Baju Laik Pakai Juga Laku Keras di Bazar Ramadan Kota Malang

Wali Kota Malang Sutiaji bersama dengan Ny. Widayati Surtiaji saat berada di Pasar Ramadan.

(Tak Hanya Sembako)

Kota Malang, Bhirawa
Antusiasme masyarakat untuk  berbelanja menjelang Idul Fitri sangat tinggi, tidak hanya sembako yang diserbu masyarakat pada bazar  Ramadhan yang digelar oleh Pemkot Malang, mulai Senin  27/5 dan Selasa 28/5 ini.
Tetapi masyarakat juga manyerbu pakaian layak pakai. Meski harus rela berdesak-desakan dengan warga lainnya, namun stan penjualan baju bekas di Pasar Murah Ramadan yang digelar Pemerintah Kota Malang menjadi titik yang paling ramai diserbu warga.
Stan penjualan baju layak pakai, milik Dharma Wanita dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Malang ini bahkan ramai diserbu warga sejak  pukul 07.00 WIB tadi. Masyarakat tampak berjubel ingin mendapatkan baju layak pakai tersebut.
Ketua GOW Endang Purnawi Wasto, mengutarakan,  ketika stan lain belum dibuka, stan penjualan baju bekas sudah ramai dipenuhi warga yang ingin mencari baju bekas layak pakai.
Baju layak pakai ini, merupakan sumbangan organisasi, ASN, dan instansi lain di kota pendidikan ini memang dijual dengan harga yang cukup terjangkau, mulai dari Rp 1000 hingga Rp 15 ribu per buah.
“Pakaian yang dijual pun jumlahnya ribuan, mulai dari celaa, kaos, jaket, sepatu, hingga tas. Karena tujuan kami memang untuk meringankan masyarakat yang ingin membeli baju lebaran,” tuturnya.
Tak hanya itu, nantinya seluruh uang hasil penjualan baju bekas ini akan disumbangkan pada warga yang kurang mampu. “Uang hasil penjualannya akan kami berikan pada warga lansia produktif yang tinggal di Kampung Topeng Malang. Selain itu, GOW dan Dharma Wanita juga akan memberikan takjil gratis bagi warga yang membutuhkan,” ungkap Endang.
Salah seorang warga, Asih mengaku senang dengan keberadaan stan penjualan baju bekas ini. “Mau lebaran lumayan bisa beli baju dengan harga sangat murah. Saya dapat celana hanya dengan harga Rp 5 ribu saja,” ujar warga Kecamatan Sukun ini.
Menurutnya, selain bisa mendapatkan baju dengan harga terjangkau, ia pun bisa turut membantu warga yang kurang mampu. “Karena kita tahu kalau uang hasil penjualannya diberikan pada warga yang kurang mampu, jadi dengan membeli baju bekas ini, kita juga ikut membantu donasi warga tidak mampu,” pungkasnya.
Pemerintah Kota Malang menggelar Pasar Ramadhan pada  Senin – Selasa, 27- 28 Mei 2019 di Halaman Stadion Gajayana Malang. Sebanyak 53 peserta mengikuti Pasar Murah Ramadhan 1440 Hijriah tahun ini.
Dalam Pasar Murah Ramadhan tahun ini, selain penjualan paket sembako murah, juga ada layanan penukaran uang baru, penjualan produk urban farming, penjualan paket lebaran, pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil dan pelayanan kesehatan gratis.
Kepala Bagian Pengembangan Perekonomian Pemkot Malang, Rinawati menuturkan bahwa tujuan diadakannya pasar ini adalah membantu masyarakat untuk mendapatkan bahan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau pada momen bulan puasa dan mendekati Idul Fitri 1440 H.
“Pasar Murah Ramadhan ini juga dilakukan untuk mengendalikan  stok ketersediaan bahan kebutuhan pokok di pasar sehingga tidak terjadi kelangkaan yang berimbas pada naiknya harga kebutuhan pokok,” kata Rinawati.
Dijelaskan, 53 peserta yang ikut dalam helatan Pasar terdiri dari berbagai elemen dan stake holder yang meliputi distributor bahan pangan, pelaku usaha, Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Malang, BUMD Kota Malang, Kantor Perwakilan Bank Indonesia dan Perbankan Kota Malang dan BUMN Bulog Sub Divre VII Malang serta organisasi sosial kemasyarakatan..
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk datang dan memanfaatkan kesempatan pasar murah ini,” ucap Rinawati.
Data Bagian Pengembangan Perekonomian Kota Malang menyebut Pasar Murah Ramadhan yang digelar setiap tahun selalu membawa dampak positif kepada masyarakat dan juga peserta yang turut serta. Tercatat di tahun 2016 pasar murah diikuti oleh sebanyak 28 peserta dengan omzet sebesar Rp 396,8 juta berlanjut di tahun 2017, dengan jumlah peserta yang sama mencapai omzet sebesar Rp 305 juta dan di Tahun 2018 dengan 58 peserta dapat mencapai omzet sebesar 617 juta.
Sementara itu, Walikota Malang, H. Sutiaji dalam sambutan pembukaan mengatakan bahwa kegiatan ini selain dalam rangka untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka namun juga untuk menekan inflasi. “Karena biasanya pada saat menjelang idul fitri tingkat inflasi akan lebih tinggi, hal tersebut disebabkan oleh kecenderungan masyarakat yang lebih konsumtif” ujar Sutiaji.
Selain itu, lanjut Sutiaji, kegiatan ini juga dilaksanakan untuk mengontrol harga di pasaran, sehingga tidak terjadi kenaikan harga yang signifikan akibat dari tingginya permintaan dari masyarakat. [mut]

Tags: