Bakesbangpol Gelar Jambore Generasi Muda antar Umat Beragama

Kepala Bakesbangpol Provinsi Jatim Drs Ec JonathanJudianto, MT berfoto bersama dengan peserta jambore generasi muda antar umat beragama

Semaikan Nilai Pancasila dan Nasionalisme Lewat Outbond
Mojokerto, Bhirawa
Siapa kita? Indonesia
Siapa Kita? Indonesia
Siapa Kita? Indonesia
Jambore Generasi Muda? Berkarakter Berjiwa Milenial
Saling bersahutan dengan penuh semangat peserta jambore generasi muda antar umat beragama teriakan yel yel. Para peserta yang mayoritas dari kalangan pelajar dan mahasiswa dengan berbagai latar belakang agama tersebut mengikuti kegiatan jambore selama dua hari (12 – 13 Juni) yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur.
Sebanyak 150 peserta dengan penuh semangat mengikuti jambore yang menghadirkan instruktur khusus Super Camp dari Kampus ITS. Kepala Bakesbangpol Provinsi Jatim Drs Ec JonathanJudianto, MT saat memberi pengarahan mengaku bangga dengan antusias peserta mengikuti kegiatan jambore.
“Sungguh saya bangga dengan semangat kalian untuk hadir dalam kegiatan ini. Melalui kegiatan inilah nanti diharapkan akan muncul kader pemimpin bangsa yang akan selalu merawat keberagaman dan kebersamaan,” pesan Jonathan. Spirit tersebut jelas Jonathan, semakin menemukan relevansinya ketika dikaitkan dengan fenomena sosial yang berkembang saat ini.
“Saat ini di media sosial informasi hoax yang berisi ujaran kebencian antar umat dan kelompok sering berseliweran. Tugas kalian adalah menjaga agar hoax tidak semakin melimpah di medsos,” pinta Jonathan lagi.
Instruktur Super Camp dr Nasrul ketika ditemui Bhirawa disela-sela acara mengaku optimis dengan kegiatan jambore yang dikelolanya.
“Saya lihat anak-anak begitu semangat dan berdisiplin dalam mengikuti kegiatan dan mengerjakan tugas yang diberikan,” tuturnya. Dengan bekal kedisiplinan yang dimiliki peserta, para instruktur optimis target kegiatan jambore generasi muda akan tercapai. Lebih lanjut Nasrul berharap acara jambore generasi muda ini bisa menjadi program jangka panjang yang tidak hanya berhenti di acara jambore saja.
“Jambore ini akan menjadi ajang bagi penyemaian nilai-nilai Pancasila sehingga perlu tindak lanjut berupa program nyata dari para peserta,” kata Nasrul.
Harapannya nanti, usai jambore masing-masing kelompok yang sudah terbentuk akan terpacu untuk berbuat dan melakukan aksi nyata mewujudkan akrar yang telah diucapkannya saat jambore ini.
“Para peserta jambore telah berikrar untuk menjaga NKRI dan Pancasila. Nah ikrar itu harus diaktuliasaikan dalam bentuk kegiatan,” jelasnya.

Ajak Generasi Milenial Tidak Melupakan Sejarah
Kegiatan jambore generasi muda antar umat beragama tingkat Jatim bukan hanya diisi dengan kegiatan outdoor saja tetapi juga kegiatan kelas. “Secara umum, kegiatan jambore memang lebih banyak kegiatan lapangan, namun demikian kami juga sisipkan kegiatan materi kelas untuk menanamkan nilai-nilai dasar dan pondasi karakter generasi muda,” kata Ketua Panitia Jambore Generasi Muda Agus Irmantara.
Menurut Agus yang juga Kabid Integrasi Bangsa Bakesbangpol Jatim ini, untuk kegiatan kelas menghaidrikan pemateri dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) Prof Anita Lie yang memaparkan nilai-nilai Pancasila dan keindoanesiaan.
Saat ditemui seusai menyampaikan materi, Anita Lie mengatakan penguatan karakter dan penyemaian nilai-nilai kebangsaan bagi generasi milenial merupakan kebutuhan strategis dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di masa mendatang. Menurut Anita, generasi milenial termasuk dalam rentang generasi yang rentan terpengaruh paham yang bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Untuk itu, Anita berpesan agar para generasia milenial tidak melupakan sejarah.
“Kalian harus banyak belajar tentang sejarah bangsa ini agar tahu bagaimana sejarah bangsa ini hadir. Banyak tokoh-tokoh nasional yang bisa menjadi panutan bagi kita semua,” kata Anita lagi. Bukan itu saja, untuk meningkatkan rasa kecintaan terhadap bangsa, Anita juga mengajar para peserta untuk mau mengenal semua keberagaman yang ada di negerai ini.
“Bangsa ini bukan hanya dihuni oleh kita tetapi juga oleh saudara-saudara yang lain yang berbeda secara agama, budaya kultur dan sebagainya. Mengerti dan mau memahami perbedaan yang ada akan membuat bangsa ini akan tetap bisa bersama,” tegasnya lagi. Secara khusus, Anita Lie juga berpesan kepada peserta untuk terus menyebarkan pesan-pesan damai baik di dunia nyata maupun du media sosial.
“Tugas kalian untuk mengisi content medsos dengan informasi yang positif dan menginspirasi,” pesannya lagi. [kar]

Tags: