Baitul Arqom Smamda Sidoarjo Diisi Praktek Mandi Besar

Ustad Tikno SPd I memberi pengarahan terlebih dahulu sebelum praktek mandi besar. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Setelah siswa mendapatkan pembelajaran secara teori di kelas, ataupun secara online dan agar tidak salah dalam penerapannya. Program Baitul Arqom SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo diisi dengan kegiatan praktek mandi besar atau mandi junub, dengan harapan para siswa tidak salah dalam melaksanakan syariat agamanya.
Menurut Waka Ismuba Smamda, Drs Hasanudin MPd I, bila praktek ini dilakukan secara betul, para siswa kelas X dan kelas XI ini ya mandi secara sungguh – sungguh diguyur air betulan, persis seperti yang diajarkan dalam teorinya.
“Mereka harus antri praktek mandi di kamar mandi sekolah. sehingga mereka juga tahu persis alurnya mandinya dimulai dari mana,” jelas Hasanudin, ditemui disela – sela memantau siswa praktek, pada Selasa (20/4) kemarin.
Hasanudin menjelaskan, siswa melakukan praktek secara langsung dan mendapatkan bimbingin dari para guru, nantinya mereka tidak akan bingung dan ragu – ragu lagi. Karena mandi besar ini memang sebuah kewajiban bagi orang Islam. Tujuan agar mereka bisa mengamalkan dengan baik dan benar. Jangan sampai saat menjalankan syariatnya itu tidak sah. Kalau tidak sah nantinya sangat merugi.
“Makanya para siswa dibimbing hingga benar – benar sesuai dengan syariat Islam, sesuai dengan hadis – hadisnya. Jadi harus dilakukan secara detail betul, jangan sampai mereka bilang yang penting mandi basah, diguyur air semuanya. Sebab kalau sekedar mandi basah, ya setiap hari juga mandi basah. Tapi dalam Islam ada tuntutnannya ada aturannya serta ada hadisnya,” jelas Hasanudin.
Sementara itu, Kepala Smamda Sidoarjo, Wigatiningsih MPd menegaskan, Bailtul Arqom ini memang agenda rutin tahunan. Namun untuk tahun lalu tidak bisa dilaksanakan karena kondisinya pandemi virus Covid 19. Walaupun tahun ini masih dalam kondisi pandemi, tetapi sudah dapat dilaksanakan dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat.
“Kegiatan Baitul Arqom ini dibagi dua, yakni untuk kelas X dan kelas XI, dan untuk prakteknya siswa putra dan siswa putri kami pisahkan waktunya,” tegasnya.
Baitul Arqom ini merupakan materi penguatan yang sudah ada di draf petunjuk dari Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur. Tahun ini diformulasikan yang lebih simple, lebih ringkas karena terkait durasi waktu yang tersedia.
“Secara umum kegiatannya adalah penguatan aqidah, penguatan Kemuhammadiyahan, juga ada penguatan kaifiyah ibadah dan penguatan akhlaq. Jadi lima poin itu yang dimasukan di dalam kurikulum kegiatan Baitul Arqom,” jelas Wigatiningsih. [ach]

Tags: