Bakorwil V Jember Pertemukan Pemda dengan Sektor Swasta

Bupati Probolinggo Puput Tantriana saat hadir dalam

(Dongkrak Ekonomi Kreatif Tumbus Pesat)

Probolinggo, Bhirawa
Bakorwil V Jember pertemukan sektor swasta dengan pemerintah daerah dalam merangsang IKM menjadi pusat ekonomi kreatif di daerah1. Acara yang dikemas dalam Rakor Sinkrunisasi dan Fasilitasi Pengembangan Ekonomi Kreatif Se Wilker Bakorwil V Jember ini, dihadiri oleh Bupati Probolinggo Puput Tantriana, Ketua UKM IKM APINDO Rinald Walla, Jasper Ho selalu Executive Directur East Java Exchange Center Tianjin China, Ir.Maftuh dari Universitas Brawijaya, dilaksanakan di Pendopo Kec.Dringu Probolinggo, Senin (21/10).
Kepala Bakorwil V Jember R.Tjahjo Widodo mengatakan upaya ini merupakan langkah Pemprov Jatim agar UKM yang ada di didaerah lebih kreatif dan berdaya saing. ” Kita datangkan APINDO yang mempunyai jaringan internasional dan akan melatih secara profesional. Dengan pertemun ini mudah-mudahan APINDO bisa menjalin komunikasi dengan pemkab untuk melakukan pembinaan,” kata Tjahjo kemarin.
Selain itu, Bakorwil V Jember juga mendatangkan Jasper Ho Executive Directur East Java Exchange Center Tianjin China.” Dari Jasper Ho bisa diserap informasi dan bisa banyak belajar, bagaimana produk UKM kita bisa diekspor ke China dan memiliki daya saing. Untuk kreatifnya, bagaimana UKM kita menjadi pusat edukasi,” tandasnya.
Bupati Probolinggo Puput Tantriana mengaku mendukung upaya Bakorwil V Jember dalam mendorong UKM menjadi ekonomi kreatif dan destinasi wisata edukasi dan terus dimasifkan. Semenjak UU yang berkaitan ekonomi kreatif disahkan, membawa implikasi kejelasan hukum kepada semua pihak, termasuk dalam memberikan perhatian dan dorongan kepada para pelaku ekonomi.
” Tapi ini hot progress, kami masih memantapkan program, apa dan berbuat apa untuk dijadikan kajian, termasuk masalah anggaran. Tapi yang jelas 2020 kita tindak lanjuti,” unkap Tantri.
Menurutnya, ekonomi kreatif tidak hanya IKM, mamin, dan pariwisata saja, tapi semua sektor termasuk mengkreatifkan sektor budaya dan pengembangan teknokogi menjadi lahan bisbis.”Dulu kita tidak mengenal teknologi, sekarang belajar sudah berbasis teknologi. Sekarang, dengan gadgat, anak memahami dengan mudah dan fun. Oleh karenanya, kita dituntut berfikir cerdas dan kritis untuk menangkap peluang ini ( bisnis teknokogi). Jadi, ekonomi kreatif ini melalui berbagai aspek termasuk teknologi,” tetangnya pula
Tantri dalam kesempatan itu, meminta kepada Bakorwil V Jember untuk membuat satu fokus strategis untuk dikembangkan menjadi ekonomi kreatif di masing-masing daerah sebagai pilot project.” Dengan begitu nanti akan nampak hasilnya. Sehingga wilayah Bakorwil ini akan menjadi tempat belajar daerah lain, untuk dikembangkan didaerah mereka,” katanya pula.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua UKM IKM APINDO Ronald Walla. Menurut Ronald, lembaganya siap melakukan program pendampingan berkelanjutan. ” Ini perlu keterlibatan pemerintah daerah dan akademisi, agar tranfer ilmu terkait wawasan, marketing dan teknologi terhadap UKM bisa berkelanjutan. Kita datangkan pengusaha besar untuk sharing pengetahuan, kalau perlu jadi mitra,” tandas Roland singkat.
Sementara, DR.Ir. Maftuch akademisi dari Universitas Brawijaya Malang mengaku telah melakukan pendampingan dibeberapa titik, diantaranya wisata Pujon kidul, coffe love semary Pasuruan, dan kampung bawang di Probolinggo. ” Kami sudah buatkan master plannya, dan alhamdulillah kampung bawang ini mendapat support dari beberapa pihak termasuk dari Pemkab Probolinggo dan Bakorwil V Jember untuk menjadi wisata edukasi,” kata Maftuch.
Maftuch juga mengaku telah berhasil melakukan pendampingan kampung tematik berbasis bumdesa.Pada tahun 2017 berdiri, sempat tertatih-tatih ditahun 2018, dan kini (2019) omsetnya sudah Rp.3,5 Milyar. “Artinya apa, bahwa di desa banyak pengungkit ekonomi yang bisa dijadikan edukasi wisata,” pungkasnya.(efi/wap)

Tags: