BAN S/M Minta Sekolah Tuntaskan Akreditasi

foto ilustrasi

Untuk Sekolah Baru, Tidak Terakreditasi dan Akreditasi C
Surabaya, Bhirawa
Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M) Provinsi Jawa Timur imbau sekolah baru tuntaskan akreditasi tahun ini. Sementara bagi sekolah yang tidak terakreditasi dan masih memperoleh akreditasi C maksimal dua tahun yang lalu, diharapkan untuk melakukan re-akreditasi.
Diungkapkan Sekretaris BAN S/M Jatim Muji Raharjo jika hal itu sesuai dengan kebijakan BAN S/M tahun 2018. Kendati bagi sekolah baru tahapan akreditasi dinilai terlalu cepat, namun hal itu perlu dilakukan segera.
“Jadi tahun ini kami juga fokus pada penuntasan untuk akreditasi sekolah yang belum mengikuti akreditasi, tak terakreditasi dan akreditasi dengan status masih C,”ungkap dia.
Dari data yang diperoleh, Muji menjelaskan ada sebanyak 200 sekolah baru dari lembaga negeri/swasta untuk semua jenjang yang akan mengikuti proses akreditasi. Sementara bagi yang tidak terakreditasi sebanyak 65 sekolah dari jenjang SD, MI,SMP,MTs, dan SMA. Sedangkan sekolah dengan akreditasi C berjumlah 899. Dengan jenjang SD perolehan terbanyak yaitu 369. Diikuti MI (244), SMP (121), MTs (65), SMA (49) dan MA (51).
“Meskipun jenjang SD juga paling banyak terakreditasi A dengan 535 lembaga, tapi jenjang ini juga memperoleh akreditasi C terbanyak,” tutur dia.
Dari hasil visitasi, sambung Muji, untuk lembaga yang masih terakreditasi C pihaknya menekankan untuk terus berupaya dalam melakukan perbaikan. Hal ini karena, beberapa standart yang mendukung proses akreditasi masihmenjadi persoalan yang kerap ditemui. Seperti sarana prasarana, standart ketenagaan dan standart isi dan proses. “Paling rendah ada di standart ketenagaan yang meliputi tenaga pendidik dan kependidikan, tenaga laboran, pustakawan. Di samping kekurangan guru. selain itu persoalan sarana prasarana,” ujar dia.
Sedangkan untuk sarana prasarana yang meliputi sarana pendukung pembelajaran seperti alat-alat laboratorium, buku perpustakaan juga menjadi penilain penting yang justru kurang dipahami oleh pihak sekolah. “Yang sulit kan memang sarpras (sarana pasarana). Apalagi banyak gedung sekolah yang belum memenuhi sarat. Nah untuk sekolah negeri ini seharusnya pemerintah juga memperhatikan itu dan menyiapkan semuanya. Sedangkan untuk yayasan ya harus mengembangkan itu untuk kualitas pendidikan. karena infrastruktur sekolah ini jadi catatan bersama,” jelas dia.
Meskipun begitu, capaian akreditasi di Jatim tahun ini, dinilai Muji meningkat dibandingkan tahun 2017, yang hanya mencapai 9600 lembaga. Sedangkan tahun ini pihaknya mencapai 10.173 lembaga.
“Ini untuk quality insurrance. Penjaminan mutu eksternal. Sekaligus kelayakan pelayanan bagi masyarakat. Harusnya di tahun ini ada 14.345 lembaga yang terakreditasi. Tapi kita hanya mendapat kuota 10 ribu,” sambung dia. Khusus akreditasi SMK, BAN-S/M pusat menetapkan kebijakan baru pada tahun ini. Yakni, akreditasi tidak lagi dilakukan untuk tiap-tiap jurusan atau program keahlian. Melainkan beralih ke satuan pendidikan. Langkah itu diharapkan menjadi solusi atas penuntasan akreditasi SMK. “Akreditasi SMK masuk gelombang tambahan. Rencana pleno Desember nanti,” pungkas dia. [ina]

Tags: