Bakorwil Madura Siap Memfasilitasi Empat Kabupaten Pengembangan Ternak Sapi

Asisten IV Pemrop Jatim, Mudjib Affan, MSi, ketika membuka fertival Sapi Sono', hadir anggota DPRD DKI Jakarta, H. Abraham Lunggana, Bakorwil IV Madura, Forpimda, di stadin R. Sunarto Hadiwidjoyo, Sabtu (29/10)

Asisten IV Pemrop Jatim, Mudjib Affan, MSi, ketika membuka fertival Sapi Sono’, hadir anggota DPRD DKI Jakarta, H. Abraham Lunggana, Bakorwil IV Madura, Forpimda, di stadin R. Sunarto Hadiwidjoyo, Sabtu (29/10)

Gubeng Sedot 20.000 Penonton
Pamekasan, Bhirawa
Kepala Bakorwil IV Madura, Dr. H Asyahar, MM, mengatakan, tinggi minat rakyat Madura mempertahan keunggulan Sapi lokal, serta antusisme ajak Karapan Sapi dan festival Sapi Sono’. Pihak siap mendorong dan memfasilitasi Pemeritah empat Kabupaten di wilayah ini, untuk mengembangkan peternak Sapi.
Penegaskan Kabkorwil Madura, disaat pembukaan grand final Karapan Sapi memperebutkan tropi bergilir Presiden RI, dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-71 Provinsi Jawa Timur, sekaligus memperingati Hari Jadi ke-486 Pamekasan.
Grand final dibuka tari “Pecut” secara klosal ditampilkan 600 orang pelajar putra-putri, dukungan Pemkab Pamekasan. Hadir, Danrem 084/Bhaskara Jaya, Kolonel ZCI Deni Herman, Perwakilan Duta Besar Amirika Serikat, Bupati Pamekasan bersama Ibu Syafii, Forpimda Pamekasan, pejabat mewakil tiga Kabupaten di Madura, wisatawan dan ribuan penggemar.
Sekitar 20.000 penonton memadati stadion R. Sunarto Hadiwidjoyo Pamekasan, Minggu (30/10), menyaksikan Karapan Gubeng. Kegembiraan itu diluapkn pula bagi pemilik dan penggemar, di mana pasangan Sapi mereka meraih juara golongan menang dan golongan kalah.
Juara I golongan menang, Predator milik Arief Duwek Pote, Sampang, menggondol tropi bergilir Presiden RI dan mobil zitisen, juara II, Hajar Bos, milik H. Ova, Sampang dan juara III, Mabes Terbang, milik H. Dakkir, Bangkalan, masing-masing meraih piala dan sepeda motor.
Juara I golongan kalah, Lancar Muda, milik Bani Absor, Sumene, menerima hadiah mobil zitisen, juara II, Cabe Rawit, milik Moh Syaiful Bahri, Sampang dan juara III, Prabu Siliwangi, milik H. Sahrul, Sumenep, masing-masing meraih piala dan sepeda motor.
Karapan Gubeng, di tahun sebelum selesai sampai 2 hari. Pada Tahun 2016, Panitia bisa menyelesaikan dalam sehari. Sekretaris Bakorwil IV Madura, Moh. Muhyi, menjelaskan, gelar karapan sapi bisa lebih cepat berkat koordinasi antara panitia dengan para pemilik Sapi.
“Karapan dapat selesai satu hari. Keinginan itu datang dari pemilik Sapi. Awal diujicoba pada lomba Karapan Sapi tingkat Kewedanan dan tingkat Kabupaten. Kini Sukses di tingkat perebutan tropi Presiden RI,” ujarnya.
Selanjutnya Kepala Bakorwil, Dr. Asyahar, MM, even karapan sapi sudah menjadi even tahun Dinas Pariwisata prov Jatim, pihaknya (Bakorwil, Red) besama empat abupaten di Madura akan meningkatkan dan memperbaiki manajemen hiburannya.
“Pihaknya terus akan mengadakan pembenakan agar even ini menjadi icon pariwisata dan budaya yang sngat menarik. Senergitas Pemkab dengan Bakorwil dibutuhkan. Tidak saja sei budaya dan pariwisata, juga potensi-potensi lainya,” tandas Asyahar, mendukung MoU kerjasama perdagangan produk unggulan Madura dipelopori Bupati Pamekasan dengan H. Lulung (Abraham Lunggana).
Bakorwil berharap, para peternak Sapi dapat mengembangan ternah dengan menggunakan tehnologi sudah berkembang saat ini. “Populasi ternak di Madura, nanti bisa memperatah  budaya sudah ada, juga mampu membangun ekonomi demi kesejahteraan rakyat, khusus Peternak,” katanya.

Karapan Sapi – Sapi Sono’ Menumbuhkan Perekonomian dan Kesejahteran Peternak
Asisten IV Provinsi Jawa Timur, Dr. Mudjib Affan, MSi, menegaskan, festival Sapi Sono’ dapat menumbuhkan perekonomian demi kesejahteran peternak. Pemeliharaan Sapi bagi rakyat Madura, selain prestise juga memiliki nilai jual sangat tinggi.
Penegasan ini, Kepala Bakorwil IV Madura, Dr. Moh Asyahar, MM, menyatakan, grand final Karapan Sapi, memperebutkan tropi bergilir Presiden RI, merupakan ajang budaya patut diaspirasi sebagai pembangunan pariwisata di Madura.
Kedua pejabat ini menambahan, pesta rakyat Karapan Sapi dan festival Sapi Sono’, sudah mendunia menjadi agenda tahun Dinas Pariwisata Jawa Timur, perlu dikembangkan manajeman kegiatan sehingga wisatawan datang tidak punya kesan bahwa kegiatan bersifat menoton.
Mudjib Affan, bercerita, Tahunn 1970, perkembangan Sapi Sono’ oleh msyarakat utuk mengisi acara hajatan, hakikatnya dapat merekat tali silaturrahmi antara masyarakat di Madura. Bahkan berkembang tehnologi,  Sapi Sono’ akan melahirkan bibit-bibit Sapi yang berkualitas dan menjaga spesies keaslian Sapi Madura yang terbaik di Indonesia.
“Sapi Sono’ memang kalah dengan Karapan sapi sudah mendunia. Padahal ini juga warisan budaya yang patut dibanggakan. Festival Sapi Sono’ di Madura, juga bisa dikenal sebagai sebuah even yang mendunia,” pintanya.
Festival Sapi Sono” diikuti 39 pasang Sapi betina, dihadiri anggota DPRD DKI Jakarta, H. Abraham Lunggana, Asisten IV Pemprov Jawa Timur, Mudjib Affan, Kadis Koperasi&UMK Pamekasan, Djon Yulianto, wakil Forpimda se-Madura, digelar di stadion R. Sunarto Hadiwidjoyo, Sabtu (29/10).
Sepasang Sapi Sono’ dikembangan rakyat Madura dalam festival dinilai sehat dan kualitas Sapi. Nilai penjurian paling tinggi yaitu kemolekan dan lenggang lenggok sepasang Sapi betina saat menyusuri garis diiringi music gamelan hingga mampu menapakan kaki di alas balok kayu terpasang digaris finish.
Festival Sapi Sono’ dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-71 Propinsi Jawa Timur, untuk memacu semangat Peternak selalu mengembangkan dan melestarikan budaya, disediakan piala bagi pasangan Sapi dan pemiliknya serta Pemerintah memberikan uang pembinaan. [din]

Tags: