengajar mapel apa? Sayapun menjawab mapel bahasa Indonesia.
Disaat yang bersamaan dengan jawaban yang saya berikan, saya berpiki berpikir pertanyaan apalagi yang akan ditanyakan. Namun perempuan paruh baya tersebut tidak menanyakan apapun lagi pada saya. Hanya saja perempuan paruh baya tersebut mengeluarkan kata “oh” dengan nada yang entah memiliki makna apa dan ekspresi muka yang menurut saya kurang mengenakan. Entah mengapa dengan Bahasa Indonesia sehingga banyak orang yang menyepelekan Bahasa Indonesia. Padahal bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, bahasa negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan karena dengan Bahasa Indonesia kita dapat disatukan dengan banyaknya suku yang berada di Indonesia.
Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa resmi karena digunakan diacara-acara yang resmi seperti seminar dan sebagainya. Selain itu bahasa Indonesia juga merupakan bahasa Negara, karena bahasa Indonesia juga digunakan diperistiwa-peristiwa kenegaraan seperti halnya digunakan pada saat sdangg MPR dan sebagainya. Saya rasa semua warga bangsa Indonesia yang sudah memakan bangku sekolah, mereka semua telah merasakan adanya pendidikan kewarganegaraan yang kerap anak sekolah dasar menyebutnya PKN. Yang mana dalam pembelajaran tersebut memberitahukan pada kita tentang sejarah bangsa Indonesia yang diperjuangkan sedemikian rupa oleh para pahlawan kita. Sehingga saya meyakini pada semua warga Indonesia bahwa mereka tahu butir ketiga Sumpah Pemuda, ” Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Lalu mengapa semakin bertambahnya usia kemerdekaan bangsa Indonesia namun warga negaranya justru semakin menjauhi bahasanya sendiri. Bukankah sudah sepatutnya masyarakat Indonesia tetap bangga menjadi bangsa Indonesia dan tidak pernah menyepelekan bahasa Indonesia?
Nasib Bahasa Indonesia
Namun pada kenyataanya masyarakat justru lebih banyak memilih untuk belajar bahasa Indonesia hanya diforum tertentu seperti saat dimana terjadi pendidikan formal saja. Dengan mata terbuka saya rasa sudah bisa terlihat bagaimana pemilihan jurusan pendidikan yang banyak diambil oleh masyarakat Indonesia. Terlebih pada kemajuan zaman saat ini yang terlalu banyak menuntut seseorang untuk lebih maju. Sehingga dengan kemajuan zaman inilah banyak masyarakat yang hanya mementingkan kebutuhan untuk mencukupi kehidupannya sendiri. Karena kemajuan zamanlah masyarakat Indonesia lebih mencintai bahasa asing dibandingkan dengan bahasa sendiri yaitu bahasa Indonesia. Mereka beranggapan bahwa dengan mempelajari bahasa asing akan menjanjikan kehidupan mereka dizaman yang maju ini.
Bahkan jika ada seseorang yang sering menggunakan bahasa asing baik itu hanya sedikit ataupun banyak, mereka jauh akan dibanggakan oleh orang lain. Seperti halnya pada sesama mahasiswa yang mengambil jurusan berbeda. Masyarakat jauh akan lebih membanggakan mahasiswa yang mengambil jurusan bahasa asing. Baik itu bahasa Inggris, bahasa Mandarin, basa Korea dan sebagainya. Mirisnya bahasa Indonesia benar-benar dipandang sebelah mata oleh putera puteri bangsanya sendiri, sehingga dapat dikatakan bahwa generasi bangsa Indonesia ini lebih suka menggunakan bahasa-bahasa asing dalam kesehariannya. Memang kita juga perlu mempelajari bahasa asing, namun bukan itu menandakan jika kita harus lebih cinta pada bahasa asing dibanding dengan bahasa sendiri yaitu bahasa Indonesia.
Sungguh sangat menyakitkan apabila kita mengingat betapa malangnya nasib bahasa Indonesia di era ini. Bahkan dapat dirasakan secara jelas jika bahasa Indonesia secara perlahan-lahan telah ditinggalkan oleh generasinya. Sungguh miris rasanya jika kita yang berasal dari negara Indonesia sendiri tetapi enggan untuk menggunakan menggunakan bahasa Indonesia. Sedangkan orang-orang yang berasal dari negara lain justru sibuk belajar menggunakan bahasa Indonesia. Mungkinkah jika enggannya masyarakat mengguakan bahasa Indonesia juga dipengeharuhi oleh kemajuan teknologi yang semakin meraja? Mungkin saja secara tidak sadar teknologi telah mengubah pemikiran masyarakat Indonesia yang selalu ingin tampil keren dengan teknologi yang dimilikinya.
Pasalnya kini sering dijumpai pengguna media masa yang selalu menampilkan pada dunia bahwa ia seseorang yang keren, yang terkini dan gaul. Tak sedikit pula pengguna media masa yang dengan bangganya menggunakan bahasa asing yaitu bahasa Inggris yang digunakan dimedia masa. Dapat dikatakan jika seseorang yang selalu menggunakan bahasa asing dimedia masa hanya untuk mencari pujian dari orang lain. Namun beda halnya dengan fenomena yang sedang naik daun disaat ini. Fenomena tersebut ialah senangnya menyanyikan lagu barat dikalangan anak-anak seperti halnya lagu seperti lagu baby shark. Sadarkah jika secara tidak langsung anak-anak kini sedang belajar menggunakan bahasa asing. Karena kemajuan teknologi yang meraja sihingga remaja-remaja Indonesia juga mengenal bahasa bahasa gaul.
Seiring berjalannya waktu bahasa memang mengalami perubahan, namum lain dengan bahasa yang sedang gempar dikalangan para remaja Indonesia ini. Para remaja di Indonesia kini digemparkan dengan bahasa-bahasa yang mana menurut remaja Indonesia ini merupakan bahasa gaul. Bahasa-bahasa gaul seperti baper, kepo,chekidoot,dan sebagainya kini meledak dikalangan anak muda di Indonesia. Kata-kata gaul yang kerap kali diucapkan juga memiliki arti bagi yang mengerti kata-kata gaul tersebut., seperti kata baper juga memiliki arti (terbawa perasaan). Bahkan tak jarang sering juga dijumpai anak kecil yang mengatakan kepo yang merupakan kepanjangan dari knowing every particular. Bahkan kini sudah tak jarang lagi jika menjumpai sebuah acara televisi yang juga kerap kali menggunakan kata-kata gaul. Sehingga dengan muculnya bahasa gaul itulah, bahasa Indonesia menjadi semakin tergeser.
Sadar Bahasa
Sudah seharusnya masyarakat Indonesia menyadari akan pentingnya bahasa Indonesia. Untuk apa jika masyarakat Indonesia dengan giat memepelajari bahasa asing tetapi tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jika masyarakat sadar akan pentingnya bahasa Indonesia dan menumbuhkan kecintaanya pada bahasa Indonesia, tentu masyarakat tidak akan khawatir dengan kemajuan zaman dan teknologi di massa kini. Semakin masyarakat Indonesia fasih dalam menggunakan bahasa Indonesia, maka disitulah masyarakat bisa menggunakan kemampuannya untuk membuat diri sendiri bangga. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang mengabaikan bahasa Indonesia. Namun jarang masyarakat Indonesia ketahui jika di negara lain bahasa Indonesia justru digemari dan banyak dipelajari.
Baik mereka belajar bahasa Indonesia maupun tentang sastranya. Namun pada nyatanya masyarakat Indonesia sendiri justru acuh pada bahasanya sendiri yaitu bahasa Indonesia. Bukankah jika masyarakat Indonesia fasih dalam bahasanya sendiri mereka dapat mengajarkan bahasa Indonesia kepada warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia. Lalu untuk apa jika kita sekolah begitu tinggi demi memahami bahasa asing karena di Indonesia sudah terdiri pabrik-pabrik dari negara asing. Apakah masyarakat Indonesia hanya ingin menjadi bawahan masyarakat asing di negaranya sendiri? Mengingat begitu jauhnya pandangan generasi muda pada bahasa Indonesia tentu harus diadankannya upaya untuk menambah kecintaan para generasi muda bangsa Indonesia pada bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Masyarakat Indonesia harus sadar dan mencintai bahasanya sendiri yaitu bahasa Indonesia.

——– *** ———

Rate this article!
Tags: