Balitbang Jatim Launching Perahu Nelayan

3-racPemprov Jatim, Bhirawa
Ketika harga bahan bakar minyak (BBM) melambung, dampak yang terjadi juga menimpa para nelayan kecil yang kesehariannya tidak hanya menggunakan layar namun juga BBM berjenis solar.
Kini, keberadaan  perahu nelayan kecil berenergi terbarukan hasil karya sang inovator dari Kota Pasuruan, nelayan bisa memanfaatkan tanpa harus memikirkan harga BBM. Untuk itu, Pemprov Jatim melalui Balitbang  Jatim melaunching perahu nelayan kecil berenergi terbarukan hasil karya sang inovator dari Kota Pasuruan di Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan.
Kepala Balitbang Provinsi Jatim, Dr Ir Priyo Darmawan MSc mengungkapkan launching prototype yang memakai sistem hybrid pembangkit listrik tenaga angin, surya dan aqua power itu bertujuan untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar perahu nelayan.
Perahu ini cocok untuk nelayan lantaran bisa mengurangi ketergantungan bahan bakar solar ataupun langkahnya solar akhir-akhir kemarin. “Karena energi dari perahu ini menggunakan energi terbarukan,” kata Priyo Darmawan
Sebelum melaunching, pihak Balitbang Provinsi Jatim berkerjasama dengan Institut Teknologi ITS bidang pengembangan sumber daya alam bersama inovator dari Kota Pasuruan, Suji Kuswahyudi sudah mencoba secara perdana perahu nelayan kecil berenergi terbarukan.
Perahu yang ramah lingkungan dan mampu beroperasi selama 17 jam berlayar,
diprediksi menghasilkan energi total sebesar 568 Wh. Selanjutnya bantuan ini akan diserahkan ke pihak Pemkot Pasuruan yang nantinya diteruskan ke nelayan setempat.
“Kami sudah mencoba sampai ke tengah laut sejauh kurang lebih 1.000 mil dengan kecepatannya mencapai 12 knot. Perahu ini mampu menampung beban 300 kilogram dengan 4 nelayan,” kata Priyo Darmawan.
Inovator dari Kota Pasuruan, Suji Kuswahyudi mengungkapkan ide brilian menciptakan perahu nelayan kecil berenergi terbarukan berawal dari kegelisahan nelayan beberapa tahun terakhir, dimana pemerintah menaikkan harga BBM jenis solar.
“Saat itu saya berfikir agar nelayan tidak lagi bingung akan kebutuhan BBM-nya untuk mencari ikan di laut. Mulai tahun 2000 mencoba untuk menelitinya. Barulah, tahun 2014 mulai pengembangan risetnya. Kemudian di tahun 2015 kemarin di fasilitasi Balitbang Pronvinsi Jatim dan Institut Teknologi ITS,” tandas Suji Kuswahyudi.
Menurutnya, perahu yang memiliki panjang 12 meter dengan lebar 1,2 meter itu juga dilengkapi dengan jukung atau penyeimbang perahu. Perahu ini sudah dilengkapi dengan baterai litium (baterai cash). Sehingga jika kondisi cuaca mendung atau tidak ada angin akan berguna. Hanya saja, kondisi cuaca yang kurang itu akan mengurangi daya beroperasinya perahu, kata Suji Kuswahyudi.
Sedangkan Tenaga ahli LPPM Institut Teknologi ITS pada Teknik Fisika, Ridho Hantoro mengungkapkan masih perlu ada aspek pengembangan maupun sosialisasi kepada nelayan.
“Perahu nelayan ini harus diperkenalkan dahulu ke nelayan stempat. Begitupula aspek lain, akan kami kembangkan lebih lanjut, kata Ridho Hantoro.
Seksi Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Dinas Kelautan Provinsi Jatim, Jatmika sangat mengapresiasi inovator Pasuruan tersebut. Menurutnya, ini sebuah tantangan besar lantaran perahu-perahu yang digunakan nelayan saat ini sudah turun-menurun sejak moyang terdahulu.
“Dari segi alternatif, inovasi ini cocok untuk nelayan. Tapi haruslah simpel dari segi penggunaannya,” ucap Jatmika.
Hal yang serupa juga diungkapkan Kepala Bappeda Kota Pasuruan, Joko Srijono. Menurutnya ia juga mengapresiasikan hasil karya inovator asli Pasuruan. “Mudah-mudahan bantuan kapal nelayan berenergi terbarukan dari Balitbang Provinsi Jatim ke Pemkot Pasuruan ini bisa bermanfaat bagi nelayan pesisir di Kota Pasuruan. Perahu ini seperti juga cocok untuk menciptakan sebuah wisata pantai,” kata Joko Srijono. Hil.[rac]
Foto teks
Kabalitbang Jatim, Dr Ir Prito Darmawan MSc ketika melaunching perahu nelayan kecil yang berenergi terbarukan dan ramah lingkungan yang merupakan hasil kerjasama Balitbang Jatim dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

Tags: