Bamsoet Mundur Dari Bursa Ketum, Ini Kata Golkar Jatim

Jakarta, Bhirawa
Keputusan Bambang Soesetyo (Bamsoet) untuk mundur dalam bursa pencalonan Ketua Umum Partai Golkar di arena Munas Partai Golkar ke -X mendapatkan apresiasi Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Jawa Timur.
Dengan adanya keputusan tersebut, maka jalan Airlangga Hartarto yang selama ini didukung penuh oleh DPD Propinsi dan DPD Kota Kabupaten di Jatim, terpilih sebagai Ketua Umum melalui jalan aklamasi semakin terbuka.
Sekretaris DPD Golkar Jatim, Sahat Tua Simanjuntak, mengatakan mundurnya Bamsoet, maka akan mbawa dampak positif bagi Golkar. Apalagi Munas nanti akan berlangsung aklamasi, maka ini merupakan kado terindah Golkar.
“Munas berakhir melalui aklamasi merupakan kado terindah partai Golkar yang merayakan HUT ke-55 pada Oktober 2020 lalu. Ini kado terindah bagi kami di momentum HUT,” kata Sahat kepada jurnalis ketika dikonfirmasi sebelum penyelenggaraan Munas, Selasa (3/12/2019).
Sementara itu, Wakil Sekretaris DPD Golkar Jatim, Pranaya Yudha, mundurnya Bamsoet berusaha menunjukkan sikap kenegarawan dengan lebih mementingkan Golkar dibandingkan ambisi pribadi.
Sebab kata Yudha, Keutuhan dan stabilitas Golkar, berkorelasi lurus dengan keutuhan dan stabilitas pemerintahan.
“Mundurnya Bamsoet, menunjukkan kenegaraawan. Beliau lebih mementingkan kondusifitas negara,” katanya kepada wartawan di arena Munas Golkar.
Menurutnya, keutuhan dan kondisiftas Golkar berhubungan dengan kondusifitas negara.
“Kalau Golkar kondusif, DPR RI hingga kabupaten/kota juga kondusif,” kata Yudha yang juga Anggota DPRD Jatim ini.
Dengan terjaganya stabilitas Dewan, maka kata anggota DPRD Jatim Fraksi Golkar ini, pemerintah pun juga akan kondusif.
“Pemerintah pusat hingga pemerintah kabupaten akan kondusif. Golkar akan selalu berkomitmen untuk bekerjasama dengan pemerintah agar kesejahteraan rakyat dapat terus ditingkatkan,” ungkapnya.
Pria yang juga ketua AMPI Jatim ini, menambahkan pihaknya optimistis keputusan mundurnya Bamsoed ini akan membuat Munas berakhir aklamasi. Apalagi, mundurnya Bamsoet disebut menjadi persaingan menuju Golkar 1 tertutup.
“Kami optimis, (pemilihan ketua umum) berlangsung aklamasi,” umgkapnya.
Terkait 7 calon lainnya yang masih maju menyaingi Airlangga Hartarto, Yudha mengatakan semua punya hak untuk maju, namun dalam tata tertib maupun aturan harus didukung 30 persen dan dibuktikan dengan syarat surat dukungan.
“Kalau melihat itu, tidak ada yang bisa memenuhi kecuali Pak Airlangga. Sehingga, kami optimistis aklamasi, Pak Airlangga ketua Umum Golkar,” pungkasnya. [geh]

Tags: