Baliho dan Rakyat yang Terpinggirkan

Oleh :
Untung Dwiharjo
Pengamat Sosial, Alumnus Fisip Unair

Kurang Peka. Begitulah ungkapan yang barangkali bisa kita sematkan pada pemasangan baliho elit politik di Indoensia sekarang ini. Beberapa hari belakangan ini di sepanjang jalan protokol dan strategis dipenuhi dengan pemandangan foto-sosok pemimpin partai dengan berbagai jargon di dalamnya seolah ingin mengenalkan diri ke masyarakat.

Seolah baliho dengan wajah para elit politik ingin menyampaikan pesan secara tidak langsung kepada khalayak untuk mengingat dirinya ketika ada pemilu 2024 kelak.Padahal waktu pemilu masih panjang yaitu sekitar tiga tahun lagi.Tapi syahwat politik mereka seolah memaksa untuk berlomba-lomba menampilkan diri dalam iklan di baliho.

Padahal sekarang ini adalah masa pandemi covid-19 yang entah sampai kapan akan berkahir. Dikala masyarakat bawah berjuang untuk mendapatkan penghasilan untuk bertahan hidup, para elit malah mempertontonkan tindakan yang sebenarnya kurang elok berupa pemasangan baliho. Kalau tidak masif atau hanya wilayah yang terbatas tentu kita maklumi.

Tapi yang terjadi adalah baliho itu dipasang dibanyak tempat strategis di berbagai daerah di Indonesia.Berapa biaya yang dikeluarkan oleh mereka untuk boleh dikatakan sebagai “kampanye terselubung” tersebut. Alih-alih dana itu dialihkan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dan terdampak adanya pandemi Covid-19 ini.

Mereka para elit politik itu seolah berlomba-lomba untuk memasang baliho sebanyak mungkin. Sebuah tindakan menghamburkan uang yang tidak perlu sebenarnya di tengah kesulitan masyarakat banyak.

Sebagai gambaran berdasarkan penelusuran di internet salah satu website biro iklan tentang biaya sewa lokasi di perkotaan dengan memasang baliho ukuran 4×6 untuk satu sisi saja di kota besar sebesar Rp 300 juta pertahun untuk satu baliho dan lokasi. Bayangkan jika itu dibanyak kota dan tempat. Sungguh fantastis jumlah uang yang harus dikeluarkan. Padahal di masyarakat bawah mereka tidak butuh baliho tapi bantuan langsung dari para elit politik tersebut.

Masyarakat Tidak Butuh Baliho

Pada era pandemi covid-19 seperti sekarang ini apakah masyarakat mengingat sosok yang ada di baliho, foto elit politik yang nampang iklan baliho yang kini bertebaran di berbagai tempat. Inilah pertanyaan yang muncul di benak kita sebagai masyarakat. Sebenarnya saat masyarakat kesulitan secara ekonomi akibat diperlakukannya pembatasan aktifitas masyarakat , maka seharusnya yang dibutuhkan adalah bantuan dari elit politik selain bantuan resmi dari pemerintah, seperti Program keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial, Subsidi upah, atau yang lain.

Nah di luar bantuan resmi pemerintah itulah sebenarnya elit politik memberikan bantuan kepada masyarakat kelas bawah. Daripada memasang baliho, sebaiknya uang untuk pasang baliho dikumpulkan untuk membantu masyarakat, hal itu jauh lebih bermanfaat. Terlebih sekarang seperti perang baliho, karena ada beberapa orang elit politik dan partai yang memasang foto mereka di baliho. Toh pemilu 2024 masih jauh.

Apalagi diera sosial media sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan pemasangan baliho secara masif lengkap dengan foto besar. Sebaiknya baliho-baliho diganti dengan kampanye membantu masyarakat bawah, bisa seperti program uang kaget di sebuah televisi, atau program bantuan ke masyarakat ala artis dan yotuber yang berbagi rezeki kepada masyarakat bawah. Bantuan tunai lebih dibutuhkan pada saat sekarang ini. Apalagi dikala banyak orang kehilangan pekerjaan dan susah dalam mencari pengahasilan.

Lebih baik dana untuk untuk memasang baliho dialihkan menjadi bantuan kepada masyarakat bawah yang terdampak langsung Covid-19 seperti pasien Covid-19, bantuan itu berupa bantuan vitamin, APD atau tes covid-19 seperti PCR secara gratis kepada masyarakat.

Masyarakat sekarang ini tidak butuh pencitraan dengan memasang baliho besar dan masif di berbagai lokasi di Indonesia. Tapi uluran tangan kepedulian elit politik dan partai untuk membantu mereka yang terdampak akibat pandemi covid-19 ini.

Rakyat Yang Terpinggirkan

Baliho antar elit sebenarnya mengisyaratkan adanya fenomena terjadinya persiapan menuju 2024.Mungkin pernyataan ini perlu pembuktian pada saat kampanye nanti.Tapi satu hal yang bisa dikatakan bahwa baliho tersebut menunjukan kurang diperhatikannya rakyat.Terutama lapisan bawah (MBR).

Saat banyak masyarakat membutuhkan bantuan demi bertahan hidup, para elit politik malah justru mempertontonkan perilaku yang sebenarnya kurang elok yaitu memperlihatkan adanya “nafsu politik” antar elit guna mempersiapkan kesuksesan mereka di 2024. Apa urgensinya baiho bagi masyarakat. Hampir tidak ada.

Seolah-olah para elit mempertontonkan syawat politik mereka dengan memamerkan kemewahan kehidupan mereka terhadap masyarakat. Padahal yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah bersatunya mereka untuk membantu masyarakat yang sangat membutuhkan uluran banyak pihak.Karena bantuan dari pemerintah di lapangan ternyata ada beberapa penyimpangan. Seperti misalnya adanya korupsi dana bantuan PKH, beras yang tidak layak, adanya kewajiban vaksin bagi penerima bansos, serta data penerima bantuan yang belum akurat, serta adanya pemotongan oleh pejabat terhadap dana bansos.

Sehingga dibutuhkan persatuan dari para elit politik dan partai.Misalnya dengan mengalihkan biaya baliho dan marketing politik mereka agar dialihkan berupa bantuan ke masyarakat bawah. Dengan demikian bantuan kepada masyarakat bawah semakin besar. Kalau hal itu tidak dilakukan maka ditengarai di kalangan para elit memang tidak sensitif terhadap masyarakat bawah yang sedang berjuang untuk bertahan hidup.

Alih-alih berempati dengan penderitaan masyarakat, para elit malah sibuk sendiri dengan pencitraan diri berupa pemasangan baliho dimana- mana.Sungguh perbuatan yang mencederai hati nurani rakyat. Padahal pemilu 2024 masih jauh, masih banyak persolan lain yang lebih urgen dan penting untuk dijadikan perhatian para elit politik kita dari sekadar memasang baliho sebanyak-banyaknya.

Baliho-baliho yang dipasang itu menjadi mubazir karena waktunya masih lama.Sebaiknya para politisi yang memasang baliho memamerkan prestasi masing-masing kepada masyarakat. Apa-apa yang telah dilakukan untuk rakyat dan konstituenya sehingga masyarakat mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mengetahui kelayakan Anda ketika dalam kontenstasi pemilu 2024. Serta membantu mereka yang kesulitan dengan materi atau harta benda yang dimiliki oleh para elit politik.Sisihkanlah sebagiannya untuk mereka yang membutuhkan bukan malah memamerkan wajah di “ruang hampa” tanpa menyentuh hati nurani masyarakat.

——— *** ———–

Rate this article!
Tags: