Balon Merah Putih Terbang Angkat Rupiah

Sebanyak 1.500 mahasiswa baru Universitas Dr Soetomo Surabaya menggelar upacara yang diikuti aksi menerbangkan balon merah putih yang disisipi uang mainan, Senin (17/8).

Sebanyak 1.500 mahasiswa baru Universitas Dr Soetomo Surabaya menggelar upacara yang diikuti aksi menerbangkan balon merah putih yang disisipi uang mainan, Senin (17/8).

Surabaya, Bhirawa
Pemerintah perlu banyak melakukan introspeksi pada momentum penting kemerdekaan negeri ini. Di antaranya ialah kondisi ekonomi yang kian membuat sesak masyarakat. Mulai dari lemahnya nilai tukar rupiah atas dollar, mahalnya harga daging dan berbagai kebutuhan pokok lainnya, membanjirnya produk impor dan lainnya.
Ketidakpuasan akan peran pemerintah itu pun tersampaikan dalam upacara peringatan HUT ke-70 Kemerdekaan RI di Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya. Sedikitnya 1.500 mahasiswa baru melepas balon merah putih yang telah disisipi uang mainan ke udara. Ini adalah aksi untukĀ  mengkritik lemahnya kinerja tim ekonomi pemerintah saat ini. Sebab reshuffle kabinet oleh Presiden Joko Widodo tidak mengarah pada respon positif rupiah atas dollar. Sebaliknya, rupiah terus melemah mendekati Rp 14.000 per dollar AS.
“Ini kritik tentang kondisi ekonomi yang sedang lesu. Kita berharap nilai tukar rupiah akan terus naik seperti balon-balon yang terbang itu. Dampaknya, kondisi ekonomi ikut membaik,” tutur Rektor Unitomo Bachrul Amiq di sela pembukaan Ospek dan pelepasan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di halaman kampus, Senin (17/8).
Mahasiswa baru maupun mahasiswa lainnya, kata Amiq, berharap pada pemerintahan Joko Widodo agar mampu mengawal dan mewujudkan slogan serius, Kerja dan Kerja. Kerja untuk memperbaiki tata perdagangan, memberantas mafia yang merusak ekonomi.
Kritik luar biasa pada pemerintah juga dilontarkan siswa kelas V dan VI SD Kreatif Muhammadiyah 16 Surabaya. Di areal sekolah di kawasan Baratajaya mereka memerankan aksi teatrikal tentang penjajahan model baru sekarang ini.
Dua kelompok anak memerankan sebagai penjajah dan pejuang. Sambil orasi, penjajah ekonomi merasa puas dengan langka dan mahalnya daging sapi, mahalnya harga BBM. Penjajah kesehatan bangga dengan masuknya makanan tidak sehat di Indonesia. Penjajah anak yang membawa masuk gadget dan game lain sehingga anak menjadi malas.
Kepala SD Kreatif Muhammadiyah 16 Maulana Muhammad mengungkapkan, Indonesia baru merdeka secara fisik. “Seperti teatrikal yang dibawakan anak-anak, kita (Indonesia) masih miskin, masih bodoh. Penjajahan sekarang bisa lewat majalah, televisi, game. Sebagai anak muda harus bisa membuat benteng pertahanan, dengan iman dan Islam,” pesan ustadz Maulana, sapaannya.
Sementara itu, di Universitas Surabaya (Ubaya) peringatan HUT ke-70 RI diisi dengan acara Proklamator Motion Pixel Art. Ajang kreatif ini merupakan seni membalik potongan kertas bolak balik membentuk pop art wajah Soekarno-Hatta dan bendera merah putih.
Setiap tahun, Ubaya menyelenggarakan upacara 17 Agustus bagi seluruh civitas akademika termasuk mahasiswa baru yang baru bergabung menjalani masa orientasi. Kali ini upacara bendera tepat berada di tengah tengah masa orientasi mahasiswa.
Panitia Masa Orientasi Bersama (MMOB) membuat upacara bendera tidak sekadar formalitas dan kewajiban sebagai lembaga pendidikan, namun ada kegiatan yang lebih interaktif supaya nasionalisme terus tumbuh.
Ada lebih dari 3.000 peserta upacara terlibat dalamĀ  Proklamator Motion Pixel Art. Gambar raksasa seluas 36 meter persegi membentuk wajah pop art Soekarno Hatta. Dan jika gambar secara bersamaan dibalik maka membentuk bendera merah putih.
Setiap peserta membawa kertas berukuran 37 cm x 39 cm yang nantinya setelah dibagi akan secara bersama sama diarahkan ke atas kepala masing masing. “Wujud bangga sebagai warna negara Indonesia yang telah merdeka dari penjajahan dan menanamkan kembali semangat nasionalime di kalangan pemuda khususnya mahasiswa,” ungkap Ketua Panitia MOB Ubaya Guguh Sujatmiko. [tam]

Tags: