Balai Besar Sungai Jatim Buka Kisi Penyaring Sampah

6-kaki-1Situbondo, Bhirawa
Puluhan anggota dan pengurus HIPPA (Himpunan Petani Pengguna Air) daerah irigasi Sampean Lama Situbondo bersama pejabat BBS (Balai Besar Sungai) Pemprov Jatim, berkumpul di kawasan dam sluice, kemarin. Pertemuan kedua elemen itu guna untuk membuka alat kisi-kisi penyaring sampah, yang dipasang di Dam setempat. Ini terealisasi setelah sebelumnya puluhan pengurus HIPPA Situbondo mendatangi Kantor BBS di Surabaya.
Koordinator HIPPA, H Supiyono mengatakan, sejak awal volume dan debit air dari pengairan normal dan melimpah. Namun karena ada pemasangan alat kisi-kisi itu, maka distribusi air menjadi tersumbat. Maka untuk membuang tumpukan sampah sangat memerlukan waktu yang cukup lama. ”Kalau satu jam saja kiriman air mati, maka dampaknya kepada petani sangat terasa. Makanya saya meminta alat kisi-kisi penyaring sampah ini dibuka,” tegas Supiyono.
Mengacu pada kebiasaan lama, maka kiriman sampah maupun bangkai yang masuk ke areal sawah tak bermasalah. Soal itu, tegas Supiyono, tak menimbulkan dampak apa pun, asal kiriman air normal sehingga penghasilan petani tetap normal. ”Pengaruhnya sangat besar kalau air tak  bisa masuk kepada lahan pertanian. Itu karena pertumbuhan tanaman itu tak akan baik. Kalau tanaman mendapatkan kontribusi air yang mencukupi, maka petani akan mendapatkan panen satu hingga dua ton, per hektarnya. Sebaliknya kalau tak mencukupi, petani hanya panen sekitar 1 ton saja,” paparnya.
Sementara itu pejabat BBS Surabaya Jatim, Ahmad Fauzi menandaskan, pembukaan alat kisi-kisi penyaring sampah merupakan kesepakatan bersama HIPPA Situbondo, di Surabaya bau-baru ini. Artinya, pembukaan itu karena merupakan tuntutan dari petani Situbondo, karena berdampak pada kontribusi pengiriman air ke lahan sawah mereka. ”Tujuan awal memang sampah ini agar tersaring. Tetapi karena kiriman air menurut petani tersumbat, maka kita buka,” ungkap Fauzi di lokasi Dam Sluice kemarin.
Fauzi memastikan, pembukaan itu hanya dilakukan di Dam Sluice saja. Untuk pemasangan alat kisi-kisi yang diatas tetap terpasang seperti semula. Sebaliknya jika diatas ikut dibuka, maka sampah akan masuk ke aliran air Situbondo sehingga berbahaya. ”Kalau soal debit air sama saja karena tak berpengaruh. Namun karena menimbulkan kerugian bagi petani kita setuju untuk  dibuka. Disisi lain kami mewajibkan persyaratan bagi petani, diantaranya jika ada kotoran sampah yang menumpuk maka petani harus bergotong royong untuk membersihkan,” pungkas Fauzi. [awi]

Keterangan Foto : Tampak lima alat kisi-kisi penyaring sampah, di Dam Sluice akan dibuka kemarin. [ sawawi/bhirawa].

Tags: