Balai Kota Batu Jadi Ajang Kreasi Seni Pelajar

Ketua TP PKK Kota Batu, Dewanti Rumpoko, saat melepaskan balon tanda pembukaan Olimpiade Seni dan Olah Raga antar siswa se-Kota Batu dimulai di Balaikota Among Tani Batu.

Ketua TP PKK Kota Batu, Dewanti Rumpoko, saat melepaskan balon tanda pembukaan Olimpiade Seni dan Olah Raga antar siswa se-Kota Batu dimulai di Balaikota Among Tani Batu.

Kota Batu, Bhirawa
Sejak kemarin (19/4), Balai Kota Among Tani Kota Batu ramai dengan riuh dengan dukungan supotrer peserta seleksi Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLSN2N) yang digelar di sana. Mulai halaman balai kota hingga gedung lantai 3 dipenuhi lomba seni antar pelajar.
Sedikitnya, ada 16 cabang seni yang dilombakan di tingkat SMP, dan 10 cabang seni di tingkat SMA. Adapun total SMP yang ikut sebanyak 26 sekolah, dan 10 sekolah di tingkat SMA.
“Kami harapkan seluruh siswa yang mengikuti festival seni budaya dan olimpiade olahraga ini dapat bersaing secara sehat dan fair. Sehingga didapat pemenang yang benar-benar kompeten,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, Hj Mistin, Selasa (19/4).
Di halaman Balaikota dibuat seleksi seni lukis/menggambar, dan tari dengan panggung panggung cukup besar. Kemudian di lantai 3 dibuat seleksi seni pantomim, dan ada pula lomba membuat puisi dan cerpen.
Selain lomba seni, Dindik juga menggelar seleksi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Ajang ini diikuti oleh 301 siswa dari 26 sekolah tingkat SMP dengan 8 cabang olahraga. Kemudian di tingkat SMA ada 158 siswa dari 10 sekolah yang mengikuti 8 cabang olahraga. Khusus 02SN dilaksanakan di Gedung Olah Raga Kota Batu.
Dinas Pendidikan Kota Batu menyeleksi siswa-siswi di seluruh sekolahan untuk mengikuti FLS2Ndan O2SN di tingkat Jawa Timur.
Perlombaan lainnya ada National Schools Debating Championship (NSDC) hanya diikuti 4 sekolah tingkat SMA dengan jumlah 18 siswa. Dan terakhir ada Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) yang diikuti 6 sekolah di tingkat SMA dengan jumlah 18 siswa.
Dalam seleksi tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Batu, Dewanti Rumpoko, menengarai adanya rasa minder dan rendah diri yang menjangkiti psikologi siswa Kota Batu. Hal ini biasanya terjadi saat mereka bertemu siswa dari kota besar dalam olimpiade tingkat Jawa Timur.
Namun rasa minder ini tak boleh terjadi lagi pada para siswa-siswi Kota Batu. Karena siswa di Batu punya potensi dan kompetensi yang tak kalah meski dibanding dengan Kota Malang ataupun Kota Surabaya.
“Kalau juara di tingkat provinsi saat festival dan olimpiade, tentunya kami akan memberikan hadiah buat penyemangat mereka,”ujar Dewanti usai menyambut ratusan siswa peserta lomba.
Menurutnya, jika psikologi siswa sudah minder, akan mempengaruhi optimalisasi hasil lomba. Dan menumbuhkan kepercayaan diri merupakan tahap pertama untuk memenangkan setiap kompetisi. Baru kemudian diikuti latihan intens dan teknik untuk menjuarai perlombaan.  [nas]

Tags: