Balita Stunted Indonesia Capai 35 Persen

Baby Feeding Celebration Donita - Adhi Nugroho and Baby.

Baby Feeding Celebration Donita – Adhi Nugroho and Baby.

Surabaya, Bhirawa
Stunted (perawakan pendek) menjadi masalah bagi Indonesia apalagi berdasarkan data dari WHO 2014, Indonesia menempati urutan ke-17 dari 117 negara dengan prevalensi overweight (berat berlebih atau obesitas), wasting (perawakan kurus) dan stunting (perawakan pendek) yang tinggi pada balita.
Dalam data yang lebih rinci, ada sekitar 14% balita wasting, hampir 15% balita overweight dan balita stunting mencapai proporsi tertinggi yaitu 35%. Selain jumlahnya yang cukup tinggi di Indonesia, balita stunting menggambarkan kejadian kurang gizi yang dampaknya bukan hanya secara fisik, tetapi justru pada fungsi kognitif.
Menurut Spesialis anak konsultan, pakar nutrisi dan penyakit metabolik, dr. Endang Dewi Lestari, MPH, SpA(K) saat dikonfirmasi Bhirawa, Kamis (12/5) kemarin mengungkapkan Masalah perawakan pendek (stunting), tidak berhenti di tinggi badan Si Kecil. Dalam jangka pendek, kekurangan zat besi dan asam amino berdampak terhadap tumbuh kembang, daya tahan tubuh dan fungsi kognitif.
“Tanpa asupan nutrisi yang cukup, dalam jangka panjang, kekurangan zat besi yodium, zinc dan vitamin A, bisa mengakibatkan terjadinya penurunan IQ dan risiko penyakit seperti obesitas, diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis,” jelasnya.
Sementara menurut Brand Manager Milna, Christofer Samuel Lesmana mengatakan nutrisi yang cukup selama periode emas atau 1000 Hari Pertama Pertumbuhan Si Kecil, berperan penting dalam mengantisipasi dampak dari masalah gizi kompleks.
“Karena pada periode emas, otak, otot dan tulang rangka berkembang pesat dan ketika Si Kecil genap berusia 2 tahun, perkembangan otaknya sudah sama dengan 80% otak orang dewasa,” terangnya.
Peran Penting Mpasi
ASI merupakan sumber nutrisi bagi bayi karena komposisi yang mengandung kandungan kolostrum serta kandungan antibodi alaminya bermanfaat dalam menunjang tumbuh kembang bayi serta membantu mencegah infeksi dan gangguan kesehatan lainnya.
Idealnya, ASI diberikan secara eksklusif hingga bayi berusia enam bulan tanpa makanan tambahan. Setelah itu, biasanya nutrisi dan energi yang dikandung oleh ASI sudah tidak lagi mencukupi, sehingga 1ST bite day atau momen makan pertama Si Kecil dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang seimbang dan bergizi, berperan penting bagi tumbuh kembangnya.
“Dalam hal ini, kandungan zat gizi pada MP-ASI, tidak saja berperan penting untuk pertumbuhan fisik tubuh tetapi juga dalam pertumbuhan otak, perkembangan perilaku, motorik, dan kecerdasan Si Kecil,” ujar Staf Akademik Departemen Ilmu Gizi FKUI RSCM dan Pakar Gizi Medik Indonesian Nutrition Association (INA), dr. Dian Novita Chandra, MGizi
Menyadari keunggulan bahan pangan organik sebagai bahan dasar yang berkualitas tinggi serta tidak menggunakan bahan kimia dan pengawet lainnya, Milna di bawah Kalbe Nutritionals, telah menghadirkan produk MP-ASI organik pertama di Indonesia yaitu Milna Bubur Bayi Organik yang terbuat dari bahan alami organik pilihan, sebagai alternatif MP-ASI untuk Si Kecil.
“Keunggulan kandungan gizi bahan pangan organik adalah rendahnya rasio asam lemak omega-6 dan omega-3 untuk meminimalisir faktor risiko penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular saat usia dewasa. Kandungan gula dalam bahan pangan organik juga lebih tinggi, sehingga tidak membutuhkan penambahan gula dalam proses pengolahannya,” katanya.
Selain itu, sayur dan buah organik memiliki kandungan antioksidan dan polifenol yang lebih tinggi 10-50% dibandingkan dengan sayur dan buah reguler. Kandungan karbohidrat total dan seratnya, juga lebih tinggi.
Sedangkan mengenai pandangannya akan pemberian bahan pangan organik untuk Si Kecil, Milna Bubur Bayi Organik mengandung 95% bahan organik berkualitas dan sudah tersertifikasi resmi.
Bahkan tersedia dalam dua varian rasa yaitu Beras Merah dan Kacang hijau, yang sangat cocok untuk suapan pertama Si Kecil sebagai awal pengenalan tekstur dan rasa.
Milna sebagai Ahli Makanan Bayi menyediakan rangkaian produk nutrisi yang diformulasikan untuk bayi usia 6 bulan ke atas, ikut mendukung program pemerintah dalam rangka perbaikan gizi nasional dengan menghadirkan kampanye 1ST Bite Day – Momen Makan Pertama Si Kecil.
Kampanye ini mengangkat peran penting ASI dan MP-ASI dalam memenuhi Angka Kecukupan Gizi Si Kecil, lewat seminar interaktif dengan Spesialis Anak, Pakar Gizi dan Penyakit Metabolik, Dr. Endang Dewi Lestari, MPH, SpA(K), serta rangkaian aktivitas lainnya yang berkaitan dengan suapan dan gigitan pertama Si Kecil.
Kampanye mulai dijalankan di Surabaya, 30 April 2016 lalu kemudian berlanjut di Medan dan Jakarta, dengan target mengedukasi lebih dari 3000 Bunda.
“Harapannya, edukasi kampanye Milna 1st Bite Day dalam pemberian MP-ASI yang tepat, guna memenuhi zat gizi spesifik yang dibutuhkan Si Kecil untuk berkembang secara optimal baik dari segi fisik ataupun kognitif, bisa berperan dalam mengatasi masalah gizi kompleks yang ada,” pungkas Business Unit Head Nutrition for Infant and Baby-Kalbe Nutritionals, Helly Oktaviana.
Karena hal ini sejalan dengan tanggung jawab sosial Kalbe yaitu untuk mewujudkan Indonesia sehat menuju kehidupan yang lebih baik. [riq]

Tags: