Bakorwil Jember Dorong SMK-BLK Ciptakan Tenaga Kerja Berkompenten

Wakil Ketua Aspindo Jati. Harianto saat memberikan materi Sinkrunisasi dan Fasilitasi Penyelenggaraan Peningkatan Kualitas Ketenagakerjaan di se Wilker Bakorwil Jember, Kamis (22/3/2018)

Jember, Bhirawa
Bakorwil Jember mendorong SMK dan BLK yang ada diwilayah kerjanya untuk menciptakan tenaga kerja yang berkompenten dan berkarakter. Sehingga lulusannya memiliki daya saing, menjadi tenaga kerja prodiktif dan memiliki etos ketja yang tinggi
Kepala Bakorwil Jember melalui Kabid Kemasyarakan Mamok Bisowarno saat acara Sinkrunisasi dan Fasilitasi Penyelenggaraan Peningkatan Kualitas Ketenagakerjaan di se Wilker Bakorwil Jember, Kamis (22/3/2018) mengatakan, saat ini banyak tenaga kerja potensial namun minim keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan kerja.
“Kalau kita tidak membekali skill bagi generasi muda sebagai tenaga kerja potensial produktif, lambat laut akan tergerus oleh tenaga asing. Sudah merupakan rahasia umum, bahwa telah bayak tenaga kerja utamanya disektor infrastruktur berdatangan dari negeri China ke Indonesia. Mudah-mudahan di wilayah Bakorwil Jember ini belum ada yang masuk,” tandasnya.
Mengamati perkembangan ini, diharapkan dalam pertemuan antara Dinas Tanaga Kerja dan Trasmigrasi, SMK se wilayah Bakorwil Jember, ada kesepahaman dan kesepakatan bersama untuk memberikan skill pada generasi muda agar memiliki peluang dan bersaing dalam merebut dunia kerja. Baik sektor informal maupun sektor formal,” tandasnya.
Pandangan miring terhadap lulusan SMK yang masih dianggap kurang terampil akhir-akhir ini, menimbulkan sikap skeptic dan rasa kekawatiran tersendiri seiring diberlakukannya AFTA.” Ini menjadi cambuk untuk memperbaiki diri, dalam proses belajar mengajar di SMK sebagai pendidikan vokasi untuk terus mengadopsi setiap perkembangan tekhnologi,” tandasnya.
Sementara, berdasarkan data di Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Pemprov Jawa Timur, penduduk yang masuk dalam tenaga kerja usia 15 tahun keatas mencapai 30,4 juta jiwa. Dari jumlah itu, 20,94 persen masuk angkatan kerja dan yang sudah bekerja 20,10 persen. Sedang penganggur mencapai 0,28 persen.
Dari 20,94 persen angkatan kerja, terdata 9,51 persen tamatan SD, 3,6 persen tamatan SMP, 2,9 persen tamatan SMA, 2,09 tamatan SMK, 0,3 lulusan Diploma, dan 1,6 lulusan sarjana.
Disnakertrans Jatim melalui 16 UPT Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di Jawa Timur telah memberikan pelatihan kepada 45.161 calon tenaga kerja selama 2017.” Tahun 2018, targetnya 2 kali lipat tahun 2017 yakni 90 ribu calon tenaga kerja,” ujar Kadisnakertrans Pemrpofv Jatim yang diwakili oleh Kepala BLK Jember Tonny Ernowo kemarin. Sedang tenaga kerja yang tersalurkan tahun 2017 dari targetnya 350 ribu terealisasi 456.593 orang.
Sementara Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Aspindo) Jatim Harianto mengatakan, menghadapi era glabilasi, calon tanaga kerja potensial tidak cukup hanya dibekali skill dan berkompenten, tapi memiliki karakter (carakter building).
“Selama ini yang banyak dikeluhkan oleh pengusaha (penyedia lapangan kerja) bukan konpetensinya, tapi atitude sikap dan perilakunya. Ini yang harus kita bangun secara bersama-sama. Karena ini terkait budaya kerja nasional, tidak bisa dikerjakan sepihak harus bersama-sama,” ujar Harianto yang juga menjadi pemateri.
Harianto mencontohkan SMK Pelayaran. Meskipun bukan sekolah ikatan dinas, katakter mereka sudah terbentuk dengan sendirinya.” Coba kita lihat saat berjalan, sudah dapat dilihat bahwa siswa ini berkarakter tinggi. Mereka selalu berjalan tegak dan sikap tegak ini ada tujuannya. Sehingga lulusannya, memiliki daya saing tinggi dan banyak perusahaan asing yang merekrutnya,” ungkapnya.
Aspindo sendiri menurut Harianto seringkali memberikan masukan kepada pemerintah terkait kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh para penyedia kerja. Selain berkompeten, harus jujur, memiliki semangat kerja tinggi, dan disiplin baik waktu maupun disiplin kerja. ” Penyedia tenaga kerja (lembaga pendidikan) seperti SMK dan Balai Latihan Kerja harus selalu meng update diri setiap perkembangan, sehingga pelatihan maupun kompetensi yang diberikan kepada siswa mengikuti dengan kebutuhan lapangan kerja yang tersedia,” ungkapnya.(efi)

Tags: