Pengoperasian Bandara Bawean Tunggu Hasil Verifikasi

Bandara Udara BaweanTerancam Tak Bisa Beroperasi Saat Lebaran
Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemprov Jatim harap-harap cemas menunggu proses verifikasi Bandara Perintis Bawean dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sebab belum selesainya verifikasi ini mengancam tidak bisa beroperasi saat mudik Lebaran 2015 nanti.
Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub dan LLAJ) Provinsi Jatim Dr Ir Wahid Wahyudi MT mengaku, tidak mengetahui secara pasti penyebab belum turunnya hasil verifikasi. Pihaknya memilih menunggu dari Kemenhub sambil terus pro aktif menanyakan hasil verifikasi tersebut.
“Kita selalu tanyakan, tapi jawabannya masih proses. Jika saat musim mudik Lebaran nanti masih belum bisa beroperasi, tentunya menjadi sebuah kerugian. Karena bandara ini sudah ditunggu masyarakat, khususnya warga setempat yang berniat pulang ke kampung halaman,” kata Wahid dikonfirmasi, Selasa (2/6).
Wahid berharap, proses verifikasi segera selesai dalam waktu dekat dan sebelum arus mudik dan balik Lebaran bisa digunakan, seperti bandara perintis lainnya yaitu Bandara Trunojoyo di Sumenep. “Kalau proses selesai cepat, mungkin sepekan kemudian sudah bisa diresmikan dan dioperasikan,” ungkapnya.
Menurut dia, di Bandara Bawean akan dipergunakan pesawat jenis Grand Caravan Susi Air yang berangkat dari Bawean ke Surabaya dan sebaliknya sebanyak dua kali dalam seminggu. Sedangkan tarif pesawat yang bisa mengangkut 12 orang itu diperkirakan sebesar Rp 249 ribu.
Sementara itu, salah seorang Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ahmad Nawardi berharap Bandara Bawean dapat segera beroperasi sebelum arus mudik dan balik Lebaran 2015. “Musim arus mudik dan balik membutuhkan moda transportasi memadai, khususnya penerbangan perintis. Bandara Bawean harus segera beroperasi,” ujarnya.
Nawardi mengatakan, belum beroperasinya bandara perintis ini akan segera dicari permasalahannya. “Saya juga baru tahu dari media terkait informasi ini. Terus terang, saya kira sudah diresmikan sekalian dengan Bandara Trunojoyo. Saya akan mencari tahu alasannya,” kata mantan anggota DPRD Jatim ini.
Selaku pimpinan Komite II DPD RI, pihaknya dalam waktu dekat akan berkoordinasi dan menanyakan langsung ke Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub terkait verifikasi persoalan yang ada di Bandara Bawean. “Kalau ada masalah, harus disampaikan agar segera dibenahi,” tegasnya.
Menurut dia, penggunaan Bandara Bawean sangat mendesak karena dipastikan masyarakat yang menuju ke sana tidak sedikit, khususnya saat musim arus mudik dan balik Lebaran. Setiap tahunnya masyarakat yang akan ke Bawean harus antre dan berdesakan di dalam kapal. Namun dengan adanya bandara perintis, bisa memperlancar dan membuat masyarakat memilih.
“Wisata alamnya di sana juga sangat luar biasa. Saya kira, tidak hanya untuk arus mudik saja, tapi ke depannya moda transportasi pesawat di Bawean akan sangat berkembang karena banyak wisatawan berkunjung. Imbasnya, perekonomian warga setempat terangkat,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Dishub Kabupaten Gresik Andy Hendra Wijaya mengatakan, saat ini proses izin analisa dampak lingkungan (Amdal) yang sempat menjadi kendala sudah dilakukan dan memerlukan rekomendasi dari BLH (Badan Lingkungan Hidup) Provinsi Jatim.
Sedangkan, terkait masalah jalur landasan bandara sepanjang 900 meter, ia mengaku sudah dilakukan perbaikan dan siap digunakan, namun juga masih mengalami sedikit kendala pada rencana induk pengembangan. Kendati demikian, ia optimistis peresmian sekaligus pengoperasian penerbangan perdana di Bandara Bawean terealisasi pada Juni 2015. [iib]

Tags: